Penggunaan Asam Traneksamat untuk Mengurangi Perdarahan pada Operasi Tumor Otak

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh kaskus.co.id

Perdarahan pada saat prosedur pembedahan akan mempersulit perawatan dan mengurangi perfusi jaringan – jaringan otak. Seorang dokter bedah saraf tidak menginginkan terjadinya perdarahan yang berlebihan karena anemia dan hipoperfusi dapat membahayakan jaringan otak. Prosedur operasi tumor otak dan operasi skull base adalah salah satu jenis operasi yang paling banyak menyebabkan perdarahan dengan volume yang banyak.

Asam traneksamat merupakan obat sintetis turunan dari asam amino lysine yang memiliki efek anti fibrinolitik. Asam traneksamat telah banyak digunakan dalam berbagai macam dosis untuk megurangi resiko perdarahan. Perdarahan massif saat prosedur pembedahan memiliki hubungan dangan angka mortalitas dan morbiditas. Sebuah studi retrospektif menemukan bahwa perdarahan sekitar 20% dari volume darah di otak akan mengakibatkan meningkatnya resikoterjadinya komplikasi pasca operasi

Saat ini penggunaan asam traneksamat di bidang bedah saraf terbatas pada kasus Traumatic Brain Injury (TBI)atau subarachnoid hemorrhage (SAH). Hal ini dikarenakan kekhawtiran terjadi efek samping thrombosis yang mungkin terjadi. Walaupun demikian, bukti dari studi klinis dari antifibrinolitik pada kasus perdarahan yang signifikan, asam traneksamat memiliki statistik yang signifikan dalam mengurangi mortalitas tanpa meningkatkan resiko terjadinya thromboemboli.

Dosis asam traneksamat di rentang 10 mg/kg – 30 mg/kg segera saat incise dimulai. Dilanjutkan dengan dosis maintenance 0.5–2 mg/kg/jam, kemudian dilanjutkan dengan dosis 1-mg/kg/jam sampai semua prosedur opersi selesai dikerjakan. Dosis asam traneksamat yang tinggi tidak serta merta meningkatkan kejadian thromboemboli dan kejang pada pasien ASA I dan ASA II, tanpa faktor risiko tromboemboli atau perubahan fungsi ginjal yang signifikan..

Sakit kepala, kelelahan, muntah, diare, dispepsia, dismenore, pusing, sakit punggung, mati rasa dan anemia adalah beberapa efek samping yang dapat ditimbulkan oleh asam traneksamat bila digunakan dalam waktu yang lama. Walaupun demikian jika pasien memiliki riwayat penyakit tromboemboli aktif, DIC, disfungsi ginjal, atau stent koroner atau vaskular baru, pengguanaan asam traneksamat tidak dianjurkan. Efek trombotik telah menjadi efek samping yang paling umum dan mengkhawatirkan.

Asam traneksamat memiliki manfaat dalam mengurangi perdarahan. Namun tidak selalu berarti tidak membutuhkan tranfusi darah.

Penulis: Dr. Joni Wahyuhadi, dr. Sp.BS

Link Jurnal: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC8326094/#:~:text=Tranexamic%20acid%20%28TXA%29%20is%20a%20synthetic%20derivative%20of,volume%20of%20blood%20loss%20in%20brain%20tumor%20surgery.

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp