Stratigrafi dan Makna Wilayah Delta Mojokerto dalam Studi Paleoantropologi

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto by Dictio Community

Paleoantropologi adalah bidang ilmu yang mempelajari evolusi manusia dengan obyek studi secara umum adalah fosil terutama fosil manusia. Indonesia dikenal sebagai salah satu wilayah yang kaya akan fosil manusia mulai dari Homo erectus hingga Homo sapiens selain Afrika, China dan Eropa. Dengan kata lain, Indonesia berperan penting dalam perkembangan ilmu paleoantropologi. Oleh karena itu Indonesia banyak menarik minat ahli bidang paleoantropologi, arkeologi, geologi, paleontologi dan bahkan ahli genetika manusia.  

Daerah Delta Mojokerto adalah salah satu tempat penting dalam temuan fosil terkait sejarah evolusi manusia. Di tempat ini, tepatnya di Perning telah ditemukan Homo mojokertensis (Mojokerto Child), yaitu Homo erectus tertua dengan usia 1.49 juta tahun (Morwood, et al. 2003). Temuan-temuan fauna menunjukkan kekhasan wilayah tersebut dan dinamai fauna Jetis. 

Delta Mojokerto secara geologis ada di antara zona Randublatung dan zona Kendeng. Huffman (2001) menyatakan bahwa wilayah Perning berasosiasi dengan formasi Pucangan Atas. Oleh karena itu dalam penelitiannya, Huffmann berkesimpulan bahwa Homo mojokertensis hidup di masa akhri Pleistosin. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Duyfjes.

Tanjungan terletak di daerah Delta Mojokerto, tidak jauh dari Perning. Temuan-temuan permukaan dan juga formasi geologis sangat berpotensi bagi penelitian Paleoantropologi. Tanjungan berada di wilayah dengan formasi Kabuh Bawah hingga Pucangan, yang sangat berpotensi menghasilkan temuan.

Ditulis oleh Toetik Koesbardiati

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp