Faktor Resiko Kanker Ovarium pada Berbagai Tipe Histopatologi Kanker Ovarium

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto oleh africanresearchers.org

Kanker ovarium (atau kanker indung telur) adalah tumor ganas pada alat reproduksi wanita yang sulit ditemukan gejala klinisnya pada stadium awal. Jenis kanker ini sering terdeteksi saat sudah berada pada stadium lanjut yang sulit untuk dilakukan pengobatan. Hal ini menyebabkan kanker ovarium menjadi jenis kanker alat reproduksi wanita yang paling mematikan. Keganasan pada ovarium yang dikenal sebagai kanker ovarium dapat timbul dari berbagai jenis sel yang terdapat pada ovarium. Sebagian besar (lebih dari 90%) kanker ovarium berasal dari sel epitel permukaan ovarium yang dikenal dengan sebutkan karsinoma ovarium. Sedangkan sebagian kecil dapat berasal dari sel benih yang disebut sebagai tumor sel germinativum atau dapat juga berasal dari sel stroma pada ovarium. Tentu saja penanganan kanker ovarium serta angka kesembuhan penderita kanker ovarium berbeda untuk setiap jenis kanker ovarium. Kanker ovarium yang berssal dari sel epitel permukaan juga terdiri dari berbagai macam tipe yaitu tipe serous yang menghasilkan cairan jernih, tipe mucinous yang menghasilkan bahan berlendir seperti jelly, type endometriod yang tersusun oleh sel epitel yang mirip dengan sel epitel endometrium yang melapisi rongga rahim serta tipe karsinoma sel jenih yang tersusun oleh sel tumor dengan sitoplasma jernih. Tipe – tipe kanker ovarium tersebut hanya dapat ditentukan dengan pemeriksaan mikroskopis dari bahan operasi kanker.

Terdapat beberapa faktor resiko yang diduga berperan dalam terjadinya kanker ovarium, antara lain: usia penderita, usia saat mendapatkan haid pertama, jumlah anak, pemakaian kontrasepsi hormonal, adanya riwayat keluarga serta indeks massa tubuh. Usia rata –rata penderita kanker ovarium adalah 63 tahun. Kanker ovarium pada umumnya dijumpai pada saat post menopause. Akan tetapi jenis kanker sel yang berasal dari sel benih (tumor sel germinativum) justru banyak ditemukan pada usia muda sekitar 20 tahun. Usia saat  seorang mendapatkan haid pertama kali juga merupakan faktor resiko. Seseorang yang mengalami haid pertama pada usia kurang dari 12 tahun memiliki resiko yang lebih tinggi untuk terkena kanker ovarium dibandingkan dengan mereka yang mendapatkan haid pertama pada usia yang lebih dewasa. Jumlah kelahiran anak  yang hidup merupakan faktor yang menurunkan resiko terjadinya kanker ovarium. Seorang ibu dengan jumlah anak yang lebih banyak akan memiliki resiko terjadinya kanker ovarium lebih kecil daripada seorang ibu yang memiliki satu anak atau tidak memiliki anak. Kehamilan memberikan efek protektif terhadap terjadinya kanker ovarium. Penggunaan kontrasepsi oral juga menurunkan angka kejadian kanker ovarium. Seorang ibu yang menggunakan kontrasepsi oral memiliki faktor risiko yang lebih rendah dibandingkan dengan seorang ibu yang tidak menggunakan kotrasepsi oral  Faktor risiko yang paling penting pada kanker ovarium adalah adanya riwayat kanker payudara atau ovarium di dalam keluarga. Seorang wanita dengan riwayat keluarga yang menderita kanker payudara akan meningkatkan risiko terjadinya kanker ovarium.  Adanya obesitas akan menurunkan angka harapan sembuh pada penderita kanker ovarium serta meningkatkan resiko kematian akibat kanker ovarium. Peningkatan indeks massa tubuh berhubungan dengan menurunnya angka harapan hidup penderita kanker ovarium.

Firda Azizah, Pungky Mulawardhana dan Willy Sandhika telah meneliti hubungan antara berbagai faktor resiko kanker ovarium dengan berbagai tipe histologis kanker ovarium. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa berbagai macam faktor resiko kanker ovarium dapat terjadi pada semua tipe kanker ovarium jenis karsinoma yang berasal dari sel epitel permukaan ovarium.  Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia saat haid pertama, jumlah anak serta riwayat penggunaan KB hormonal dengan tipe histopatologi kanker ovarium yang menunjukkan bahwa kanker ovarium baik tipe serous, mucinous, endometrioid maupun karsinoma sel jernih dapat menyerang seorang wanita dan tidak berhubungan dengan usia saat mendapatkan haid pertama, jumlah anak serta riwayat pemakaian KB hormonal.

Mengingat bahwa kanker ovarium dapat diderita oleh wanita usia muda maupun tua dan tidak ada korelasi antara faktor klinis dengan tipe histologis kanker ovarium maka perlu dilakukan pemeriksaan organ reproduksi wanita secara rutin untuk mendeteksi adanya kanker ovarium pada stadium dini serta pada penderita kanker ovarium perlu dilakukan pemeriksaan patologi anatomi untuk mengetahui jenis histopatologi kanker ovarium secara pasti. Jenis histopatologi kanker ovarium akan mempengaruhi sensitivitas obat kemoterapi, angka kelangsungan hidup serta perjalanan penyakit penderita.

Penulis: Dr. Willy Sandhika, dr., M.Si, SpPA(K)

Artikel ilmiah populer ini diambil dari artikel jurnal dengan judul: Association of age at menarche, parity, and hormonal contraceptive use with the histologic type of ovarian cancer dengan penulis Firda Azizah, Pungky Mulawardhana dan Willy Sandhika yang telah diterbikan oleh Majalah Obstetri & Ginekologi, Volume 29, No. 3, bulan December 2021, halaman 118 – 123.  

Link artikel jurnal: https://e-journal.unair.ac.id/MOG/article/view/26371

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp