Tingkat Keparahan dan Arah Prevalensi Pasien dengan Deviasi Mandibula Dibandingkan dengan Sudut Cobb

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto oleh faceclinic.es

Deviasi mandibula adalah deformitas kraniofasial dengan pergeseran garis tengah ke lateral. Deviasi mandibula dengan pergeseran lateral dapat mempengaruhi fungsi mulut dan penampilan tubuh. Individu dengan deviasi mandibula lateral sering mengalami gangguan sendi temporomandibular (TMD) karena oklusi asimetris. Jika TMD yang berkepanjangan dan lebih parah, asimetri wajah, dan ketidakseimbangan otot dapat terjadi, yang memengaruhi koordinasi dan keseimbangan simetris tubuh.

Pasien dengan deviasi mandibula sering memiliki morfologi vertebra serviks yang abnormal. Prevalensi tinggi temuan patologis ortopedi juga dilaporkan pada pasien yang membutuhkan perawatan ortodontik karena terjadinya deviasi mandibula; misalnya, 91% dari kelompok diperiksa oleh Hirschfelder dan Hirschfelder, dan 83% pasien dari 420 pasien diperiksa oleh Muller-Wachendorf.

Skoliosis adalah patologi ortopedi yang mendefinisikan penyimpangan tiga dimensi dari sumbu tulang belakang. Ini mungkin terkait secara tidak langsung dengan beberapa bentuk deviasi mandibula ringan dalam dimensi transversal. Skoliosis idiopatik adalah kondisi ortopedi yang ditandai dengan postur tubuh yang tidak memadai, yang progresif dan sering muncul pada masa kanak-kanak, umum terjadi pada anak-anak berusia sepuluh tahun atau lebih. Skoliosis yang memburuk dapat terjadi selama pertumbuhan. Penatalaksanaan skoliosis adalah sering tertunda oleh kurangnya kesadaran di antara pasien dan orang tua.

Prevalensi skoliosis idiopatik adalah 0,47% sampai 5,20% di seluruh dunia. Angka prevalensi skoliosis idiopatik di Surabaya, Indonesia, adalah 2,94%. Kemungkinan deviasi mandibula dan skoliosis terkait menawarkan perspektif baru bagi ortodontis dan ahli ortopedi dalam memeriksa pasien. Penelitian ini menyelidiki hubungan antara deviasi mandibula dan skoliosis idiopatik.

Terjadinya kondilus asimetris juga dapat berperan dalam deviasi mandibula. Oklusi yang tidak seimbang pada pasien dengan asimetri mandibula menyebabkan distribusi beban abnormal pada permukaan artikular dan remodeling kondilus. Dengan demikian, gangguan internal dan gangguan sendi temporomandibular mungkin terjadi. Kondilus berperan penting sebagai pusat pertumbuhan mandibula dan sebagai poros rotasi mandibula. Sebagai pusat pertumbuhan, proses remodeling kondilus terjadi untuk merespon rangsangan yang terus menerus selama pergerakan mandibula. Morfologi permukaan dan kepadatan tulang berhubungan dengan patogenesis asimetri mandibula dan distribusi gaya yang tidak seimbang pada kedua permukaan oklusal. Korelasi antara deviasi mandibula dan asimetri kondilus.

Kemungkinan terjadinya occlusal cant pada pasien deviasi mandibula juga menyebabkan skoliosis idiopatik. Kant oklusal juga dapat menyebabkan deviasi mandibula, karena terjadi bimbingan oklusal asimetris. Kant oklusal menyebabkan kebiasaan mengunyah unilateral. Sebagai reaksi, sisi yang lebih banyak digunakan untuk mengunyah akan menerima gaya oklusal yang lebih tinggi, mencegah erupsi gigi pada sisi tersebut. Keadaan ini kemudian menyebabkan regangan kranial akibat hipertrofi otot unilateral dimana dapat ditemukan kompresi pada C1 (atlas) dan C2 (aksis). Pembentukan Cobb skoliosis sudut atau idiopatik dapat diperkirakan. Sebagian besar pasien memiliki deviasi mandibula ke arah yang sama dengan sudut Cobb. Hal ini dapat disebabkan oleh kebiasaan yang merusak seperti pengunyahan unilateral selama masa pertumbuhan; Dengan demikian, sisi mandibula yang menerima beban lebih besar semakin membesar dan menyimpang ke sisi yang berlawanan. Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa morfologi vertebra yang abnormal berhubungan dengan deviasi mandibula. Lebih banyak pasien memiliki formasi sudut Cobb ke kanan (54,3%). Deformitas yang paling umum adalah sudut Cobb ke kanan. Dominasi sisi, preferensi atau perbedaan tangan dalam kinerja tugas dan mewakili ekspresi asimetri korteks motorik otak, mungkin memainkan peran karena pasien tangan kanan lebih umum. Otot punggung ekstrinsik superfisial yang lebih kuat dapat ditemukan di sisi dominan. Di sini, dominasi sisi kanan lebih sering dan mengarah ke kurva tulang belakang ke kanan.5 Penelitian ini memiliki keterbatasan, seperti prosedur skrining yang digunakan, yang hanya menggunakan pendekatan radiografi, dan hanya sampel kecil pasien yang terlibat. Penelitian lebih lanjut yang melibatkan aktivitas otot, pengelompokan sampel berdasarkan tingkat keparahan skoliosis, usia, jenis kelamin, jenis skoliosis (menggunakan klasifikasi Lenke), penggunaan cone-beam computed tomography (CBCT), dan ukuran sampel yang lebih besar disarankan.

Kesimpulannya, penelitian ini menunjukkan korelasi positif antara arah deviasi mandibula dan skoliosis idiopatik. Arah yang sama antara deviasi mandibula dan pembentukan sudut Cobb dapat ditemukan. Arah skoliosis dan deviasi mandibula lebih sering ke kanan. Tidak ada korelasi antara keparahan deviasi mandibula dan skoliosis idiopatik.

Penulis: Dr. I Gusti Aju Wahju Ardani, drg., M.Kes., Sp.Ort(K)

Link: https://e-journal.unair.ac.id/MKG/article/view/25027

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp