Evaluasi Pengaruh Lama Penyimpanan Terhadap Kualitas Komponen Darah Thrombocyte Concentrate (TC)

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi by Klikdokterr

Trombosit merupakan sel darah yang berperan penting pada hemostasis. Indikasi transfusi trombosit yaitu untuk profilaksis atau terapi hemostatis pada pasien dengan trombositopenia kongenital atau didapat maupun kelainan trombositopati.1Transfusi trombosit merupakan salah satu prosedur life-saving dan menjadi tantangan tersendiri dalam layanan transfusi darah karena umur simpan trombosit yang pendek. American Association of Blood Banks (AABB) merekomendasikan penyimpanan trombosit yaitu dengan agitasi konstan pada suhu ruang (20 – 24˚ C) selama 5 hari.1 Penyimpanan pada suhu ruang dapat menyebabkan aktifitas metabolik trombosit 60% lebih rendah apabila dibandingkan dengan penyimpanan pada suhu 37°C.2

Umur simpan komponen darah TC yang terbatas karena adanya risiko terkontaminasi oleh bakteri dan selama proses penyimpanan trombosit rentan terhadap perubahan lingkungan yang dapat mempengaruhi kualitas dan dikenal sebagai platelet storage lesions.3 Perubahan kualitas ini dapat berdampak pada viabilitas trombosit dan menurunnya fungsi hemostatis.4 Mekanisme yang menyebabkan terjadinya platelet storage lesion sangat multifaktorial dan tidak dipahami dengan jelas. Beberapa faktor termasuk metode penyadapan darah, proses pembuatan komponen, penyimpanan serta adanya manipulasi setelah penyadapan darah dapat menyebabkan terjadinya platelet storage lesion.5 

Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa komponen darah TC tetap terjaga fungsi nya dengan memadai apabila disimpan selama 5 hari dan setelah itu dapat terjadi kehilangan viabilitas dan fungsi trombosit secara progresif selama penyimpanan trombosit. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh lama penyimpanan terhadap perubahan morfologi (hitung jumlah trombosit dan MPV) dan parameter metabolik (pH, pCO2, pO2) komponen darah Thrombocyte Concentrate (TC) yang dinilai pada penyimpanan hari ke- 1, hari ke-3 dan hari ke- 5.

Trombosit dapat menjadi aktif apabila terpapar oleh permukaan asing, adanya trauma, pH yang rendah, agonis (trombin, ADP), dan shear stress. Setelah teraktivasi, trombosit akan kehilangan bentuk diskoidnya dan menjadi lebih sferis dengan multipel pseudopoda.7,8 Paparan terhadap shear stress seperti pada proses sentrifugasi saat pembuatan komponen, tidak hanya mengaktifkan trombosit saja tetapi juga dapat menyebabkan trombosit lisis dan calpain teraktivasi. Lisisnya trombosit ini dapat menyebabkan akumulasi cytosolic lactate dehydrogenase (LDH) dan pelepasan isi granular. Calpain (protease) yang teraktivasi akan menyebabkan protein sitoskeletal seperti aktin, talin, dan actin binding protein mengalami degradasi dan menghasilkan mikrovesikel sehingga dapat menyebabkan penurunan nilai MPV. 8,9 Berbeda dengan hasil penelitian ini yaitu terjadinya peningkatan nilai MPV yang signifikan pada hari ke-1, hari ke-3 dan hari ke-5. Hal ini dimungkinkan karena perubahan bentuk trombosit akibat proses sentrifugasi ditunjukkan dengan nilai MPV yang rendah pada hari ke-1 kemudian meningkat pada hari ke-3 dan hari ke-5 sehingga menunjukkan bahwa morfologi trombosit yang masih baik. Peningkatan nilai MPV berada pada kisaran normal yaitu 7.4–10.4 fl.5 

Penelitian ini menunjukkan jumlah trombosit yang menurun pada penyimpanan hari ke-5 namun penurunannya tidak signifikan sehingga masih dianggap baik. Hal ini dapat disebabkan karena pengaruh platelet storage lesions yang terjadi karena sel yang lisis akibat teraktivasinya trombosit. Penelitian ini juga menunjukkan terjadinya penurunan pH secara signifikan selama penyimpanan. The American Association of Blood Banks (AABB) merekomendasikan bahwa trombosit dengan pH <6,2 dan pH >7.4 tidak dapat digunakan untuk transfusi namun pH komponen TC pada penelitian ini berkisar antara 7.20 – 7.33 sehingga TC dianggap masih dalam kondisi baik dan dapat ditoleransi.5 Aktivitas metabolik trombosit berlanjut selama proses penyimpanan. Suhu penyimpanan dapat mempengaruhi pH, konsumsi glukosa dan produksi laktat. Pengaruh pH yang menurun (<6,8) menyebabkan morfologi trombosit mulai berubah dan semakin berubah secara dramatis ketika pH turun di bawah 6,0 dan mengakibatkan  perubahan bentuk menjadi ireversibel serta hilangnya viabilitas trombosit.11 

Selama penyimpanan, aktivitas metabolik trombosit menyebabkan adanya konsumsi O2 dan produksi CO2 sehingga terjadi tren penurunan O2 dan peningkatan CO2 dalam kantung TC.3 Hasil penelitian ini menunjukkan terjadinya penurunan signifikan pada pCO2 tetapi pO2 menurun tidak signifikan. Hal ini diduga karena kantung TC yang digunakan dalam penelitian ini memiliki kemampuan pertukaran gas yang baik. Murphy dan Gardner adalah peneliti pertama yang menyatakan pentingnya pengaruh agitator pada kualitas trombosit yang disimpan pada suhu ruang. Penggunaan agitator menyebabkan pertukaran gas yang baik di dalam kantung TC sehingga mencegah adanya penumpukan asam laktat dan menyebabkan penurunan pH.12 Berdasarkan hasil yang didapat pada penelitian ini, penyimpanan TC selama 5 hari tidak menyebabkan perubahan aktifitas metabolik dan morfologi sel. Penyimpanan TC selama 5 hari menyebabkan penurunan nilai pH dan pCO2 serta peningkatan nilai MPV yang signifikan namun masih dalam batas yang dapat ditoleransi. Jumlah trombosit tidak berpengaruh signifikan sehingga TC dengan penyimpanan sampai hari ke-5 masih dalam kondisi baik. Dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk parameter lain yang dapat dipengaruhi oleh proses penyimpanan.

Penulis : Dhinasty Armenia, Betty Agustina Tambunan

Informasi detail dari tinjauan pustaka ini dapat dilihat pada tulisan kami di:

Indian Journal Of Forensic Medicine&Toxicology 

https://medicopublication.com/index.php/ijfmt/article/view/11609

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp