Manfaat Lalat Black Soldier Flies (Hermetia illucens Linnaeus) pada Peternakan Ayam Pedaging

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Sumber: Sukabumi Update

Dalam industri produksi ayam broiler, lebih dari 70% biaya yang dikeluarkan adalah untuk pakan. Sumber protein adalah bahan yang paling mahal dalam diet ini. Oleh karena itu, setiap penurunan harga sumber protein yang digunakan pada akhirnya akan dibawa ke seluruh rantai pasokan secara signifikan. Lalat tentara hitam telah terbukti menjadi alternatif sumber protein yang sangat menjanjikan yang mengandung faktor anti gizi, serta tepung ikan yang semakin tidak tersedia dan juga mahal. Tujuan dari industri broiler adalah untuk mencapai bobot hidup yang lebih berat dalam waktu yang sesingkat mungkin, yang memerlukan peningkatan rasio konversi pakan.

Kinerja pertumbuhan yang unggul akan membutuhkan asupan yang lebih tinggi secepat mungkin setelah penetasan. Pada gilirannya, memungkinkan keuntungan harian rata-rata yang lebih tinggi selama seluruh periode pertumbuhan. Perkembangan, kesehatan dan potensi pertumbuhan akhir unggas tidak hanya bergantung pada komponen protein dari makanan, tetapi lebih khusus lagi kandungan asam amino dan rasio dari prote in spesifik yang ada. Kualitas protein ditentukan oleh rasio asam amino protein, dan di bawah definisi ini BSFL telah diklasifikasikan sebagai protein berkualitas baik.

Permasalahan sampah secara global masih belum dapat terselesaikan dengan baik sampai saat ini. Penyumbang terbesar sampah berupa sampah organik dimana dari seluruh sampah yang dihasilkan kurang lebih 60% merupakan sampah organik. Selain itu juga limbah dari hasil pertanian juga perlu mendapat perhatian. Masalah utama yang dihadapi dalam menangani sampah tersebut pada negara berkembang adalah proses pengumpulan dan pengolahan yang seringkali hanya mencakup 50-70% dari total penduduk daerah pemukiman. Penampungan sampah umumnya bersifat terbuka sehingga memungkinkan penyebaran penyakit dan senyawa kimia pada lingkungan.

Metoda yang umum dikembangkan dalam mengatasi permasalahan sampah organik adalah pembuatan kompos, akan tetapi pasar bagi produk yang dihasilkan dari proses composting terbatas dan seringkali kebutuhan total terlalu kecil secara ekonomis. Untuk itu perlu ada alternatif lain yang dapat dilakukan untuk mengelola sampah organik yaitu dengan menggunakan pendekatan biokonversi.

Biokonversi, atau juga dikenal dengan istilah biotransformasi, merupakan suatu proses menggunakan organisme hidup, umumnya mikroorganisme, untuk melakukan suatu proses kimia yang bila dilakukan menggunakan metoda non biologis membutuhkan biaya atau energi sangat besar bahkan tidak dapat dilakukan. Beberapa jenis organisme yang tadinya dianggap tidak berperan bagi manusia, ternyata dapat digunakan sebagai agen biokonversi.

Salah satu agen konversi yang masih belum banyak dimanfaatkan dan sangat berpotensi adalah Hermetia illucens (Diptera: Stratiomyidae) atau Lalat tentara hitam (Black Soldier Fly). H. illucens merupakan organisme serangga penting di alam terutama terkait perannya sebagai serangga dekomposer berbagai sampah organik. Proses biokonversi sampah organik dapat terjadi karena larva H. illucens diketahui memiliki enzim pada kelanjar saliva dan ususnya yang dapat menghidrolisis gula kompleks (oligosakarida), βgalactosidase yang menguraikan laktosa menjadi galaktosa dan glukosa.

BSF adalah lalat dipteran dari keluarga Stratiomyidae, dapat ditemukan di seluruh dunia. Pada larva BSF banyak mengandung sumber protein yang bisa dimanfaatkan untuk pakan ternak. Siklus hidup lalat BSF memiliki lima stadium. Lima stadium tersebut yaitu fase dewasa, fase telur, fase prepupa, fase pupa dan fase serangga. Dari kelima stadium tersebut stadium prepupa sering digunakan sebagai pakan ternak. Selain itu, keuntungan lain dari BSF adalah nilai potensial prepupae tersebut. Prepupae mengandung tinggi protein dan lemak konsentrasi, masing-masing 42-45% dan 31-35%.

Adanya potensi larva H. illucens yang kaya akan protein tersebut sangat memungkinkan untuk dijadikan sebagai bahan pakan ternak, mengingat harga pakan ayam broiler komersial saat ini yang sangat mahal disebabkan adanya peningkatan harga bahan baku utama yang sebagian besar diperoleh dengan cara impor. Untuk menekan harga pakan ternak maka perlu dicari alternatif pengganti sumber bahan baku pakan dengan bahan lain yang lebih murah dan mudah untuk diperoleh. Maggot H. illucens mampu menggantikan pelet sebagai pakan ternak alternatif. Selain kandungan gizinya yang tinggi, larva H. illucens juga ramah lingkungan karena tidak mengandung bahan pengawet dalam pembiakannya. Maggot yang diproduksi dari hasil biokonversi berbagai sampah organik diharapkan dapat menjadi pengganti bahan baku u tama pakan ternak yang berkualitas sekaligus menjadi solusi atas permasalahan sampah selama ini.

Penulis : Achmad Zulkarnain, S2 Agribisnis Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp