Penentuan Komplikasi dan Kegagalan Kontrasepsi di Provinsi Jawa Timur, Indonesia

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto by Hello Sehat

Program Keluarga Berencana di Indonesia dilakukan dengan alat kontrasepsi yang merupakan upaya untuk mencegah kehamilan. Upaya tersebut bisa bersifat sementara, bisa juga bersifat permanen. Tapi sampai sekarang belum ada metode kontrasepsi ideal 100%, karena idealnya suatu kontrasepsi dilihat dari efektifitas, keamanan, murah, estetis, mudah didapat, tidak memerlukan motivasi terus menerus, dan minimal efek samping. Akseptor menggunakan kontrasepsi reversibel (usia 15-45 tahun) memiliki peluang 1,8 untuk gagal kontrasepsi. Dalam 1 tahun penggunaan, metode reversibel gagal sebanyak 1%. Pencapaian kasus komplikasi dan kontrasepsi Kegagalan pasangan usia subur di Jawa Timur terlihat kasusnya meningkat dari awal Januari 2019 hingga akhir Desember 2019 dengan pencapaian 212 akseptor yang mengalami kasus kegagalan gagal dan 90 akseptor yang mengalami komplikasi di Provinsi Jawa. Timur pada 2019. Kegagalan kontrasepsi dapat disebabkan oleh berbagai hal, yaitu karena metode itu sendiri, penghentian metode oleh akseptor, kurang disiplin dalam menggunakannya atau kesalahan penggunaan. Menurut Lawrence Green, seseorang kesehatan dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu faktor perilaku dan faktor luar perilaku. Terdiri dari faktor prediposisi berupa pengetahuan,  sikap, faktor pendukung dan faktor penguat.

Metode dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dari analisis kebijakan kependudukan dan pengumpulan data dari data sekunder dan masalah kebijakan di masyarakat. Studi tujuan Menganalisis faktor-faktor penentu komplikasi dan kegagalan kontrasepsi pada masa subur pasangan usia (PUS) warga Jawa Timur di BKKBN Perwakilan Provinsi Jawa Timur.

Kejadian komplikasi dan kegagalan kontrasepsi telah meningkat dari awal tahun 2019 sampai akhir tahun 2019, ini karena tingkat pengetahuan masyarakat tentang kelangsungan penggunaan alat kontrasepsi semakin menurun sedangkan masyarakat masih percaya pada budaya dan kepercayaan masyarakat untuk tidak melanjutkan KB lagi. Masyarakat, terutama istri, masih bergantung atas keputusan suami dan juga memikirkan keluarga itu perencanaan hanya milik perempuan atau istri. Masyarakat khususnya warga Jawa Timur, enggan menghabiskan banyak uang untuk perencanaan keluarga karena mereka masih mempertimbangkan pemasangan alat kontrasepsi mahal.

Penulis: Dr. Lutfi Agus Salim, SKM, M.Si

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di:

https://medicopublication.com/index.php/ijfmt/article/view/12040

Ida Farida, Lutfi Agus Salim (2020). Determination of Complications and Contraception Failure in East Java Province, Indonesia. Indian Journal of Forensic Medicine and Toxicology, Vol 14 (4): 2955-2960

https://doi.org/10.37506/ijfmt.v14i4.12040

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp