Sebuah Kasus Jarang Tumor Angiofibroma Rongga Mulut yang Tampak Seperti Epulis

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto by ANTARA Jateng

Angiofibroma merupakan tumor jinak dengan pembuluh darah yang banyak dan bersifat agresif lokal, sedangkan epulis adalah benjolan pada gusi yang timbul karena iritasi kronis yang biasanya disebabkan oleh sisa akar gigi atau tumpatan gigi yang tajam, atau iritasi bakteri yang bersifat kronis. Penegakan diagnosis menjadi tantangan karena pembesaran di rongga mulut sering mempunyai tampilan klinis dan pada gambaran mikroskopis yang serupa. Angiofibroma merupakan tumor yang jarang ditemukan, insidens di kepala dan leher lebih sering ditemukan pada daerah nasofaring sebesar 0.05-0.5%, sering timbul pada laki-laki berusia 7-25 tahun. Pencetus timbulnya tumor ini antara lain infeksi, hormon, dan malformasi pembuluh darah (arteriovenous malformation). Tampilan klinis yang serupa dan insidens yang jarang menimbulkan kesulitan dam menentukan diagnosis dan diangosis banding.

Pada artikel ini dibahas laporan kasus  angiofibroma pada  gusi rahang bawah kanan seorang perempuan berusia 40 tahun yang datang dengan keluhan benjolan pada gusi belakang kanan bawah. Keluhan sudah dirasakan selama 7 bulan, awalnya tampak seperti sariawan dan membesar selama 5 bulan terakhir. Pada pemeriksaan didapatkan wajah yang tampak asimetris, teraba pembesaran batas tidak tegas, konsistensi kenyal, dan tidak ada nyeri tekan. Pada pemeriksaan rongga mulut didapatkan massa bertangkai pada gusi geraham bawah kanan yang berlobul, berwarna merah dengan lapisan putih, konsistensi kenyal, mudah berdarah, dan tidak nyeri saat ditekan. Gigi geraham didekatnya goyang. Pada pemeriksaan rontgen panoramik tampak kerusakan tulang penyangga gigi geraham didaerah massa tersebut Gambaran klinis dan gambaran panoramik seperti tampak pada gambar dibawah.    

Berdasarkan tampilan klinis dan biopsi dengan jarum halus (Fine Needle Aspiration Biopsy/FNAB) maka pembesaran tersebut didiagnosis dengan epulis fibromatosa. Terapi dilakukan pengambilan massa tersebut dan dikirim untuk pemeriksaan mikroskopik, dari pemeriksaan miksroskopik didapatkan kesimpulan bahwa massa tersbut adalah angiofibroma. 

Kesulitan diagnosis pada kasus ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain: epulis merupakan pembesaran yang paling sering ditemukan di rongga mulut dan lebih sering ditemukan pada pasien perempuan seperti pada kasus ini. Terdapat 4 tipe epulis yang paling sering ditemukan: fibromatosa, granulomatosa, angiomatosa, dan giant cell. Epulis granulomatosa dan angiomatosa merupakan 2 tipe epulisa yang mudah berdarah, walaupun demikian epulis fibromatosa juga dapat berdarah bila terjadi keradangan di sekitarnya. Epulis bukan merupakan tumor yang bersifat tumbuh diluar kontrol tubuh (tidak bersifat neoplastik), sedangkan angiofibroma merupakan tumor neoplastik yang jarang ditemukan di daerah kepala leher, terlebih lagi sangat jarang ditemukan di rongga mulut. 

Perbedaan kedua pembesaran tersebut hanya dapat dipastikan dengan pemeriksaan mikroskopik. Gambaran mikroskopik epulis fibromatosa menunjukkan epitel skuamosa yang hiperplastik dan mengandung jaringan ikat yang terdiri dari kandungan kolagen yang bervariasi dan infiltrasi sel radang kronis dalam beberapa fase maturasi. Gambaran mikroskopik angiofibroma terdiri dari 2 komponen utama yaitu jaringan pembuluh darah dan stroma jaringan ikat. Pembuluh darah terdiri dari jaringan dalam berbagai ukuran, bentuk yang ireguler, dan mengandung dinding pembuluh darah (endotel) yang sederhana. Stroma jaringan ikat mengandung fibril kolagen halus dan kasar, ditemukan juga sel mast yang berlimpah dan sedikit sel radang kronis, berbeda dengan epulis fibromatosa dimana didapatkan banyak sekali sel radang kronis. Ditemukan juga fokus hialinisasi dan beberapa area yang menyerupai degenerasi miksomatous. Pada kasus ini didapatkan gambaran mikroskopik stroma yang mengandung proliferasi pembuluh darah dengan dinding endotel dan sel darah merah di dalam lumennya, proliferasi sel fibrous,  dan degenerasi miksomatous.

c

Judul asli: A Rare Case of Angiofibroma Mimicking Fibrous Epulis in Posterior Gingival Mucosa

Penulis: Dr. Ni Putu Mira Sumarta, drg., Sp.BM(K)

Identitas Jurnal: Acta Medica Philippina, 2021; 55(8): 823-826

Link: https://actamedicaphilippina.upm.edu.ph/index.php/acta/article/view/2128

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp