Peran Probiotik untuk Meningkatkan Kandungan Nutrisi Fermentasi Tepung Seligi

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto by kabartani

Pakan merupakan salah satu faktor penting yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan. Pakan memiliki peranan penting karena kebutuhannya mencapai 60-70% dari total biaya produksi. Kendala dalam budidaya ikan terletak pada manajemen pakan. Pakan berkualitas tinggi memiliki harga yang mahal sehingga pembudidaya banyak menggunakan pakan dengan harga murah tanpa mengetahui kualitasnya. Pengurangan biaya dalam pembuatan pakan dapat dilakukan dengan menggunakan bahan alternatif pakan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan yaitu penggunaan daun seligi pada pakan ikan.

Seligi (Phyllanthus buxifolius) mengandung komposisi kimia dan komponen     metabolik yang cukup lengkap. Hasil analisa proksimat kandungan yang ada pada tepung daun seligi berupa bahan kering 92,13%, protein kasar 11,53%, lemak kasar 4,33%, serat kasar 15,48%, abu 7,69%, dan BETN 53,08%. Sebanyak  240-320 mg serbuk daun seligi dapat menurunkan kadar lemak dan kolestrol, sedangkan komponen metabolik sekunder berupa saponin berfungsi untuk menghambat penyerapan lemak. Tannin berfungsi untuk mengikat lemak dalam saluran pencernan. Flavonoid dan polifenol sebagai zat antioksidan serta steroid terpanoid sebagai anti peradangan. Kandungan nutrisi pada daun seligi dapat dimanfaatkan sebagai bahan pakan karena memiliki kandungan protein yang  tinggi. Kendala penggunaan daun seligi sebagai pakan alternatif yaitu mengandung serat kasar tinggi, hal ini mengganggu degradasinya di dalam saluran pencernaan ikan lele.  . Oleh karena itu, daun seligi perlu difermentasi terlebih dahulu agar kandungan serat kasar pada seligi dapat berkurang.

Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas pakan adalah melalui proses fermentasi menggunakan probiotik. Proses fermentasi dari bahan pakan dipengaruhi oleh dosis probiotik dan waktu fermentasi. Probiotik yang digunakan untuk proses fermentasi seligi terdiri dari beberapa mikroorganisme yaitu : Actinomyces sp., Bacillus sp., Cellulomonas sp., dan Enterobacter sp.). Peran dan fungsi beberapa mikroorganisme tersebut dapat meningkatkan kualitas gizi seligi, khususnya meningkatkan bahan kering , bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN) dan menurunkan serat kasar.

Fermentasi tepung seligi selama 5 hari dengan penggunaan probiotik 2 % menghasilkan kandungan bahan kering yang tinggi karena lama pemeraman tersebut bakteri yang terkandung dalam probiotik belum memanfaatkan bahan pakan secara optimal, sehingga terjadi perekembanganbiakan jumlah bakteri. Banyaknya pakan yang tersedia merupakan sumber nutrisi bagi mikroorganisma untuk tumbuh dan memperbanyak jumlahnya. Tingginya bahan kering merupakan indikasi komponen di dalamnya mengalami perubahan nutrisi yang positif, hal ini ditandai adanya penurunan serat kasar. Pada kondisi demikian mikroorganisma selulolitik (Actinomyces sp., Bacillus sp., Cellulomonas sp., dan Enterobacter sp.) akan menghasilkan enzim selulase yang dapat memutuskan ikatan kompleks lignoselulosa menjadi glukosa. Beberapa fraksi serat kasar digunakan sebagai sumber energi untuk pertumbuhan mikroba. Melalui proses degradasi serat kasar terjadi penurunan kandungan serat kasar pada substrat yang digunakan sebagai media fermentasi. Penurunan serat kasar menunjukkan peningkatan kualitas bahan pakan. Hal ini dikarenakan serat kasar yang bernilai rendah akan meningkatkan kecernaan bahan pakan.

Salah satu keunggulan proses fermentasi menggunakan bakteri selulolitik adalah laju pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan dengan kelompok mikroba lainnya sehingga lama waktu yang dibutuhkan untuk produksi enzim lebih cepat. Kandungan nutrisi lain yang juga mengalami perubahan yaitu peningkatan bahan ekstrak tanpa energi (BETN) pada seligi, hal menunjukkan pada aspek gizi sangat menguntungkan karena semakin banyak BETN berarti semakin semakin banyak komponen organik yang dapat dicerna sehingga semakin banyak energi yang dapat dihasilkan untuk pertumbuhan ikan lele.

Penulis : Mirni Lamid

Link jurnal: https://iopscience.iop.org/article/10.1088/1755-1315/718/1/012082


		

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp