Uji Proliferasi Sel In vitro dari Demineralized Membran Bahan Dentin dalam kultur sel Osteoblastik MC3T3-E1

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto oleh puretriathlon.net

Ruang lingkup bedah mulut dan kraniofasial meliputi berbagai prosedur bedah, seperti pencabutan gigi, implantasi, pengangkatan infeksi patologis pada rongga mulut, bibir sumbing, bedah palatal, bedah ortognatik, serta bedah rekonstruksi kepala dan leher. Etiologi defek kraniofasial adalah trauma, keganasan, dan defek herediter. Secara umum, cacat kraniofasial akan mengganggu fungsi mengunyah, fungsi estetika, dan disfungsi muskuloskeletal, yang berdampak negatif pada kualitas hidup manusia. Rehabilitasi pasien dengan defek kraniofasial diperlukan untuk mengembalikan fungsi yang hilang. Para ilmuwan telah menemukan beberapa teknik untuk merekonstruksi defek kraniofasial, termasuk pencangkokan tulang, pemecahan tulang, dan regenerasi tulang terpandu (GBR). Di antara teknik rekonstruksi yang disebutkan sebelumnya, GBR adalah teknik yang dipilih oleh banyak operator di kedokteran gigi. Teknik GBR lebih banyak dipilih karena dianggap lebih biokompatibel dan telah terbukti di hampir semua penelitian. Prosedur medis untuk merekonstruksi defek kraniofasial, membuktikan peningkatan regenerasi jaringan. Guided Bone Regeneration telah banyak beredar dengan berbagai merek, termasuk Bovine Pericardium Collagen Membrane (BPCM) dan Demineralised FreezeDried Bovine Cortical Bone Membrane (DFDBCBM). Membran telah diuji untuk biokompatibilitas dan menunjukkan hasil yang menjanjikan ketika diterapkan pada tulang. Penelitian sebelumnya menggunakan BPCM dan DFDBCBM, terdapat sejumlah kekurangan, seperti cross-linked secara kimiawi menyebabkan peningkatan invasi sel inflamasi setelah implantasi kolagen dan biaya operasional yang tinggi. Oleh karena alasan di atas, maka perlu dicari alternatif jenis bahan kedokteran gigi biomedis dengan struktur dan fungsi yang serupa untuk rekonstruksi kelainan tulang secara signifikan. Penelitian ini mencoba untuk menemukan kemungkinan aplikasi Bovine Demineralized Dentine Material Membrane (DDMM). Bahan organik dalam dentin sapi mirip dengan dentin manusia. Gigi manusia adalah bagian yang paling termineralisasi dari semua bagian makhluk hidup, dan email serta dentin sapi memiliki kemiripan yang paling dekat dengan gigi manusia. Dentin mengandung kolagen Tipe I ekstraseluler dan berbagai faktor pertumbuhan, seperti protein morfogenetik tulang (BMP), Osteocalcin, Osteonectin , dan Fosfoprotein, yang diketahui berperan dalam mineralisasi tulang. Bovine DDMM memiliki beberapa keunggulan karena bahan ini memiliki faktor pertumbuhan seperti FGF, IGF-I, IGF-II, bFGF, dan TGF-β.4 Oleh karena itu, penggunaan DDMM sebagai GBR diharapkan dapat meningkatkan penyembuhan tulang. Prinsip pertama dari setiap biomaterial adalah bahwa biomaterial ini harus kompatibel dengan tubuh inang. Biokompatibilitas adalah kemampuan suatu bahan untuk beradaptasi dengan inangnya untuk tidak membahayakan tubuh. Untuk menguji biokompatibilitas suatu bahan, diperlukan uji sitotoksisitas untuk mengetahui efek suatu zat pada sel secara langsung dengan uji MTT.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi efek sitotoksik DDMM sebagai membran GBR pada  kultur sel osteoblast MC3T3-E1. Efek sitotoksik dievaluasi dengan menggunakan uji 3-(4,5-dimethylthiazol-2-yl)-2,5-diphenyltetrazolium bromide (MTT). Kultur sel osteoblas MC3T3-E1 digunakan sebagai parameter viabilitas sel setelah bereaksi dengan bahan GBR. Nilai absorbansi diperiksa pada setiap perlakuan untuk mengetahui persentase viabilitas sel. Terdapat empat kelompok dibuat dalam penelitian ini, dua kelompok perlakuan dan dua kelompok kontrol. Kelompok perlakuan terdiri dari kelompok DDMM dan membran kolagen perikardium sapi (BPCM). Kelompok kontrol terdiri dari kelompok yang mengandung media kultur sel sebagai kelompok kontrol negatif dan kelompok kontrol positif lain yang berisi kultur sel.

Hasil penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan dalam viabilitas sel MC3T3-E1 antara kelompok perlakuan dan kontrol (p <0,05). Selain itu, seperti yang diamati pada kelompok DDMM, terjadi peningkatan jumlah sel osteoblas.Sehingga dapat disimpulkan DDMM adalah biomaterial alternatif yang cocok untuk GBR karena non-sitotoksik dan berpotensi meningkatkan tingkat perbaikan cacat kraniofasial.

Penulis: Dr. Pratiwi Soesilowati, drg., M.Kes.

Link Jurnal: https://www.dovepress.com/getfile.php?fileID=75370

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp