Bagaimana Implementasi Program Promosi Kesehatan Sekolah di Indonesia ?

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi by Dinkes Bantul

Remaja merupakan kelompok rentan yang memiliki rasa ingin tahu yang besar dan membutuhkan akses terhadap berbagai informasi kesehatan remaja. Oleh karena itu, pemerintah telah menerapkan strategi melalui pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja. Namun, beberapa pemangku kepentingan dan pemuda memiliki keterbatasan akses ke YCHS terutama yang disampaikan di lingkungan sekolah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan program kesehatan remaja di sekolah khususnya sekolah umum sekolah dan sekolah berbasis agama. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain potong lintang. Pelajaran ini dilakukan di sekolah umum dan sekolah berbasis agama di Surabaya Utara Indonesia. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari 100 siswa melalui teknik simple random sampling.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi remaja antara sekolah umum dan sekolah berbasis agama (p=0,047). Sikap siswa (p=0,000) dan pengaruh lingkungan (p=0,000) keduanya berhubungan dengan kandungan kesehatan reproduksi. Namun tidak terdapat perbedaan sikap remaja terhadap program kesehatan reproduksi remaja (p=0,90) dan paparan remaja terhadap alat reproduksi remaja kebijakan kesehatan (p=0,196). Pelaksanaan program kesehatan remaja di dua jenis sekolah (umum dan berbasis agama) adalah berbeda. Remaja harus memiliki hak yang sama untuk memperoleh pengetahuan tentang kesehatan remaja sebagai awal pembentukan sikap positif. Oleh karena itu, pemangku kepentingan perlu melakukan pemantauan dan evaluasi penerapan standar program kesehatan remaja di semua jenis sekolah.

Penerapan program kesehatan remaja berbeda antara sekolah umum dan sekolah berbasis agama karena ada perbedaan pengetahuan dan sikap antara siswa dari sekolah umum dan siswa dari sekolah berbasis agama. Perlu ada akses yang setara hingga program kesehatan remaja yang didukung oleh seluruh pemangku kepentingan mulai dari keluarga, sekolah, dan pemerintah. Jaringan kerja multisektor dan edutainment merupakan strategi keberhasilan pelaksanaan program kesehatan remaja. Edutainment adalah sebuah kata yang menyatakan campuran hiburan dan pendidikan atau perkawinan pendidikan dan hiburan. Tujuan utama dari campuran ini adalah untuk mendukung pendidikan dengan hiburan. Edutainment didefinisikan sebagai aplikasi yang dilengkapi dengan tujuan dan ukuran pendidikan dan memberikan pelajar tentang nilai kehidupan, menggunakan sumber daya dan metode dan bersenang-senang dengan cara menciptakan dan memiliki pengalaman. Oleh karena itu, perlu dilakukan pemantauan dan mengevaluasi pelaksanaan program kesehatan remaja di semua jenis sekolah sehingga semua remaja memiliki hak yang sama dalam memperoleh informasi tentang kesehatan reproduksi remaja sesuai dengan kebutuhan mereka. Hal ini dapat menjadi bekal bagi remaja dalam mempersiapkan masa pubertas dan sebagai upaya mencegah remaja berisiko perilaku.

Penulis: Muthmainnah, S.KM., M.Kes

Informasi detail artikel ini:  

https://www.jphres.org/index.php/jphres/article/view/1954

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp