Perbandingan Kinerja Kombinasi Web Backend dan Database

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi by Phintraco Group

Untuk meningkatkan keunggulan kompetitif di pasar global, setiap organisasi perlu mengoptimalkan penggunaan teknologi untuk memecahkan permasalahan dalam bisnis. Dalam hal pengembangan web, teknologi ini terdiri dari front-end dan back-end. Kedua otoritas ini memiliki peran yang berbeda dalam proses pembuatan website. Front-end sangat penting untuk menciptakan pengalaman pengguna yang tak terlupakan (UX), sedangkan back-end adalah untuk memenuhi semua persyaratan aturan bisnis, kualitas, keandalan, kinerja, dan keamanan situs web. Memilih teknologi back-end yang tepat adalah suatu keharusan bagi organisasi untuk berkembang di era digital. Misalnya, dengan perkembangan teknologi yang pesat, arsitektur monolitik akan menyebabkan masalah pemeliharaan dan skalabilitas di masa depan. Oleh karena itu, arsitektur multi tiers atau microservices merupakan pendekatan yang lebih baik karena dapat membuat arsitektur terpisah untuk back-end.

Ada beberapa pilihan untuk pemrograman back-end, seperti PHP, Ruby, Phyton, Node.js, dan Go. Dua yang terakhir adalah bahasa pemrograman yang paling banyak menarik minat. Node.js bisa dibilang merupakan bahasa pemrograman JavaScript yang paling banyak dikenal dan populer di masyarakat luas. Dapat menangani ribuan koneksi bersama dengan penggunaan sumber daya minimum untuk setiap prosesnya dan sangat andal, terutama untuk membuat aplikasi waktu nyata. Node.js adalah proyek open-source, sehingga siapa pun dapat melihat struktur kode dan juga dapat berkontribusi untuk pengembangannya. Sementara itu, Go atau dikenal sebagai Go Language, adalah bahasa pemrograman open-source yang dikembangkan di Google oleh Robert Griesemer, Rob Pike, dan Ken Thompson pada tahun 2007 dan diterbitkan pada tahun 2009. Struktur inti Go didasarkan pada prinsip-prinsip dasar Bahasa pemrograman C dan Python.

Sebagai bagian dari back-end, pemilihan database juga penting untuk membuat aplikasi web berkinerja tinggi.Menurut DB-Engine, MySQL, PostgreSQL, dan MongoDB adalah tiga database open-source terbaik. MySQL dan MongoDB menggunakan konsep yang berbeda dari Sistem Manajemen Basis Data (DBMS). MySQL adalah database relasional open-source yang paling banyak digunakan di dunia yang dikembangkan oleh perusahaan Swedia bernama MySQL AB dan saat ini dimiliki oleh perusahaan bernama Oracle. Sementara itu, MongoDB merupakan database open-source yang menyimpan data dalam format dokumen. Dokumen di MongoDB mungkin memiliki struktur yang berbeda, yang juga dikenal sebagai desain skema dinamis. MongoDB dikembangkan oleh MongoDB Inc. dan merupakan salah satu database non-relasional yang paling banyak digunakan. MongoDB menyertakan database DBMS NoSQL dan menggunakan pengaturan penyimpanan dokumen, dan perubahan data yang disebut BSON. Beberapa perusahaan yang menggunakan MongoDB adalah MetLife, Craigslist, CERN Physics Lab, dan The New York Times.

Pemilihan web server dan database harus sesuai dengan kebutuhan pengguna agar dapat menghasilkan kinerja back-end yang terbaik. Oleh karena itu, banyak penelitian yang membahas perbandingan kinerja antara server web dan antara database, Namun, ketika keduanya digabungkan, mereka mungkin tidak memberikan yang terbaik. Penelitian ini menggabungkan server web Node.JS dan Go dengan database MySQL dan MongoDB untuk menyelidiki karakteristik keluaran yang dihasilkan. Untuk mengukur kinerja back-end, digunakan waktu respons CPU, statistik memori, dan utilisasi CPU karena ketiga hal ini memengaruhi kinerja situs web secara keseluruhan. Status server yang sebenarnya disimulasikan dengan memberikan server beban lalu lintas data yang berbeda yang mengikuti distribusi Poisson. Distribusi Poisson banyak digunakan untuk mensimulasikan lalu lintas data. Pada penelitian ini, kombinasi pemrograman web server dan database bertujuan untuk mendapatkan karakteristik dari masing-masing kombinasi. Penelitian ini dibatasi pada versi software, dan spesifikasi hardware yang digunakan; perbedaan antara keduanya dapat memberikan hasil penelitian yang berbeda.

Penulis : Faried Effendy

Referensi: 

F. Effendy and B. Adhilaksono, “Performance Comparison of Web Backend and Database: A Case Study of Node. JS, Golang and MySQL, Mongo DB,” Recent Adv. Comput. Sci. Commun. Former. Recent Pat. Comput. Sci., vol. 14, no. 6, pp. 1955–1961, 2021.

https://www.scopus.com/record/display.uri?eid=2-s2.0-85121010423&origin=resultslist&sort=plf-f

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp