Daun Kelor sebagai Sumber Antioksidan Menghindari Penurunan Kualitas Sperma pada Iklim yang Semakin Panas

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Sumber: Dreamcoid

Era modern ini suhu di dunia khususnya Indonesia, mengalami pemanasan global. Fenomena pemanasan global tersebut dikarenakan emisi gas rumah kaca akibat siklus karbon dan respon iklim. Suhu udara rata-rata tahunan mengalami peningkatan mencapai 0,10C per tahun. Suhu udara yang semakin panas dapat mempengaruhi suhu tubuh dimana hal tersebut dapat menyebabkan stres oksidatif yaitu kondisi ketidakseimbangan antara produksi radikal bebas yang lebih tinggi dibandingkan antioksidan.

Radikal bebas adalah molekul yang terbentuk pada saat senyawa kehilangan elektron yang nantinya menjadi tidak stabil dan juga merupakan produk alamiah hasil metabolisme sel. Makhluk hidup secara alami memiliki sistem pertahanan alami terhadap radikal bebas, yaitu antioksidan endogen yang terdiri atas enzim yang disintesis oleh tubuh seperti superoksida dismutase (SOD), katalase, dan glutation peroksidase. Antioksidan yang tidak dapat mengimbangi radikal bebas, maka sistem reproduksinya akan terganggu.

Enzim-enzim yang berfungsi sebagai antioksidan endogen tidak cukup untuk mengatasi radikal bebas, oleh karena itu dibutuhkan antioksidan eksogen (berasal dari bahan pangan yang dikonsumsi) dalam jumlah lebih guna menetralisir kelebihan radikal bebas. Antioksidan terlibat dalam pengikatan radikal bebas dengan cara mendonorkan atom hidrogen atau proton kepada kepada senyawa radikal bebas, sehingga rantai bebas pada radikal bebas dapat berikatan. Pemberian paparan suhu panas dapat menyebabkan penurunan kualitas spermatozoa karena pada proses spermatogenesis, suhu merupakan faktor yang berpengaruh terhadap proses tersebut.

Daun kelor dapat memberikan efek perlindungan dengan mengambil radikal bebas yang memberikan efek kerusakan oksidatif yang disebabkan oleh radikal bebas. Daun kelor merupakan tanaman yang memiliki nutrisi tinggi dan sumber antioksidan penting bagi kesehatan. Ekstrak daun kelor menghasilkan flavonoid (antioksidan) yang tinggi.

Proses spermatogenesis terjaga oleh ekstrak daun kelor dan hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Santos et al. (2012) menyatakan, bahwa kandungan dari daun kelor yang kaya akan antioksidan   dapat menjaga proses spermatogenesis. (*)

Penulis : Nur Hidayat, Mahasiswa Program Magister Biologi Reproduksi Universitas Airlangga

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp