Jelang Natal dan Tahun Baru, Waspadai Konsumsi Daging Panggang (Grill) yang Terkontaminasi Bakteri Campylobacter sp

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin

Konsumsi daging selalu meningkat menjelang natal dan tahun baru. Daging mentah  yang ditangani dengan kurang baik dapat meningkatkan kasus diare. Masyarakat masih kurang  memperhatikan proses penanganan daging yang baik. Disamping itu, tren masyarakat untuk  konsumsi daging panggang (grill) dapat menjadi peluang terinfeksi bakteri Campylobacter sp.  khususnya Campylobacter jejuni yang dapat menimbulkan penyakit Campylobacteriosis  sebagai salah satu penyebab diare. 

Hal ini didukung oleh sebuah artikel mengenai Campylobacter sp. dari sebuah media  online luar negeri pada edisi 22/12/2021 membahas mengenai penelitian di Jerman yang  menunjukkan bahwa kemungkinan pada musim dingin kasus Campylobacteriosis semakin  meningkat, dikarenakan konsumsi daging fondue dan panggangan (grill raclette). Peningkatan  kasus ini juga terjadi di negara-negara Eropa dan Swis setiap kali menjelang perayaan natal  dan tahun baru. Kebiasaan anak muda maupun orang dewasa di Jerman saat berkumpul  bersama teman-teman ialah makan daging fondue dan grill. Daging grill raclette merupakan  istilah dari Swiss dimana raclette berarti “keju” yang dilelehkan dekat api dan digunakan untuk  membaluri daging maupun sayuran yang dipanggang. Saat ini grill raclette telah banyak  dimodifikasi, dimana umumnya dimasak di atas sebuah pan grill dan dinikmati bersama.  Fondue meat merupakan daging yang dipotong kubus dan dimasak pada minyak panas  kemudian dicelupkan ke dalam berbagai saus. 

Natal dan tahun baru pun identik dengan konsumsi daging dan berbagai jenis makanan  lainnya. Namun masyarakat masih kurang memperhatikan proses penangan daging mulai dari  pemotongan hingga disajikan di meja makan. Teknik memanggang (grill) daging yang  dilakukan masih kurang memperhatikan sanitasi dan hygine. Daging yang tidak dimasak  dengan baik tentunya dapat meningkatkan infeksi campylobacteriosis. Teknik memanggang  daging (grill) tengah menjadi tren masyarakat di Indonesia dan umumnya dihidangkan pada 

restoran all you can it. Semua menu daging maupun sayuran mentah telah disediakan restoran  dan pengunjung dapat langsung memasak atau memanggang (grill) makanan tersebut. Daging  yang telah disediakan di restoran biasanya ditangani langsung di meja pengunjung dan disentuh  menggunakan tangan kosong. Daging yang umumnya digunakan ialah daging ayam, daging  sapi dan daging babi 

Bakteri Campylobacter sp.merupakan salah satu bakteri penyebab penyakit asal pangan  hewani (foodborne disease) yang telah menjadi masalah kesehatan masyarakat di seluruh  dunia. Bakteri Campylobacter jejuni dapat menyebabkan penyakit campylobacteriosis yang  merupakan penyakit gastrointestinal pada manusia dan bersifat zoonosis.  

Kemudian, bagaimana perspektif berdasarkan Ilmu Penyakit dan Kesehatan  Masyarakat Veteriner (IPKMV)? Ada dua hal yang dapat disarankan, yaitu langkah strategi  kontrol dan edukasi masyarakat mengenai peluang terkontaminasi karkas oleh bakteri  khususnya C. jejuni. Hal yang perlu digaris bawahi yaitu daging dan sayuran yang dihidangkan  dengan tekniik panggang (grill) memiliki peluang yang tinggi terhadap kontaminasi bakteri.  Penanganan daging mulai dari Rumah Potong Hewan (RPH) dan Rumah Potong Unggas  (RPU) perlu diperhatikan, sebaiknya lebih ditingkatkan sanitasi lingkungan dan hygine  pekerja. Walaupun hal tersebut mungkin cukup sukar dilakukan di lapangan, namun dengan  menerapkan kontrol tersebut peluang manusia terinfeksi penyakit campilobacteriosis dapat  menurun.  

Hal yang perlu diperhatikan bagi pembeli ialah penanganan setelah daging dibeli,  seperti penyimpanan pada suhu refrigerator dan daging dimasak hingga matang. Edukasi,  informasi dan komunikasi mengenai bahaya penyakit campylobacteriosis bagi penjual maupun  pembeli daging perlu dilakukan. Penanganan daging setelah dibeli juga penting dilakukan agar  mengurangi kontaminasi bakteri yang tinggi. Disamping itu, sayur dan buah-buahan yang  dapat menjadi peluang terkontaminasi C. jejuni sebaiknya dicuci dibawah air mengalir.

Sebuah penelitian mengatakan daging yang disajikan dengan teknik grill biasanya  dipegang menggunakan tangan sebelum dikelola dan daging mentah dan masak terkadang  disimpan pada wadah yang sama. Pencegahan lain yang dapat dilakukan ialah dengan menjaga  kebersihan dapur yang baik, seperti memisahkan daging mentah dan makanan lain yang sudah  masak, mencuci tangan, peralatan dapur dan permukaan meja makan secara menyeluruh  setelah bersentuhan dengan barang-barang yang berasal dari hewan dan makanan lainnya.  Penanganan daging pun demikian, sebaiknya dimasak dengan tingkat kematangan yang baik,  khususnya teknik grill daging. Apabila semua stakeholder dapat bekerja sama, maka peluang  terinfeksi penyakit campilobacteriosis ke manusia dapat berkurang.  

Penulis: Mariana F. R. Putri, S2 Ilmu Penyakit Hewan dan  Kesehatan Masyarakat Vetriner (IPKMV), Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas  Airlangga.

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp