Hal Penting yang Harus Dikuasai dalam Mengembangkan Skill Strategic Thinking

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Penyampaian materi oleh Evan Indrawijaya, S.E., MBA pada kuliah tamu Magister Pengembangan Sumber Daya Manusia, Sekolah Pascasarjana, Senin (20/12/21) melalui Zoom Meeting. (Dok. Pribadi)

UNAIR NEWS – Sekolah Pascasarjan Universitas Airlangga (UNAIR) kembali mengadakan kuliah tamu yang dihadiri oleh Evan Indrawijaya, S.E., MBA. Kuliah tamu yang diadakan pada Senin (20/12/21) ini mengusung tema “Developing Your Stategic Leadership Skills”.

Sebelumnya, Evan menyampaikan mengenai strategic leadership yang terdiri dari dua bagian yaitu strategic thinking dan leadership. Evan menyatakan bahwa strategic thinking merupakan kemampuan untuk menggambarkan masa depan dan membuat rencana untuk mencapai tujuan. Sementara itu, leadership adalah kemampuan untuk mempengaruhi atau memobilisasi resources agar mencapai tujuan secara konsisten.

“Sebenarnya strategic leadership dibagi menjadi dua yaitu strategic thinking dan leadership. Strategic thinking adalah kemampuan untuk menggambarkan future dan bagaimana dia bisa membuat rencana untuk mencapai tujuan. Dan kedua leadership yaitu kemampuan untuk mempengaruhi atau memobilisasi resources untuk mencapai tujuan secara konsisten,” jelasnya.

Selanjutnya, Evan menyampaikan bahwa strategic thinking berkaitan dengan bagaimana seorang pemimping mampu mengembangkan dirinya sendiri dan organisasi. Strategic thinking bukan menggantikan leadership karena keduanya saling berkaitan. Seorang yang memiliki strategic thinking harus dapat berpikir secara panjang, lebar, dan dalam. Seorang strategis leader harus memiliki strategic thinking agar tidak hanya bepikir dalam satu perspektif tapi dari berbagai perspektif.

“Seorang yang memiliki strategic thinking harus bisa berpikir panjang, berpikir lebar, dan berpikir dalam. Jadi bukan hanya berpikir dalam satu perspektif tapi bermacam-macam. Inilah uniknya sebagai strategic leader dan mengapa tidak semua orang bisa menjadi CEO,” jelasnya.

Evan juga menjelaskan tantangan-tantangan yang harus bisa dihadapi oleh seorang pemimpin agar bisa menjalankan strategic thinking dalam organisasi. Evan mengatakan ada tiga tantangan besar yang sering dihadapi oleh seorang pemimpin.

Pertama, blind spots yaitu seorang pemimpin tidak dapat mengendalikan bagaimana perusahaan kedepannya. Kedua, no time yaitu seorang pemimpin terlalu sibuk memikirkan masalah sekarang dan tidak memikirkan masalah yang akan datang. Ketiga, negative mindset yaitu seorang pemimpin tidak berani melakukan hal baru karena takut gagal.

“Saya akan ambil overview mengenai challenges-nya. Ada tiga yang ingin saya highlight di sini. Pertama, blind spots istilahnya ‘I cannot see the future’. Yang kedua challenges-nya adalah no time, banyak sekali kita hadapi dan kita temui. Dan yang terakhir adalah negative mindset artinya belum apa-apa sudah pesimis, dia berpikir hal tersebut terlalu susah dilakukan,” jelasnya.

Pada akhir, Evan menyampaikan bahwa sebagai seorang strategic leader harus mampu berpikir secara strategis yang dipadukan dengan kemampuan leadership. Pemimpin juga harus tahu tantangan-tantangan ke depan dan mampu mengatasinya. (*)

Penulis: Wiji Astutik

Editor: Binti Q. Masruroh

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp