Potensi Probiotik Terhadap Efisiensi Pakan Ayam Petelur

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin

Pada kenyataannya usaha peternakan ayam petelur merupakan usaha yang secara cepat  dapat menghasilkan protein hewani dan dengan harga yang relatif lebih murah bila  dibandingkan usaha ternak lainnya. Telur ayam termasuk dalam komoditas peternakan yang  paling banyak dikonsumsi masyarakat. Harga telur ayam yang terjangkau dan mudah didapat  menjadikan produk ayam petelur ini pada umumnya memiliki peluang yang baik di pasaran. 

Keadaan ini menjadi peluang peternak ayam petelur untuk mengembangkan usaha  peternakannya. Di balik besarnya peluang usaha peternakan ayam petelur di Indonesia, terdapat  kendala yang cukup banyak, diantaranya tidak stabilnya harga telur ayam sedangkan harga  pakan cenderung meningkat. Hal ini mengakibatkan pendapatan yang diterima tidak sebanding  dengan biaya pakan. 

Peternak dapat menekan biaya produksi apabila terdapat peningkatan efisiensi pakan.  Saluran pencernaan ayam yang bekerja optimal dalam mencerna serta menyerap zat makanan  dapat menghasilkan efisiensi pakan yang tinggi sehingga terjadi peningkatan produktifitas  ayam petelur. Peternak di Indonesia sering menggunakan Antibiotik Growth Promoter (AGP)  pada pakan untuk meningkatkan produksi, memacu pertumbuhan dan sebagai antibakteri.  Pemerintah melarang penggunaan AGP dalam Permentan No 14/2017 pasal 16 tentang 

klasifikasi obat hewan sejak 1 Januari 2018, sehingga memicu para peternak untuk mencari  alternatif pengganti AGP. Alternatif pengganti antibiotik dalam bahan pakan dapat digunakan  probiotik. 

Probiotik merupakan imbuhan pakan yang mengandung mikroba hidup yang  keberadaannya memperbaiki keseimbangan mikroorganisme dalam saluran pencernaan.  Beberapa penelitian menunjukkan, penambahan probiotik mempunyai dampak positif.  Penggunaan probiotik di kalangan peternak ayam telah banyak dilakukan karena mempunyai  berbagai fungsi, antara lain mampu meningkatkan pertumbuhan dan efisiensi pakan, mencegah  radang usus dan diare, meningkatkan produksi telur dan memperbaiki kualitas telur. Sehingga  produktivitas ternak lebih baik, kandungan lemaknya lebih rendah, sebab probiotik dapat  meningkatkan metabolisme energi (ME) dan Total Digestible Nutrien (TDN) sehinga  imbangan antara protein dan energi lebih bagus. Probiotik dapat melawan mikroba pathogen  dengan mekanisme kompetisi adesi di sel epitel, kompetisi dalam penggunaan nutrisi serta  mampu meningkatkan sistem tubuh inang. 

Probiotik memiliki peran didalam saluran pencernaan untuk memperbaiki dan  meningkatkan kecernaan pada pakan yang dikonsumsi dengan bantuan bakteri yang bersifat  menguntungkan. Hal ini, akan mengakibatkan laju pergerakan makanan dalam saluran  pencernaan lebih cepat, sehingga zat-zat makanan lebih banyak terserap dan efisisensi  penggunaan pakan serta laju produksi meningkat. Dengan demikian penggunaan probiotik  pada ayam petelur dapat menurunkan konsumsi pakan dengan efisiensi yang baik. 

Suplementasi kombinasi spesies Lactobacillus (L. acidophilus dan L. plantarum) dapat meningkatkan Feed Intake (FI), Hen Day Product (HDP) dan Egg weight. Lactobacillus sp dan  Bifidobacterium sp mampu menghasilkan beberapa metabolit yang bermanfaaat dalam  pencernaan yaitu: asam laktat, hydrogen peroksida dan bakteriosin dengan kemampuan  menghambat bakteri pathogen. Bertambahnya ketersediaan nutrisi di dalam saluran pencernaan 

memberikan efek terhadap konsumsi dan produksi telur menjadi lebih efisien. Tercukupinya  nutrisi didalam saluran pencernaan menyebabkan konsumsi pakan menjadi lebih rendah.  Konversi pakan dapat dihitung dengan cara membagikan pakan yang dikonsumsi  dengan berat telur yang dihasilkan. Semakin tinggi FCR maka semakin buruk, artinya  penggunaan pakan tersebut kurang ekonomis dan sebaliknya, semakin kecil jumlah pakan yang  dibutuhkan untuk menghasilkan produk baik berupa pertambahan bobot badan ayam maupun  telur, berarti semakin efisien pemberian pakan tersebut.  

Menurut penelitian Noorrahman (2019) Penambahan feed additive (0,5% Lactobacillus  casei + 0,5 % Bifidobacterium) dapat menurunkan angka Feed Convertion Ratio (FCR) sebesar 1,95 pada ayam petelur yang diinfeksi E.coli. Penelitian Malik (2013) tentang  penggunaan probiotik (1, 2, dan 3%) dalam pakan menunjukkan bahwa penggunaan probiotik  sampai 3%, berpengaruh nyata terhadap konsumsi dan konversi ransum ayam petelur periode  layer. Penggunaan probiotik sampai 3% memberikan nilai ekonomi yang menguntungkan dengan menurunnya nilai konversi pakan. 

Penambahan probiotik dapat berpotensi menurunkan angka FCR pakan, semakin  rendah nilai konversi pakan maka semakin menguntungkan, dikarenakan semakin sedikit  pakan diberikan untuk menghasilkan produksi tertentu. Hal ini dapat digunakan sebagai solusi  bagi peternak apabila dihadapkan dengan naiknya harga pakan. Selain itu potensi probiotik  dalam mempertahankan performance produksi ayam petelur, mendongkrak kualitas pakan dan  mampu menjaga kesehatan ayam. 

Penulis : Novita Wanda Karwanti 

NIM : 062114353005 

PRODI : S2 Agribisnis Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp