Seragan Ektoparasit sebagai Salah Satu Pemicu Utama Total Bakteri Vibrio parahaemolyticus pada Udang Vaname

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto oleh hulondalo.id

Udang vaname(Lithopenaeus vannamei) merupakan salah satu spesies krustacea potensial pada industri budidaya perikanan di dunia. Udang vaname termasuk komoditas bernilai ekonomis tinggi dan paling banyak dibudidayakan dengan menyumbang lebih dari 70% produksi udang di seluruh dunia. Organisasi pangan dunia (FAO) menyatakan bahwa peningkatan konsumsi udang vaname berdampak pada meningkatknya produksi udang dunia.

Serangan bakteri patogen pada tambak udang disebabkan karena adanya tiga faktor yaitu faktor lingkungan, kondisi udang dan keberadaan bakteri patogen. Kondisi lingkungan perairan yang buruk memicu keberadaan ektoparasit yang berkorelasi erat dengan total bakteri yang menginfeksi udang vaname.

Ektoparasit yang sering ditemukan pada udang vaname yang dipelihara pada tambak dengan padat tebar tinggi (super intensif) adalah Zoothamnium, Epistylis dan Vorticella, dengan derajat infestasi ringan sampai dengan berat. Ketiga genus tersebut sering ditemukan  pada tambak daerah di daerah  Bangil, Tuban dan Lamongan, menunjukkan bahwa semakin tinggi infestasi ektoparasit akan semakin tinggi pula TPC Bakteri V. parahaemoliticus. Ikan yang terserang dari ketiga genus ini yang utama adalahudang tidak bisa bernafas, bergerak dan sulit mencari makan.  Jika serangan dalam kategori berat, ditemukan adanya luka dan pendarahan pada permukaan tubuh, yang dapat digunakan sebagai pintu masuk bakteri maupun virus sebagai infeksi sekunder (Mahasri, 2007). Vibriosis dapat menyebabkan mortalitas tinggi  hingga 100% pada benih udang vaname, terutama infeksi oleh bakteri Vibrio parahaemolyticus [10]. Kejadian lain, tambak-tambak udang di Thailand mengalami kerugian sekitar 26 juta dollar pada tahun 2015 karena terjangkit Acute hepatopancreatic necrosis disease (AHPND) yang disebabkan organisme pathogen Vibrio dengan plasmid virulen yang unik [11].

Tujuan dari penelitian untuk mengetahui jenis, intensitas, derajat infestasi ektoparasite dan kaitannya dengan jumlah bakteri V. parahaemolyticus pada budidaya udang vaname pola super intensif. Penelitian ini merupakan penelitian survey dengan  pengambilan sampel penelitian dilakukan di tambak udang vaname pola super intensif di daerah Bangil, Tuban, dan lamongan sebanyak 50 ekor (PL 30-PL 40). Analisis data menggunakan regresi dan korelasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa  ditemukan terdapat tiga jenis ektoparasit yaitu Zoothamnium sp., Epistylis sp. dan Vorticella sp. Intensitas ektoparasit yang tinggi ditemukan pada udang vaname yang diambil dari tambak Lamongan dan Tuban, yaitu masing-masing 76 dan 55 individu/ekor udang dengan kategori derajat infestasi berat. Hasil pemeriksaan bakteri V. parahaemolyticus ditemukan total bakteri yang tinggi pada tambak Tuban (1,16 x 105) dan Lamongan (1,16 x  105). Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh nilai koefisien R= 0,807. Hal ini berarti dapat dikorelasikan bahwa, total bakteri V. parahaemolyticus cenderung lebih tinggi pada udang vaname dengan intensitas parasite yang tinggi pada pemeliharaan tambak super intensif dalam kondisi kadar oksigen yang rendah.

Penulis: Dr. Gunanti Mahasri, Ir., M.Si.

Departemen Akuakultur, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Airlangga

Informasi lebih detail dari penelitian ini dapat ditemukan pada jurnal ilmiah pada Jurnal berikut ini: https://iopscience.iop.org/article/10.1088/1755-1315/888/1/012003/meta

Amalisa. Gunanti Mahasri dan Kismiyati, 2021. The correlation between ectoparasite infestation and total Vibrio parahaemolyticus bacteria in Pacific white shrimp (Litopenaeus vannamei) in Super Intensive Ponds. 2nd International Conference on Animal Production for Food Sustainability 2021. IOP Conf. Series: Earth and Environmental Science 888 (2021) 012003. IOP Publishingdoi:10.1088/1755-1315/888/1/012003

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp