Freemartin Syndrome pada Sapi

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin

Freemartin syndrome merupakan kelainan genetiK yang sering ditemukan pada sapi,  dan kurang umum pada spesies lain. Freemartin adalah abnormalitas kembar jantan dan betina.  Kelahiran kembar pedet jantan dan betina pada umumnya (lebih dari 92%) mengalami  abnormalitas yang disebut dengan freemartin. Abnormalitas ini terjadi pada fase organogenesis  (pembentukan organ dari embrio di dalam kandungan). Organ sapi betina freemartin tidak  berkembang (ovaria hipoplastik) dan ditemukan juga organ jantan (glandula vesikularis).  Akibat Nya sapi betina tampak kejantanan, seperti tumbuh rambut kasar di sekitar vulva dan  pinggul ramping dengan hymen persisten serta sapi betina biasanya majir.  

Testis dari fetus kembar yang jantan berkembang lebih dulu daripada ovarium dari  kawan kembar yang betina sehingga hormone androgen dihasilkan lebih dahulu. Sementara  itu, pada ternak sapi yang bunting kembar, selalu terjadi pertautan antara selaput fetus yang  satu dengan selaput fetus yang lain, disertai dengan adanya anastomosis (penyatuan) pembuluh 

darah dari kedua fetus. Akibatnya terjadi percampuran darah antara kedua fetus jantan dan  betina, hormone androgen dari fetus jantan akan masuk ke dalam tubuh fetus betina. Hormone  jantan ini menghambat pertumbuhan alat kelamin betina sehingga alat kelamin betina tidak  tumbuh secara wajar, tetapi tetap kecil keadaanya sampai dewasa.  

Vagina pendek, kecil dan pada ujung depannya buntu merupakan gejala klinis yang  paling sering terjadi di sapi muda freemartin. Tes panjang vagina (Vaginal-length) berguna  untuk mengidentifikasi freemartin: di sapi muda yang normal kurang dari satu bulan, panjang 

vagina adalah 13-15 cm sementara pada sapi muda freemartins biasanya panjang hanya 5-8  cm. Pada sapi dewasa, panjang vagina yang normal adalah sekitar 30 cm, sedangkan di  freemartins dewasa itu hanya 8-10 cm. Gejala klinis lainnya adalah adanya rambut vulva  panjang dan kasar, vulva berukuran kecil, klitoris berkembang menjadi lebih besar sehingga  hewan saat urinasi menyembur ke atas, serviks tidak tumbuh secara normal, dan ukuran uterus  kecil seperti pita, sedangkan tuba falopi tidak teraba. Ovarium sangat kecil sehingga berupa  penebalan jaringan.  

Kelainan freemartin biasanya dapat didiagnosa dengan pemeriksaan fisik (pengujian  melalui golongan darah atau karyotyping bisa dilakukan tetapi akan menjadi beban tambahan  biaya bagi peternak). Tes SCE juga telah digunakan untuk mendeteksi stabilitas genom pada manusia dan spesies hewan ternak utama seperti sapi, kerbau, kambing, domba, dan babi.  Diagnosis freemartin dengan deteksi seks kromosom chimerism di 100 sel per hewan. Kurang  lebih 50 dan 35 sel per hewan diperiksa dari kultur normal (untuk mendeteksi aneuploid,  kerenggangan, kromatid patah, kromosom patah dan ber fragmen-fragmen) dan melakukan uji  SCE. Semua kepingan metaphase diamati di bawah mikroskop fluoresensi, yang diambil  dengan kamera, ditransfer ke PC dan kemudian diolah menggunakan software analisis  cytogeneticists. 

Kejadian sapi freemartin merupakan cacat bawaan yang tidak dapat diobati. Jika  mendapatkan kelahiran dengan jenis kelamin berbeda, langkah yang sebaiknya diambil adalah  sapi dara yang lahir kembar bersama dengan sapi jantan harus dicurigai sebagai sapi steril dan  dilakukan identifikasi sedini mungkin untuk tidak memasukkannya dalam kelompok calon  indukan. Sapi betina ini bisa dilakukan penggemukan secara intensif untuk kemudian  dilakukan penyembelihan dan peternak tidak melakukan perkawinan terhadap sapi tersebut.  

Penulis: RATU MEIDIZA JOVANDA 

Program Studi S-2 Agribisnis Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan Unair

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp