Awas Virus Corona pada Hewan

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin

SARS COV-2 masih terus bermutasi dan masih menghantui rakyat Indonesia. Meskipun melihat angka statistik yang cenderung menurun bukan alasan untuk membuka masker dan menganggap pandemi ini telah selesai dan tetap waspada dengan sumber virus dari mana saja. COVID-19 (Coronavirus Disease 2019) adalah penyakit disebabkan oleh SARS COV-2 yang berasal dari famili coronaviridae. Family coronaviridae dikelompokkan menjadi alpha coronavirus dan betacoronavirus yang dapat menyerang mamalia, gamma coronavirus yang dapat menyerang unggas, dan delta coronavirus yang menyerang beberapa mamalia dan unggas (Woo et al., 2012). Pengelompokkan ini berdasarkan taksonominya dimana berbeda dengan pengelompokkan dari WHO mengenai coronavirus yang sedang menjadi pandemi saat ini.

Virus Corona pada Hewan Kesayangan

Pada hewan kesayangan, virus corona dapat menyebabkan penyakit seperti Feline Infectious Peritonitis yang membuat kucing mengalami pembesaran pada perut diikuti dengan diare dan bisa berakhir dengan kematian. Penyakit ini bersifat mematikan, dapat menyerang semua jenis kucing pada semua umur, dan kasusnya dilaporkan di seluruh dunia. Penyakit ini disebabkan oleh Feline coronavirus (FCoV) akan tetapi virus corona ini tidak menular ke manusia. 

Virus corona pada anjing dapat menyebabkan gangguan pada pencernaan yang disebabkan oleh Canine Coronavirus (CCoV). Virus ini biasanya menginfeksi anjing yang masih muda dan sering kali menyebabkan kematian pada anjing tersebut. Virus yang mirip dengan struktur Canine Coronavirus pernah terdeteksi pada 8 orang di Malaysia dengan gejala klinis pneumonia tetapi belum jelas apakah CCoV yang menyebabkan gejala klinis tersebut atau virus lainnya. 

Pada bidang perunggasan juga terdapat penyakit yang disebabkan virus corona yaitu Avian infectious bronchitisvirus (AIBV) yang dapat menyebabkan gangguan pada pernafasan, produksi telur, ginjal, dan saluran pencernaan. Tidak ada laporan virus ini menular ke manusia.

Apakah COVID-19 zoonosis?

Klasifikasi COVID-19 menjadi penyakit zoonosis masih menjadi perdebatan dikarenakan belum ditemukannya reservoir hewan untuk SARS COV-2 sehingga masih perlu dikaji dan diteliti lebih lanjut mengenai hal ini. Salah satu yang cara transmisi virus yaitu human to human, animal to human, human to animal, dan animal to animal. Dilaporkan dari BBC bahwa ilmuwan di Skotlandia mengidentifikasi dua kasus COVID-19 pada kucing yang diduga ditularkan oleh pemiliknya yang positif. Hal ini menjadi salah satu temuan yang penting dan dapat menjadi alasan akan potensi COVID-19 yang dapat ditularkan dari Hewan ke Manusia. Oleh karena itu, protokol kesehatan yang baik harus terus dijalankan dan penelitian yang berkelanjutan demi menekan potensi penularan virus harus tetap diperhatikan untuk menekan mutasi virus menjadi lebih ganas. 

Virus dapat menyerang suatu individu apabila terdapat reseptor yang cocok pada tubuh individu tersebut. Sehingga tidak semua virus pada hewan dapat menular ke manusia dan begitupun sebaliknya sehingga hal ini menjadi alasan untuk tidak cemas akan virus-virus yang beredar. Akan tetapi kita harus mengetahui bahwa virus dapat bermutasi akibat penularan yang terus menerus terjadi yang dapat menghasilkan virus varian baru yang berpotensi menular antar spesies yang berbeda.

Penulis: Daffa Amanul Mahdi

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp