Kuliah Tamu FEB Ulas Mengenai Perekonomian Saat Bencana Alam

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Majah-Leah V. Ravago, Ph.D (Ateneo de Manila University) selaku pembicara dalam kuliah tamu “Energy, Sustainable Development, and Disaster Risk Management”. (Foto: SS Zoom).

UNAIR NEWS – Departemen Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga mengadakan kuliah tamu rutin yang kali ini bertajuk “Energy, Sustainable Development, and Disaster Risk Management”. Kuliah tamu tersebut diadakan secara online melalui Zoom Meeting pada Selasa (14/12/2021).

Kuliah tamu tersebut mengundang seorang pengajar dari Ateneo de Manila University yang bernama Majah-Leah V. Ravago, Ph.D. Majah-Leah melakukan pemaparan presentasi yang berjudul “The Economics of Disaster: Macro-Meso-Micro Level”. Dengan empat topik pembahasan utama yakni natural hazards (bahaya alam) berubah menjadi bencana, Makroekonomi: Menghubungkan perkembangan ekonomi dan bencana, Meso: Studi dari pemerintahan lokal, dan Mikroekonomi: level rumah tangga.

“Ketika kapasitas respons lokal terbatas, maka natural hazard dapat dengan mudah berubah menjadi bencana dan berdampak pada perekonomian,” terang Majah-Leah mengawali pembahasan mengenai topik pertama.

Selanjutnya, lanjut Majah-Leah, mengenai hubungan perkembangan ekonomi dan bencana alam ternyata kaitan tersebut seringkali tidak terlalu dipertimbangkan dalam perhitungan GDP (Produk Domestik Bruto) negara. Padahal, jika ingin memaksimalkan kesejahteraan intertemporal, juga harus mempertimbangkan keterkaitan dalam sistem ekonomi dan lingkungan, efisiensi dinamis dan pemerataan intertemporal. 

“Untuk melakukan pengukuran standar pengukuran ekonomi dari GDP, penelitian kami menyarankan tiga indikator, yakni Green National Income (GNI), Total Penipisan SUmber Daya dan Degradasi Lingkungan, serta Pendapatan Nasional yang Komprehensif,” jelasnya.

Indikator ekonomi tersebut merupakan salah satu upaya meningkatkan kemampuan manajemen risiko bencana. Karena meningkatkan manajemen risiko bencana dapat menjadi sumber perkembangan ekonomi. Untuk itu diperlukan Indeks Manajemen Risiko Bencana Lokal untuk mengukur kemampuan pemerintah daerah dalam persiapan menghadapi bencana. 

Mengenai efek bencana terhadap perekonomian di tingkat rumah tangga, Majah-Leah menjelaskan bahwa tindakan pencegahan dan disposal aset sangat berpengaruh. Untuk rumah tangga yang telah mempertimbangkan tindakan pencegahan, kemungkinan untuk pemulihan ekonomi pasca bencana meningkat sekitar 23% jika dihitung dari efek marginalnya. Sedangkan untuk keluarga yang memiliki uang simpanan, kemungkinan untuk pemulihan total meningkat sebanyak 8% jika dibandingkan dengan keluarga yang tidak melakukan persiapan.

“Selain itu, untuk level rumah tangga sendiri, perekonomian yang dialami keluarga di sektor formal memiliki pendapatan yang lebih besar namun juga mengalami kerugian yang lebih banyak jika dibandingkan dengan keluarga yang tinggal di sektor informal,” ungkapnya.

Bagaimanapun, sambung Majah-Leah, kerugian yang dialami bagi rumah tangga di sektor informal mungkin sulit untuk melakukan pemulihan mengingat lemahnya kemampuan mereka untuk melakukan pemulihan pasca bencana dan keterbatasan kemampuan konsumsi mereka bahkan selama hari-hari biasanya.

Penulis: Tyas Ratna Manggali

Editor: Nuri Hermawan

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp