Terapi Bekam untuk Nyeri Neuropatik Kronik

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto oleh Pinterest

Nyeri neuropatik adalah nyeri yang diakibatkan oleh penyakit atau kerusakan pada sistem saraf somatosensorik, bisa mengenai system saraf pusat maupun perifer.  Contoh nyeri neuropatik akibat kerusakan pada sistem saraf pusat adalah nyeri yang terjadi post stroke, multipel sklerosis, dan cedera medulla spinalis, sedangkan nyeri neuropatik yang diakibat oleh kerusakan saraf perifer misalnya adalah nyeri akibat polineuropati diabetik, neuralgia pasca herpes, atau nyeri setelah amputasi. Nyeri neuropatik dapat mengakibatkan penurunan kualitas hidup dan memberikan dampak ekonomi yang besar bagi pasien penderita nyeri neuropatik. 

Pada umumnya nyeri neuropatik memberikan respon yang kurang baik terhadap obat-obatan nyeri neuropatik. Pemberian obat-obat opioid dapat memberikan efek samping seperti berupa ketergantungan dan penyalahgunaan obat.  Saat ini penanganan nyeri neuropatik masih belum mencapai tahap yang memuaskan. Hal ini diakibatkan oleh kurang efektifnya terapi yang ada dan akibat adanya efek samping obat.  Badan Kesehatan Dunia, yang dikenal dengan nama WHO, berusaha mengembangkan pengobatan tradisional sejak 30 tahun yang lalu.  Salah satu terapi tradisional yang ada adalah terapi bekam. 

Terapi bekam merupakan salah satu terapi tertua di dunia medis.  Di negara-negara Arab dan Mesir terapi ini dikenal dengan sebutan Al-Hijama, di Prancis dikenal dengan sebutan ventoúza, sedangkan di Inggris tengah dikenal dengan sebutan ventusynge.   Terapi bekam selain telah dipraktekkan di negara-negara tersebut juga telah lama dipraktekkan di negara-negara lain di Asia, Eropa, dan Afrika. 

Terapi bekam digunakan untuk berbagai penyakit, seperti tekanan darah tinggi, asma, alergi, stroke untuk rehabilitasinya, dan untuk menurunkan keluhan nyeri.  Berbagai kondisi nyeri yang dapat ditangani dengan terapi bekam antara lain nyeri punggung bawah, nyeri otot, nyeri sendi, nyeri kepala, nyeri pada kanker, dan nyeri neuropatik. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa terapi bekam dapat bermanfaat sebagai terapi komplementer pada nyeri kronik. 

Terapi bekam dapat dilakukan dengan mudah, relatif aman untuk dilakukan dan ekonomis. Terdapat dua jenis terapi bekam, yaitu terapi bekam kering dan terapi bekam basah.   Terapi bekam basah lebih bagus dalam menurunkan nyeri dibandingkan dengan terapi bekam kering. Pada penelitian tikus yang dibuat menjadi model nyeri neuropatik , bekam basah dapat meurunkan nyeri dengan meningkatkan GLT-1 (Glutamat Transporter-1). Pada bekam dilakukan pengekopan pada kulit. Kulit merupakan organ neuroendokrin organ terbesar. Bekam basah meningkatkan GLT-1 di mana GLT-1 merupakan glutamate transporter yang menjaga agar kadar glutamat ekstraselular berada di bawah level neurotoksik, dengan demikian bekam akan menurunkan level nyeri.

Penulis: Dr. Hanik B. Hidayati, dr, SpS (K)

Detail tulisan lengkap dapat dilihat di: https://www.apicareonline.com/index.php/APIC/article/view/1441

Hanik Badriyah Hidayati et al. 2019.Increase in the glutamate transporter 1 and time withdrawal latency following wet cupping therapy in chronic constriction injury in rats. Journal of Anaesthesia, Pain and Intensive Care. Vol 24 Issue 6.

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp