Peluang dan Pentingnya Nutrigenomik di Bidang Peternakan

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Sumber: Madrasah Digital

Potensi usaha peternakan di Indonesia sangat besar. Permintaan hasil produksi peternakan yang terus meningkat menjadi salah satu faktor pendukung peternakan di Indonesia. Upaya perbaikan terhadap hasil peternakan pun terus dilakukan, salah satunya melalui perbaikan nutrisi dalam pakan. Hal ini dikarenakan nutrisi mampu berinteraksi dan mempengaruhi jalur molekuler sehingga menghasilkan perbedaan performance production, atau disease resistance. Nutrigenomik dan nutrigenetika adalah pendekatan penelitian baru. Dari perspektif nutrigenomik, nutrient adalah sinyal diet yang dideteksi oleh sistem sensor seluler yang mempengaruhi ekspresi gen dan protein serta menghasilkan metabolit yang disebut “dietary signatures”.

Nutrigenomik adalah pengertian apresiatif yang memungkinkan para profesional di bidangnya untuk mengetahui bagaimana nutrisi menentukan ekspresi genetik individu. Ilmu nutrigenomik membantu dalam mengidentifikasi nutrisi penting seperti asam amino, enzim pencernaan, hormon, dll yang dapat disintesis pada hewan. Secara umum, nutrigenomik dapat menjembatani kesenjangan antara profil genetik dan pakan untuk efisiensi konversi yang lebih baik dalam produksi dan produktivitas ternak.

Studi dan penelitian pakan dan nutrisi hewan konvensional sebagian besar masih berfokus pada koreksi defisiensi, hubungan nutrisi hewan, dan respons hewan terhadap pakan atau nutrisi tertentu. Menurut jurnal Nutrigenomics in Livestock (2020)yang dipublikasikan dalam Journal of Applied Genetics pada laman Springer oleh peneliti dari Polandia, melaporkan bahwa studi analisis ekspresi gen dalam menanggapi aturan diet dilakukan karena perubahan parameter biokimia tergantung pada transkrip gen tertentu. Dengan demikian, eksperimen seperti itu pada sapi potong umumnya berkonsentrasi untuk mendapatkan profil asam lemak yang ideal dalam jaringan otot, sedangkan pada breed sapi perah, hasil dan komposisi susu adalah fitur terpenting yang dapat dimodulasi oleh nutrisi spesifik.

Kualitas daging sangat penting dalam produksi babi, begitu banyak aditif pakan alami yang berasal dari tumbuhan tersedia. Seperti pada babi, kesehatan hewan sangat penting pada unggas, sehingga suplemen seperti vitamin, asam amino, dan prebiotik digunakan untuk mempengaruhi transkripsi gen yang berperan dalam fungsi sistem kekebalan yang benar. Oleh karena itu, memahami pengetahuan terkini tentang nutrigenomik membantu proses nutrisi hewan ternak untuk pemanfaatan teknologi yang efisien.

Melalui penelitian molekuler dan nutrisi yang berbeda terdapat beberapa faktor termasuk lingkungan yang berhubungan dengan kesehatan hewan. Untuk mengevaluasi interaksi antara diet dan gen, teknik DNA microarray dan Real-time Polymerase Chain Reaction (PCR) dan sekuensing DNA dapat diterapkan. Interaksi antara diet dan gen dapat dievaluasi melalui teknik DNA microarray dan kuantitatif real-time polymerase chain reaction (PCR). Saat ini, teknologi microarray atau chip DNA dalam penelitian nutrigenomik memungkinkan untuk menyaring sejumlah besar gen dan memberikan gambaran yang komprehensif tentang variasi pola ekspresi gen.

Penerapan nutrigenomik memiliki beberapa keunggulan dalam nutrisi hewan antara lain efisiensi pakan, perbaikan hasil ternak, efisiensi reproduksi dan peningkatan sistem kekebalan. Dari sudut pandang praktis, studi ekspresi gen memungkinkan identifikasi jalur dan gen kandidat yang bertanggung jawab atas sifat-sifat yang penting secara ekonomi. Manipulasi diet dalam pakan ternak dan strategi nutrisi adalah alat utama untuk mempengaruhi produksi ternak.

Pada industri peternakan di Indonesia, teknologi microarray ditinjau sebagai alat nutrigenomic yang potensial, yang dari segi ekonomi dinilai menguntungkan karena dapat meningkatkan mutu dan keamanan pangan pada hasil industri peternakan. Selain itu, nutrisi berbasis genomik dapat menentukan diet yang sesuai, yang mungkin dapat mengubah kerentanan terhadap penyakit dan meningkatkan potensi kesehatan. Namun, untuk penerapan pada peternakan rakyat di Indonesia menimbulkan tantangan yang besar dari segi biaya/materi dan sumber daya manusia.

Penulis: Dynda Febriana Arumdani, Mahasiswa Magister Agribisnis Veteriner FKH UNAIR

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp