Daya Hambat Patch Gingiva Mukoadhesif Essential Oil Thymus Vulgaris pada Bakteri Periodontopatogen

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto by Orami

Periodontitis adalah keradangan pada jaringan periodontal yang disebabkan oleh mikroorganisme tertentu yang menyebabkan kerusakan ligamen periodontal dan tulang alveolar yang ditandai dengan kedalaman probing, resesi, atau keduanya[1]. Pada tahun 2013 di Indonesia prevalensi penyakit periodontal memiliki presentase sebesar 96,58%[2]. Dari angka tersebut didapatkan data bahwa penyakit periodontal mengenai hampir seluruh kelompok umur pada masyarakat[3]. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 Departemen Kesehatan Republik Indonesia menunjukkan 57,6% memiliki masalah gigi dan mulut serta mendapat pelayanan dari tenaga medis gigi[4].

Inovasi formulasi obat semakin meningkat dan berkembang. Mukoadhesif merupakan salah satu pilihan inovasi tersebut, karena mukoadhesif memberikan keuntungan seperti kenyamanan yang baik dan pengaplikasian obat yang mudah tanpa disertai rasa nyeri. Berbagai sediaan mukoadhesif yaitu tablet, film, patch, disk, strip, salep dan gel. Patch mukoadhesif  menawarkan fleksibilitas dan kenyamanan yang lebih besar daripada sedian yang lain[8]. Thymol dan carvacrol merupakan senyawa kandungan utama dari essential oil Thymus vulgaris  yang berpotensi sebagai antioksidan, antimikroba, antitusif, antispasmodik. Penelitian sebelumnya telah membuktikan penggunaan essential oil Thymus vulgaris sebagai penghambat bakteri rongga mulut. Thymol lebih efektif untuk menghambat bakteri Gram negatif yang merupakan penyebab periodontitis agresif yaitu A. actinomycetemcomitans dan F. nucleatum.

Thymol dan carvacrol adalah senyawa kandungan utama dari essential oil Thymus vulgaris  yang berpotensi sebagai antioksidan, antimikroba, antitusif, dan antispasmodik terutama Gram negatif. Essential oil Thymus vulgaris telah diteliti dapat menghambat bakteri rongga mulut. Namun sejauh ini masih sedikitnya penelitian mengenai patch gingiva mukoadhesif yang diformulasikan essential oil Thymus vulgaris dalam menghambat pertumbuhan bakteri A. actinomycetemcomitans dan F. nucleatum.

Jenis penelitian yang dilakukan adalah eksperimental laboratoris dengan rancangan post test only control group design. Pembuatan sediaan patch gingiva mukoadesif essential oil Thymus vulgaris/doksisiklin dilakukan dengan menggunakan solvent casting technique. Masing-masing bahan ditimbang. 1,5 gram CMC-Na ditaburkan dalam air 30 mg kemudiaan didiamkan selama 1 malam, kemudian digerus hingga menjadi massa gel. Menambahkan air panas sebanyak 60.3 gram sedikit demi sedikit ke dalam basis gel. Ethanol ditambahkan essential oil Thymus vulgaris/ doksisiklin kemudian ditambahkan propilen glikol dan diaduk hingga larut. Formula pada tahap II dan III dicampurkan dan diaduk hingga homogen. Menimbang 70 gram sediaan ke dalam cawan petri. Dikeringkan ke dalam oven pada suhu 450C. Bakteri A. actinomycetemcomitans dan F. nucleatum yang digunakan pada penelitian ini di dapatkan dari Research Center Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga. Dibagi menjadi 8 kelompok yaitu kelompok bakteri A. actinomycetemcomitans dengan essential oil Thymus vulgaris, A. actinomycetemcomitans dengan patch gingiva mukoadhesif, kelompok bakteri A. actinomycetemcomitans dengan patch gingiva mukoadhesif essential oil Thymus vulgaris, A. actinomycetemcomitans dengan patch gingiva mukoadhesif doksisiklin, kelompok bakteri F. nucleatum dengan essential oil Thymus vulgaris, F. nucleatum dengan patch gingiva mukoadhesif, kelompok bakteri F. nucleatum dengan patch gingiva mukoadhesif essential oil Thymus vulgaris, dan F. nucleatum dengan patch gingiva mukoadhesif doksisiklin. Tahap selanjutnya diinkubasi selama 24 jam dalam suhu 370C kemudian dihitung diameter zona hambat dengan menggunakan jangka sorong. Data yang di dapat dianalisis menggunakan uji normalitas menggunakan Kolmogrov-Smirnov, dilanjutkan uji homogenitas Levene test, dan uji perbedaan menggunakan One-way ANOVA untuk melihat signifikansi seluruh kelompok perlakuan dan dilanjut dengan uji post hoc test (Tukey HSD). Kemudian dilakukan uji t-test sample independent untuk melihat signifikansi masing-masing perlakuan.

Pada bakteri A. actinomycetemcomitans terdapat perbedaan signifikan antara kelompok essential oil Thymus vulgaris dan patch gingiva mukoadhesif essential oil Thymus vulgaris dengan patch gingiva mukoadhesif doksisiklin. Pada bakteri F. nucleatum terdapat perbedaan signifikan antara kelompok essential oil Thymus vulgaris, patch gingiva mukoadhesif essential oil Thymus vulgaris, dan patch gingiva mukoadhesif doksisiklin. Patch gingiva mukoadhesif essential oil Thymus vulgaris yang mengandung thymol dan carvacrol dapat menghambat pertumbuhan bakteri A. actinomycetemcomitans dan F. nucleatum.

Penulis : Prof. Dr. Rini Devijanti Ridwan drg.,MKes

Informasi dan detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di :

Research J. Pharm. and Tech. 14(2): February 2021.

 www.rjptonline.org, dengan judul :

The Anti-Bacterial Activity of Gingival Mucoadhesive Patch from Thymus vulgaris Essential Oil towards Aggregatibacter actinomycetemcomitans and Fusobacterium nucleatum

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp