IKA UNAIR Chapter US Ajak Masyarakat Kenali Potensi dan Tantangan UMKM Tembus Pasar Amerika

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
"Peluang dan Tantangan Ekspor Produk UMKM Indonesia ke Pasar Amerika Serikat” Minggu (30/12/2021) (Foto: SS Zoom)

UNAIR NEWS – Ikatan Alumni Universitas Airlangga (IKA UNAIR) Chapter US dan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Amerika Serikat menyelenggarakan webinar bertajuk “Peluang dan Tantangan Ekspor Produk UMKM Indonesia ke Pasar Amerika Serikat” pada Minggu (30/12/2021).  Webinar yang disiarkan melalui zoom meeting tersebut, ajak masyarakat kenali potensi dan tantangan UMKM dalam memasuki pasar Amerika Serikat pada tahun 2022.

Dalam sambutannya, Rosan Perkasa Roeslani selaku Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat (AS) menyampaikan, UMKM merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia, tetapi hingga saat ini kontribusi pada ekspor cukup rendah yaitu, sekitar 13-14%. Ia menambahkan, pada tahun 2021, pasar di AS secara perdagangan mengalami peningkatan hingga $13,4 M. Sejauh ini angka tersebut merupakan angka tertinggi.

“Total perdagangan Indonesia kurang lebih $30 miliar. Harapannya, di tahun 2024 akan mencapai $60 M dollar. Tentunya, semua dapat dilaksanakan apabila terjalin kerjasama antara semua pihak. Kami dari KBRI siap memfasilitasi UMKM, sehingga perannya akan terus meningkat,” tuturnya.

Ia menambahkan, dalam mendorong perdagangan dan investasi, Kementerian Luar Negeri membuat sebuah program bernama “INA Access”. Dengan program tersebut, diharapkan masyarakat dapat mendalami pasar-pasar yang ada.

Adik Dwi Putranto selaku Ketua Kamar Dagang Industri (KADIN) Jawa Timur (Jatim) menuturkan, trend pertumbuhan ekspor Indonesia ke AS terus meningkat sejak tahun 2016. Hal tersebut membuat AS  menjadi negara tujuan ekspor terbesar kedua setelah China.

“Perang dagang AS dengan China yang menyebabkan terhambatnya produk ekspor China masuk ke Indonesia memberikan peluang bagi produk ekspor Indonesia masuk ke pasar AS tersebut. Ditambah dengan perpanjangan pembebasan tarif bea masuk kepada Indonesia, fasilitas tersebut membuka jalan bagi UMKM Indonesia masuk ke AS,” jelasnya.

Ketua KADIN Jatim itu menambahkan, produk fashion Indonesia meliputi, pakaian jadi, perhiasan, sepatu, dan tas menjadi salah satu produk yang diandalkan oleh Indonesia. Tidak hanya itu, furniture, makanan, dan minuman juga dipercaya dapat bersaing di pasar AS.

“Mahalnya biaya pengiriman ke AS menjadi salah satu tantangan ekspor produk UMKM ke pasar AS. Selain itu, tingginya standar kualitas dan regulasi barang impor di Amerika menjadi hambatan lain bagi para pelaku UMKM. Kita (Kadin, red) tengah mengusahakan percepatan perizinan, khususnya makanan dan minuman dari dalam negeri sendiri, sehingga dapat mempersingkat waktu perizinan mutu berstandar FDA (Food and Drug Administration),” tambahnya.

Lemahnya manajemen dan SDM, serta inkonsistensi kualitas, kapasitas, dan kontinuitas produk UMKM juga menjadi tantangan besar ekspor UMKM. Dalam menangani hal tersebut, Adik menyampaikan, Kadin Jatim memfasilitasi para pelaku UMKM dengan membuat Kadin Institute sebagai tempat pelatihan, pembinaan, dan pendampingan untuk UMKM sebagai penunjang pengembangan ekspor.

“Selain itu, Kadin Jatim juga menyiapkan Export Center Surabaya dan Kantor Diaspora Business Center yang menjadi wadah kerjasama dalam membantu UMKM Indonesia masuk pasar Amerika. Kami mengharapkan, hal tersebut dapat terus membantu peningkatan ekspor, khususnya ke AS,” tutupnya.(*)

Penulis: Alysa Intan Santika

Editor: Nuri Hermawan

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp