Vasodilatasi yang Dimediasi Peningkatan Aliran Arteri Brakhialis Merupakan Prediksi Kompleksitas Penyakit Jantung Koroner

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto by Pontianak Post

Telah diketahui banyak faktor-faktor risiko koroner yang diketemukan, tetapi sampai sekarang masih sulit untuk meperkirakan bagaimana faktor-faktor tersebut mempengaruhi disfungsi endotel dan timbulnya penyakit jantung koroner. Pada keadaan normal dengan adanya peningkatan aliran darah akan diikuti vasodilatasi (pelebaran) pembuluh darah arteri. Pada arteria koroner bisa menerima sampai 2-3 x normal, pada arteria pulmonalis bahkan dapat menerima aliran darah sampai 4-6 x normal. Proses atherosklerosis dimulai dengan penumpukan lemak didinding pembuluh darah arteri. Adanya penumpukan lemak pada dinding arteri, mengakibatkan kemampuan pembuluh darah arteri untuk vasodilatasi karena meningkatnya aliran tersebut berkurang. Pada perubahan selanjutnya timbul jaringan ikat (fibrosis) yang menyebabkan pembuluh darah arteri menjadi lebih kaku. Pada tahap lanjut terdapat pengapuran (kalsifikasi), sehinga pembuluh darah arteri makin kaku. Adanya penimbulan lemak dengan sel-sel darah putih (makrofag) dan adanya jaringan ikat (fibrosis) pada tahap selanjunya dan pengapuran (kalsifikasi) pada tahap lanjut di dinding pembuluh darah arteri disebut atheroma.

Pada penelitian ini diteliti hubungan vasodilatasi yang dimediasi oleh aliran darah arteri brakhial (FMD = Flow-mediated-dilatation) dengan kompleksitas penyakit jantung koroner yang dinilai dengan skor SYNTAX. Skor SYNTAX dinilai dari umur, kelamin, ada tidaknya diabetes, merokok, hipertensi, dislipidemia, fakktor keturunan dari riwayat keluarga, skor framingham, diagnosis pra-kateterisasi dan diagnosis pasca kateterisasi koroner.

Penelitian dengan metode potong lintang dengan purposive sampling, menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif yang kuat antara FMD dengan Skor SYNTAX yang secara statistik sangat bermakna (r = – 0.787, p < 0.0001). Makin kompleks penyakit jantung koroner makin berkurang respon vasodilatasi yang dimediasi peningkatan aliran darah arteri brakhialis atau dengan kata lain arteri brakhialisi menjadi makin kaku.

Prof. Dr. Budi Susetyo Pikir, dr., Sp.PD., Sp.JP-K., FIHA

Sumber: Sakulat, W.Pikir, B.S.Mulia, E.P.B.A’yun, M.Q. Brachial flow-mediated vasodilatation in predicting the complexity of coronary artery disease. Cor et Vasa, 2021, 63(3), pp. 318–323.

http://e-coretvasa.cz/pdfs/cor/2021/03/04.pdf

https://www.scimagojr.com/journalsearch.php?q=23096&tip=sid&clean=0

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp