Tantangan yang dihadapi Tenaga Kesehatan Garda Terdepan dalam Merawat Pasien COVID-19 di Rumah Sakit

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto Kabar24 Bisnins

Novel coronavirus (COVID-19) merupakan jenis virus baru single strained terselubung dalam asam ribonukleat yang pertama kali ditemukan di Wuhan, Cina pada Desember 2019 dan sangat menular, dengan kekuatan lebih dari dua kali lipat dari flu musiman. Indonesia menjadi salah satu negara dengan jumlah kasus COVID-19, lonjakan kasus di Indonesia pernah terjadi terutama ketika di awal pandemi. Kondisi ini secara langsung meningkatkan beban fasilitas kesehatan dan rumah sakit dalam penanganan pasien dengan COVID-19 di Indonesia secara khusus termasuk di Provinsi Jawa Timur. 

Tenaga kesehatan sebagai garda terdepan di Rumah Sakit yang berhadapan langsung menangani pasien COVID-19 memiliki risiko kesehatan kerja yang serius karena mereka sering terpapar dengan individu yang terinfeksi. Dilaporkan ada ribuan petugas kesehatan telah terinfeksi, terutama di China. Selama pandemi, tenaga kesehatan yang memiliki kontak lebih sering dengan pasien COVID-19 menjadi takut dan cemas karena kekhawatiran tertular virus dapat mempengaruhi mereka dan keluarganya terutama jika mereka melihat secara langsung rekan kerjanya terinfeksi. Ditambah lagi dalam situasi sulit tersebut, tenaga kesehatan di tuntut untuk menunjukkan performa yang tinggi dengan belum adanya pengobatan COVID-19 yang terbukti membunuh virus tersebut dan jumlah kasus yang terus meningkat di Indonesia terutama ketika di awal pandemi terjadi.

Dalam menghadapi setiap tantangan yang dihadapi oleh tenaga kesehatan dalam menangani pasien COVID-19 disertai dengan upaya strategi yang dilakukan guna meminimalisir hambatan yang ditemui. Beberapa tantangan yang di dihadapi tenaga kesehatan ketika di awal pandemi COVID-19 diantaranya kelelahan fisik dan psikis, kesulitan bekerja dengan menggunakan alat pelindung diri (APD) level 3, pelatihan offline tentang penanganan COVID-19 dan penggunaan APD belum dilaksanakan secara merata bagi seluruh tenaga kesehatan sehingga di mofikasi melalui pelatihan online dan pihak RS berupaya untuk menyediakan panduan berupa e-book dan video dan disebarkan pada tenaga kesehatan yang bertugas, kesulitan dalam melakukan edukasi dan anamnesa pada pasien dan keluarga terutama ditambah dengan adanya stigma dari masyarakat mengenai diagnosis COVID-19 yang dipaksakan menyebabkan keluarga sulit menerima informasi yang diberikan, dan keterbatasan sumber daya untuk menghadapi pandemi COVID-19. 

Ketika bekerja menggunakan APD level 3, tenaga kesehatan merasakan panas dan dehidrasi sehingga harus menambah konsumsi minum. Tenaga kesehatan juga kesulitan pada saat melakukan pemeriksaan fisik terutama tidak dapat mendengarkan suara nafas pada saat auskultasi paru sehingga memilih alternatif pemeriksaan lain dari pemeriksaan penunjang dengan foto rontgen atau CT scan untuk mendukung diagnosis.  Kesulitan lain adalah pada saat melakukan tindakan invasive seperti injeksi, pemasangan IV-line, pengambilan specimen darah untuk pemeriksaan laboratorium, pungsi paru dan membantu pemenuhan kebutuhan Activity Daily Living (ADL) pasien. Strategi yang dilakukan yaitu meminta bantuan rekan dan menggunakan alat bantu seperti vena viewer atau memasang arterial line untuk membantu mengambil sample arterial Blood Gass Analysis (BGA) secara kontinyu, mempersiapkan dengan seksama setiap tindakan yang dilakukan agar tidak ada tindakan yang terlewatkan ataupun barang yang tertinggal pada saat melakukan intervensi ke pasien dan face shield berembun dicuci dengan sabun chlorhexidine.

Beberapa upaya yang dilakukan oleh pihak rumah sakit dan tim kesehatan guna mengatasi kelelahan fisik dan psikis adalah dengan mengatur jadwal shift yang memungkinkan waktu istirahat yang cukup bagi para nakes. Diupayakan untuk para perawat mendapatkan minimal waktu libur adalah 7 hari berturut-turut. Selain itu, pihak RS melakukan screening untuk pemeriksaan fisik dan psikologis berkala bagi para tenaga kesehatan. cc

Penulis: Herley Windo Setiawan, Ika Nur Pratiwi, Lailatun Nimah, Zulfayandi Pawanis,
Arief Bakhtiar, Rista Fauzinigtyas, dan Vimala Ramoo

Untuk informasi lebih lanjut bisa melalui link berikut:

https://journals.sagepub.com/doi/pdf/10.1177/00469580211060291

Setiawan HW, Pratiwi IN, Nimah L, Pawanis Z, Bakhtiar A, Fauzinigtyas R, et al. Challenges for Healthcare Workers Caring for COVID-19 Patients in Indonesia: A Qualitative Study. Inq J Heal Care Organ Provision, Financ. 2021;58:004695802110602. 

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp