Pola Selenomethionine pada Radikal Bebas Perokok Elektrik

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto by Lifestyle OkeZone

Sebagian besar masyarakat percaya bahwa rokok elektrik tidak berdampak negatif bagi kesehatan sehingga menyebabkan mereka lebih banyak menggunakannya. Namun, efektivitas dan manfaat penggunaan rokok ini baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang belum dibuktikan melalui uji klinis. Rokok elektrik adalah produk elektronik yang menggunakan energi dari baterai untuk memanaskan cairan yang mengandung propilen glikol, gliserin, nikotin, dan berbagai rasa. Proses ini menghasilkan aerosol yang dapat terhirup oleh penggunanya. Asap yang dihasilkan dari rokok elektrik mengandung berbagai zat berbahaya yang dapat meningkatkan jumlah radikal bebas (Reactive Oxygen Species dan Reactive Nitrogen Species) dalam tubuh hingga konsentrasi tinggi sekitar 1016 molekul/hisap. Radikal bebas adalah produk metabolisme seluler normal yang mengandung satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan. Peningkatan radikal bebas yang berlebihan akan menyebabkan ketidakseimbangan antara radikal bebas dan antioksidan dalam tubuh sehingga memicu terjadinya stres oksidatif yang selanjutnya dapat menyebabkan kerusakan sel dan kematian. Kerusakan sel akibat radikal bebas dapat memicu berbagai penyakit seperti kanker, kardiovaskular, dan paru-paru.

Radikal bebas dalam tubuh dapat langsung dinetralisir oleh enzim antioksidan dengan pemberian antioksidan tambahan. Antioksidan ini hanya dapat diproduksi di dalam tubuh, oleh karena itu asupan tambahan hanya membantu meningkatkan aktivitasnya. Selenomethionine merupakan mikronutrien yang dapat merangsang aktivitas antioksidan dalam tubuh. Itu bisa didapat dari berbagai sumber makanan seperti sayuran, seafood, daging, produk susu dan berbagai jenis kacang-kacangan. Selenomethionine juga bertindak sebagai anti-inflamasi dan bekerja dengan sistem kekebalan tubuh. Malondialdehid merupakan suatu radikal bebas yang digunakan  sebagai indikator untuk meningkatkan aktivitas antioksidan enzimatik, karena merupakan salah satu produk akhir peroksidasi lipid. Oleh karena itu, peningkatan radikal bebas dalam darah dan kerusakan sel paru melalui ekspresi malondialdehid di jaringan paru.

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan menggunakan desain post-test control group design dengan sampel penelitian tikus Wistar jantan (Rattus novergicus) yang dibagi menjadi 6 kelompok. Berumur 2-3 bulan dengan berat 150-200 gram, tidak ada kelainan makroskopik, dan belum pernah dijadikan objek penelitian. Dengan perlakuan diberikan selenomethionine secara oral dan terpapar asap rokok elektrik pada waktu, jumlah dan lama pemberian yang berbeda.

Hasil penelitian menunjukkan nilai rerata malondialdehid dalam darah sebanding dengan lama paparan asap rokok dan selenomethionine serta terdapat hubungan yang kuat antara kadar malondialdehid dalam darah dan jaringan paru. Asap rokok elektrik yang dihirup meningkatkan produksi radikal bebas dengan bereaksi dengan bahan kimia lain. Ini semakin meningkatkan respons peradangan dalam tubuh. Paparan asap rokok kronis dapat menyebabkan kerusakan sel (akibat stres oksidatif) dan ini merupakan faktor penting dalam etiologi berbagai penyakit akibat merokok. Banyak penelitian yang menunjukkan dampak negatif dari paparan asap rokok dalam perspektif yang berbeda, namun ada juga yang lebih dulu melihat bahaya di balik isi cairan rokok elektrik saat dipanaskan. Selain itu, penggunaan rokok tersebut menyebabkan radikal bebas juga masuk ke dalam tubuh melalui darah. Namun, keberadaan kerusakan intraseluler pada jaringan paru belum terbukti.

Selenomethionine merupakan mikronutrien yang berperan utama dalam meningkatkan aktivitas glutathione peroxidase. Glutathione peroxidase adalah salah satu dari tiga antioksidan enzimatik yang berperan sebagai penetralisir radikal bebas. Antioksidan ini hanya dapat diproduksi di dalam tubuh, oleh karena itu asupan tambahan hanya membantu meningkatkan aktivitasnya. Malondialdehid merupakan indikator untuk meningkatkan aktivitas antioksidan enzimatik, karena merupakan salah satu produk akhir peroksidasi lipid. Oleh karena itu, meningkatkan asupan selenomethionine dapat membantu meningkatkan aktivitas antioksidan dari tubuh, sehingga mengurangi efek kerusakan sel. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perbedaan waktu pemberian selenomethionine mempengaruhi kadar malondialdehid dalam darah dan ekspresi malondialdehid pada jaringan paru.  Pemberian selenomethionine secara dini, efektif dalam mencegah dan mengurangi radikal bebas dalam tubuh. Hal ini dibuktikan dengan penurunan radikal bebas pada kelompok yang diberi selenomethionine oral lebih awal. Selain itu, paparan asap rokok elektronik ke saluran napas tidak hanya meningkatkan radikal bebas dalam darah, tetapi juga di dalam sel. Hal ini terlihat dari peningkatan kadar malondialdehid tidak hanya dalam darah, tetapi juga pada ekspresi malondialdehid di alveoli paru. Oleh karena itu, dampak paparan asap rokok elektrik tidak hanya mempengaruhi radikal bebas di dalam tubuh, tetapi juga mempengaruhi sistem intraseluler.

Penulis : Prof. Bambang Wirjatmadi, dr., MS., MCN., Ph.D., Sp.GK

Informasi detail tentang riset ini dapat dilhat pada tulisan kami di :

https://www.jphres.org/index.php/jphres/article/view/2232

Rivan Virlando Suryadinata, Bambang Wirjatmadi (2021). The time pattern of selenomethionine administration in preventing free radicals due to exposure to electric cigarette smoke. Journal of Public Health Research, 10 (02) : 2232.

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp