Pakar FST UNAIR Temukan Potensi Jamur Bakau yang Dapat Melarutkan Fosfat sebagai Calon Pupuk Hayati

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto by Merdeka com

UNAIR NEWS – Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki keanekaragaman hayati dan kawasan hutan mangrove yang sangat luas. Salah satu kota di wilayah pesisir Jawa Timur, yang sering disebut Daerah Pantura (Pantai Utara), yaitu Tuban.  Kabupaten yang memiliki panjang pantai ± 65 km (Ika, 2016) ini merupakan tempat keberadaan Mangrove Center Tuban (MCT). Kawasan mangrove merupakan ekosistem yang sangat menarik untuk dieksplorasi. Karena di daerah mangrove hidup berbagai organisme, termasuk mikroba yang sangat potensial dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan. 

Pakar FST UNAIR, Dr. Fatimah, S.Si., M.Kes. mengungkapkan bahwa mikroorganisme mikroskopis termasuk bakteri, jamur, dan actinomycetes, yang berkontribusi pada proses siklus nutrisi banyak ditemukan di ekosistem mangrove. Salah satu habitat utama mikroba yang penting adalah tanah dan salah satu elemen penting dalam tanah yang digunakan untuk pertumbuhan tanaman adalah fosfat yang tersedia.

“Sebenarnya, ketersediaan fosfat di dalam tanah cukup melimpah, namun sebagian besar (95-99%) tidak dapat dimanfaatkan oleh tanaman karena sifatnya yang tidak larut. Namun mikroorganisme yang melarutkan fosfat mampu melepaskan fosfat melalui sekresi asam organik sehingga dapat dimanfaatkan oleh tanaman,” ungkapnya.

Salah satu mikroorganisme, sambung Fatimah, yang mampu melarutkan fosfor adalah golongan jamur. Jamur yang digunakan sebagai agen pelarut fosfor, terdiri dari beberapa genus seperti Aspergillus, Penicillium, Mucor, Fusarium, dan Candida. Dr. Fatimah, S.Si., M.Kes. melalui penelitiannya melakukan riset mengenai kapang yang berpotensi dapat melarutkan Fosfat dari rizosfer Mangrove Center Tuban untuk calon pupuk hayati.

“Eksplorasi kapang potensial yang dapat melarutkan phospat sangat menjanjikan untuk dilakukan. Untuk itu penelitian yang telah dilakukan oleh tim biologi Universitas Airlangga telah berhasil mendapatkan isolat kapang yang potensial untuk dikembangkan sebagai penyusun formula biofertilizer (pupuk hayati),” jelasnya.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan sejumlah 33 isolat kapang pelarut fosfat telah berhasil diisolasi, dikarakterisasi dan diidentifikasi hingga tingkat genus. Kapang yang telah diperoleh tersebut kemudian diuji kemampuannya dalam menghasilkan enzim-enzim hidrolisis. 

“Penelitian ini berhasil mendapatkan 60 isolat termasuk 33 isolat yang berpotensi melarutkan fosfat dari tanah rizosfer di Mangrove Center Tuban, Jawa Timur. Tiga isolat dengan indeks aktivitas tertinggi adalah isolat Aspergillus sp, dan Penicillium sp.,” tutupnya.

Penulis : Ananda Wildhan Wahyu Pratama

Editor : Nuri Hermawan

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp