Pendampingan dengan Cara Tutorial Merupakan Upaya Tepat dalam Meningkatkan Kemampuan Pengasuhan Ibu terhadap Gizi Anak

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto by Hello Sehat

Di Surabaya, kejadian gizi kurang pada Balita di tahun 2005 sebesar 28,9%, angka ini melebihi angka harapan Indonesia di tahun 2025 (22,3%). Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar di Indonesia, kejadian gizi kurang Balita di Indonesia tidak berubah dari tahun 2003 hingga 2013, yaitu sebesar 19%. Pada tahun 2018, kejadian gizi kurang sedikit menurun (17,7%), namun tetap masih belum dapat mencapai harapan pemerintah di tahun 2019 yaitu sebesar 17%. Data ini menunjukkan bahwa kejadian gizi kurang di Indonesia dalam 20 tahun terakhir masih belum banyak berubah dan tetap tinggi. Hal ini membuktikan bahwa penanggulangan yang telah dilakukan oleh pemerintah melalui aspek kuratif belum cukup. Strategi baru diperlukan untuk mengatasi masalah sekaligus mengatasi faktor risikonya. Penanggulangan melalui aspek pencegahan dapat dipertimbangkan sebagai pendekatan alternatif.

Akar penyebab gizi kurang di Indonesia adalah kurangnya kemampuan ibu dalam merawat gizi anaknya yang berumur 6-60 bulan. Peran ibu adalah penting dalam mengurangi dampak negatif masalah gizi melalui pengasuhan anak. Ibu harus peka dan paham terhadap adanya faktor risiko dalam pengasuhan yang dapat menyebabkan gizi kurang anak, dan harus mampu menghindarinya sebagai bentuk   pendekatan risiko pengasuhan. Pendekatan risiko ini merupakan strategi baru dalam mengatasi masalah gizi kurang anak.

Faktor risiko pengasuhan yang berhubungan dengan gizi kurang adalah kejadian sakit pada anak, pemeliharaan kesehatan anak, pemberian Air Susu Ibu, pemberian makan, menjaga status gizi anak melalui pengenalan tanda dini gangguan gizi,  dan memantau pertumbuhan anak, serta mengelola lingkungan yang sehat bagi anak. Begitu kompleksnya factor risiko pengasuhan ibu akan menjaga gizi anaknya sehingga ibu perlu di berdayakan akan risiko tersebut.

Pemberdayaan  membuat ibu lebih mampu dan peka melihat sumber daya (peluang) yang ada untuk merencanakan kesehatan dan gizi anak hingga menikmati hasilnya; dapat menentukan penanggulangan masalah berdasar potensi yang ada; mampu mengontrol sendiri keadaan kesehatan dan status gizi anak; serta dapat menguasai lingkungan sosialnya.

Pemberdayaan tercipta melalui pendampingan, penyuluhan dan pelayanan. Berdasarkan  penyebab ketidak berdayaan ibu pada pengasuhan anak, pendampingan adalah pilihan yang tepat karena dapat terbentuk komunikasi  intensif. Pendampingan merupakan suatu aktivitas  yang dilakukan dan dapat bermakna pembinaan, pengajaran, pengarahan dalam kelompok, mengendalikan dan mengontrol. Peran pendamping hanya sebatas pada memberikan alternatif, saran, dan bantuan konsultatif dan tidak pada pengambilan keputusan.

Pendampingan bertujuan menambahkan kesadaran dalam rangka pemenuhan kebutuhan dan pemecahan permasalahan kelompok. Pendampingan diupayakan untuk menumbuhkan keberdayaan dan keswadayaan agar masyarakat dapat hidup secara mandiri.  Pendampingan termasuk pembelajaran individu tentang risiko pengasuhan dalam bentuk modul tutorial, pelatihan keterampilan pengasuhan dan pembelajaran pengasuhan secara  langsung. Pendampingan gizi yang saat ini dilaksanakan masih ditekankan pada penyuluhan, dimana role model dan kemitraan masih diperlukan untuk menyelesaikan permasalahan yang ada bukan berdasarkan potensi yang dimiliki masyarakat.

Sebanyak 39 ibu dipilih sebagai kelompok kontrol dan 38 ibu sebagai kelompok perlakuan. Metode pendampingan diberikan pada kelompok perlakuan sedangkan penyuluhan diberikan pada kelompok control selama enam bulan. Semua menerima materi yang sama akan factor risiko pengasuhan. Pada kelompok pendampingan diberikan praktik pengukuran berat dan tinggi badan anak, monitoring pertumbuhan anak, pemberian makan anak, serta praktik deteksi dini anak sakit dan gizi kurang. Indicator keberhasilan pemberdayaan ibu adalah peningkatan pengetahuan, sikap dan perilaku ibu terhadap pengasuhan anaknya.

Peningkatan  keberdayaan ibu terjadi pada semua kelompok, dimana pada kelompok pendampingan peningkatnnya lebih besar dan sangat nyata menunjukkan hasil pembelajaran pada setiap individu. Pendampingan dengan modul tutorial memberikan hasil yang lebih baik pada ketrampilan pengasuhan karena pelatihan keterampilan yang diajarkan telah sering dilakukan ibu di kesehariannya. Semakin banyak indera yang digunakan dalam mempengaruhi perubahan perilaku, semakin mudah perubahan perilaku itu terjadi. Berdasarkan keberhasilan pemberdayaan ibu melalui pendampingan dengan cara tutorial, dibutuhkan waktu 46 bulan untuk memberdayakan seluruh ibu dalam mengasuh anak. Pemberdayaan pengasuhan harus dilakukan sedini mungkin sebelum ibu hamil pertama kali atau saat ibu masih remaja.

Penulis: Sri Umijati, dr., M.S.

Link Jurnal: https://www.ejgm.co.uk/article/empowering-mothers-through-mentoring-on-6-60-months-childrens-nutrition-care-an-effort-to-prevent-11311

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp