Kultur Kalus Tanaman Cabe Jawa

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto oleh tofgardens.in

Piper retrofractum atau yang biasa dikenal dengan cabe jawamerupakan salah satu jenis tanaman obat Indonesia yang cukup banyak dikenal oleh masyarakat. Sentra produksi Piper retrofractum Vahl. tersebar pada beberapa daerah di Indonesia seperti Madura, Sumatera, dan Sulawesi.  Salah satu potensi tanaman ini adalah untuk menangani infertilitas pria. Selain itu juga memiliki efek stimulan terhadap sel-sel dalam meningkatkan stamina tubuh. Pemanfaatan cabe jawa  secara tradisonal oleh masyarakat yaitu sebagai ramuan jamu untuk menghangat tubuh, meningkatkan stamina serta meluruhkan menstruasi. Beberapa senyawa kimia yang terkandung dalam cabe jawa adalah minyak atsiri, alkaloid, piperin, saponin, flavonoid, triterpenoid, steroid serta glikosida.  Untuk mendapatkan metabolit sekunder dari cabe jawa biasanya dengan cara isolasi langsung dari daun atau buahnya. Metode ini tentu membutuhkan bahan baku yang sangat banyak.

Salah satu alternatif untuk memperoleh metabolit sekunder dari cabe jawa adalah dengan kultur kalus. Penilitian ini bertujuan untuk  mengetahui kombinasi konsentrasi ZPT 2,4-D dan BAP yang tepat untuk  induksi kalus eksplan daun  cabe jawa. Harapannya agar  hasil penelitian ini  dapat menjadi dasar pengembangan bidang farmakologi dalam  isolasi metabolit sekunder dari  kalus cabe jawa.         

Metode untuk mendapatkan biomassa kalus adalah membuat medium Murashige dan Skoog (MS), sterilisasi eksplan daun cabe jawa, penanaman eksplan dan pemanenan. Untuk membuat medium Murashige dan Skoog (MS) diperlukan unsur hara makro, mikro, myoinositol, zat besi, vitamin, sukrosa dan agar. Kemudian ke dalam medium ditambahkan zat pengatur tumbuh 2,4 D dan BAP. pH medium diatur pada kisaran 5,6-5,8 dengan menggunakan KOH 1 N atau HCl 1 N. Setiap botol kultur diisi medium ± 10 ml / botol. Botol kultur ditutup dengan alumunium foil disterilkan menggunakan autoclave pada suhu 121 ° C selama 15 menit, 1,2 atm. Sterilisasi eksplan dilakukan dengan cara  daun sirih hitam dicuci dengan deterjen, kemudian dibilas dengan air mengalir selama tiga kali. Langkah selanjutnya adalah sterilisasi dengan alkohol 70% selama 7 menit dan   chlorox 10% selama 5 menit. Daun dibilas dengan aquadest steril sebanyak tiga kali. Eksplan dimasukkan ke dalam cawan petri yang dilapisi kertas saring steril, daun dipotong-potong berukuran 1 cm2 untuk ditanam pada medium  MS.  Selanjutnya botol kultur disimpan di ruang inkubasi pada suhu 25 ° C di bawah lampu neon 20 watt.

Eksplan daun cabe jawa yang ditanam pada medium MS dengan 1.0 mg /L  2,4-D dan 1,0 mg /L BAP mampu menginduksi pertumbuhan kalus paling cepat dibandingkan dengan perlakuan  dengan rata-rata waktu 15 hari. Berat segar dan berat kering tertinggi terdapat pada perlakuan 1.0 mg /L  2,4-D dan 2,0 mg /L BAP.

Sebagian besar kalus cabe jawa menunjukkan tekstur remah/friable dan sebagian bertekstur kompak. Tekstur kalus merupakan salah satu indikator pertumbuhan kalus. Kalus dengan tekstur remah mengalami pemebelahan sel yang lebih cepat dibandingakan dengan kalus dengan tekstur kompak. Ciri-ciri sel kalus bertekstur remah yaitu adanya pemisahan antar satu sel dengan sel yang lain. Kondisi kalus yang remah menunjukkan terjadinya proliferasi massa sel kalus. Sementara pada tekstur kalus kompak memiliki sel-sel yang padat serta berikatan rapat antar sel-selnya.

Pengamatan terhadap warna kalus eksplan daun cabe jawa menunjukkan bahwa kalus yang terbentuk berwarna warna putih, putih kehijauan, dan hijau muda. Warna kalus juga dipengaruhi oleh adanya zat pengatur tumbuh dalam media kultur.  Kalus warna putih dengan pertumbuhan cepat dihasilkan oleh perlakuan 2,4-D 1,0 mg/L dan BAP 1,0 mg/L muncul pada seluruh tepi eksplan daun. Berbagai macam warna kalus yang nampak terjadi karena pigmentasi cahaya dan asal eksplan tanam. Pigmentasi dapat terjadi secara merata pada seluruh atau sebagian permukaan kalus. Hal tersebut dapat dilihat dengan adanya perbedaan warna dalam kalus pada eksplan yaitu terdapat yang putih, hijau, coklat, putih kehijauan serta putih kecoklatan . Warna putih pada kalus merupakan kalus dengan kualitas yang cukup baik.  Kalus yang berwarna putih kehijauan memiliki kandungan klorofil yang lebih sedikit dibandingkan dengan kalus berwarna hijau yang mengandung klorofil lebih tinggi. Kalus yang berwarna hijau merupakan efek dari adanya sitokinin yang berperan dalam pembentukan klorofil. 

Penulis: Dr. Junairiah, S.Si., M.Kes.

Judul: Effect of 2,4D and BAP of Callus Induction of Piper retrofractum Vahl

Link Artikel: https://rjptonline.org/

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp