Puncak Festival Toleransi 2021, BEM FISIP Tanamkan Nilai Toleransi Milenial

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin

UNAIR NEWS – Banyaknya kasus ekstrimisme beragama di kalangan generasi muda memantik Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga (BEM FISIP UNAIR) untuk turut berpartisipasi aktif dalam menumbuhkan nilai-nilai toleransi. Dikemas melalui rangkaian lomba menarik, agenda dibawah naungan BEM FISIP UNAIR tersebut ditutup dengan webinar Festival Toleransi 2021 pada Senin (13/12).

Webinar itu menghadirkan Ps. Henry Jacques Pattinasarany, pegiat toleransi serta Dr.H.Moh. Adib, Drs., M.Si., akademisi FISIP UNAIR sebagai narasumber utama. Dalam materinya, Ps. Henry yang akrab dipanggil Pendeta Yerry ini menekankan untuk menciptakan kerukunan umat berdasarkan perspektif agama.

“Nilai toleransi yang ingin disampaikan, adalah bentuk keimanan yang berakar, yaitu semakin seorang berakar, ia akan mencintai Tuhannya. Tetapi dengan konsekuensi dari mencintai Tuhan adalah mencintai apa yang Tuhan cintai,” pungkasnya.

Ps.Yerry yang dikenal sebagai konten kreator yang menjunjung nilai toleransi itu juga mengimbau peserta untuk membiasakan adanya perilaku toleransi. “Hal-hal yang sifatnya toleransi masih dianggap luar biasa di bangsa ini, untuk itu, mari kita berprogresif sehingga hal-hal seperti itu bisa dianggap biasa,” jelasnya.

Untuk merajut kesatuan dalam keberagaman, masyarakat seharusnya sudah terbiasa dengan pemandangan toleransi yang seharusnya menjadi karakter bangsa. Dalam acara besutan Kementerian Agama dan Kepercayaan BEM FISIP UNAIR tersebut, Ps.Yerry juga menyebutkan milenial sebagai generasi yang bertugas merawat toleransi di dalam negeri. “Kita melawan budaya orang-orang yang non-tolerir, sehingga milenial bertanggung jawab untuk merajut persatuan dalam keberagaman,” sebutnya.

Pegiat toleransi itu juga menekankan pentingnya para kaum intelektual yang memiliki rasa toleransi yang tinggi untuk bersentuhan dengan masyarakat yang tidak toleran. “Justru yang menjadi tugas kita adalah, bagaimana caranya bersentuhan dengan akar rumput yang tidak toleran, dan kalau bisa berpenetrasi untuk menumbuhkan rasa toleransi,” tutupnya.

Muhammad Dzulfikar Al Ghofiqi, mahasiswa Administrasi Publik selaku Menteri Agama dan Kepercayaan BEM FISIP UNAIR berharap kegiatan itu dapat menginspirasi para peserta. “Agar generasi milenial menjadi pioner dalam membangun toleransi yang aktif dan konstruktif baik di lingkungan Universitas Airlangga Surabaya maupun bangsa Indonesia,” sebutnya.(*)

Penulis: Stefanny Elly

Editor: Khefti Al Mawalia

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp