Suplementasi Antioksidan Sebagai Salah Satu Kunci Berhasilnya Fertilisasi In Vitro

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin

Memiliki buah hati adalah impian setiap pasangan sebagai upaya untuk meneruskan keturunan. Namun sayangnya beberapa pasangan suami istri belum beruntung dan dikaruniai keturunan setelah menikah. Beberapa dari pasangan ini mengira bahwa memiliki buah hati adalah hal yang pasti terjadi setelah menikah sehingga menghadirkan perasaan kecewa dan sedih diantara keduanya. Menurut WHO, kondisi dimana pasangan yang aktif secara seksual namun belum juga mencapai kehamilan selama satu tahun disebut dengan infertilitas. Setidaknya terdapat 15% pasangan belum juga mendapatkan buah hati setelah satu tahun dan berusaha memperoleh perawatan medis untuk menyembuhkan infertilitasnya. 

Pada dasarnya infertilitas dapat menyerang baik pria maupun perempuan. Adapun faktor yang menyebabkan infertilitas dari sisi suami berupa gangguan fungsi testis, hormonal, ejakulasi maupun penyakit genetic. Sedangkan faktor yang menyebabkan infertilitas dari sisi suami berupa usia, penyakit maupun kelainan pada sistem reproduksi wanita. Selain itu lingkungan dan gaya hidup juga memainkan peran penting sebagai penyebab infertilitas. Dewasa ini polusi, racun dan gaya hidup tidak sehat menjadi hal yang akan sering kita temui dan perlu diperangi setiap hari.

Berbagai upaya diteliti untuk menyembuhkan kondisi infertilitas ini. Mulai dari pemberian obat baik secara herbal maupun kimiawi, prosedur operasi hingga teknologi reproduksi berbantu. Pemberian obat ini diantaranya adalah ramuan herbal, perangsang ovulasi dan hormone gonadotropin. Sedangkan prosedur operasi biasanya dilakukan pada salura reproduksi yang buntu baik pria maupun wanita, prosedur untuk endometriosis, sindro polikista ovarium dimana prosedur ini dilakukan secara laparoskopi. Teknologi reproduksi berbantu menjadi salah satu jalan terakhir upaya untuk dapat memperoleh keturunan. Tenologi reproduksi berbantu ini terdiri dari inseminasi maupun fertilisasi in vitro atau dikenal sebagai bayi tabung. 

Program bayi tabung merupakan salah satu prosedur yang cukup efektif untuk menciptakan kehamilan.dalam prosedur fertilisasi in vitro terdiri dari berbagai prosedur lain yang paling sering digunakan oleh obgyn dalam mengatasi infertilitas seperti in vitro fertilization dan intracytoplasmic sperm injection. Keduanya merupakan prosedur yang mempertemukan sel telur dan sel sperma diluar tubuh sehingga terjadi pembuahan dan menghasilkan embrio yang nantnya akan ditransfer menuju rahim ibunya. Prosedur ini merupakan prosedur yang panjang dan cukup memakan biaya. Dalam prakteknya banyak faktor yang juga mendukung keberhasilan prosedur ini salah satunya lingkungan laboratorium yang dibuat menyerupai lingkungan dalam tubuh sehingga sel telur maupun sel sperma dapat bertahan.

Namun walaupun telah dibuat menyerupai keadaan dalam tubuh, masih ada berbagai halangan yang dapat menyebabkan kegagalan prosedur ini seperti radikal bebas. Adapun dampak adanya radikal bebas terutama spesies oksigen reaktif atau ROS selama proses fertilisasi in vitro dapat menyebabkan kerusakan pada inti sel telur maupun sel sperma. Kerusakan pada inti sel dapat menghambat penyatuan kedua sel ini. Agar proses IVF tidak terganggu akibat radikal bebas maka beberapa peniliti menambahkan antioksidan pada media fertilisasi. 

Beberapa antioksidan yang pernah diteliti dan disuplemtasikan pada media diantranya adalah vitamin C, carnitine, resveratrol dan quercetin. Tingkat keberhasilan antioksidan dilihat dari tingkat kematangan sel telur maupun embryo yang dihasilakan menunjukan hasil yang lebih baik dibanding fertilisasi yang tidak diberi antioksidan sama sekali. Hal ini dikarenakan bahan-bahan antioksidan didefinisikan sebagai zat yang mampu menghilangkan radikal bebas berupa spesies oksigen reaktif (ROS), secara langsung atau tidak langsung, bertindak sebagai pengatur pertahanan antioksidan, atau penghambat produksi spesies reaktif.

Sistem pertahanan antioksidan berperan sebagai penangkal radikal, donor hidrogen, donor elektron, pengurai peroksida, enzim, sinergis, dan agen pengkhelat logam. Inilah yang menjadi faktor penting dalam keberhasilan fertilisasi in vitro karena sumber radikal bebas saat proses IVF dapat berasal dari mana saja dan kapan saja. Antioksidan menjaga agar radikal bebas tidak dapat merusak membran sel baik sel telur dan sel sperma sehingga inti sel tetap dalam keadaan utuh dan terjadi pembuahan dari kedua sel.

Walaupun berbagai teknologi reproduksi berbantu dapat menjadi salah satu cara efektif untuk memperoleh keturunan, tentunya faktor-faktor pendukung yang mempengaruhi keberhasilan prosedur ini perlu diperhatikan lebih teliti. Suplementasi antioksidan dapat menjadi alternatif yang mendukung keberhasilan prosedur ini.

Penulis: Salsabilla Abani, Nim: 062024153002, Program Magister Biologi Reproduksi 

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp