Suplemen Asam Folat dan Dampaknya untuk Menurunkan Pengaruh Buruk dari Stres Selama Kehamilan

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto oleh enervon.co.id

Kehamilan menyebabkan perubahan dan adaptasi pada fisik dan psikologis yang kompleks pada seorang wanita. Pada periode kehamilan sangat rentan terjadi stres baik disebabkan oleh kehamilan itu sendiri maupun oleh lingkungan sekitar. Prevalensi stres pada kehamilan berkisar 5% – 32,96%, hal ini bergantung pada tempat, metode penelitian dan alat ukur yang digunakan dengan rata-rata kejadian stres adalah 15,9% selama kehamilan.

Bayi berat lahir rendah (BBLR) merupakan salah satu penyebab utama kematian neonatal karena pada BBLR mempunyai kecenderungan peningkatan terjadinya infeksi, mudah terserang komplikasi seperti gangguan pada sistem pernafasan, susunan saraf pusat, kardiovaskular, ginjal, dan termoregulasi. Masalah BBLR sangat erat kaitannya dengan kesehatan ibu selama kehamilan. Penelitian-penelitian terbaru menjelaskan bahwa kejadian prematuritas dan BBLR berhubungan dengan stres pada kehamilan.

Keadaan stres dapat mempengaruhi respon adaptasi tubuh yang melibatkan aktivasi Hypotalamus-Pituitary-Adrenal (HPA) axis, merangsang pengeluaran glukokortikoid yang merupakan kortisol predominan dari korteks adrenal. Di dalam sel, kortisol yang berlebihan  dapat menyebabkan peningkatan reactive oxigen species (ROS) dengan adanya pembentukan O2 dan OH yang dapat menyebabkan keadaan stres oksidatif. Dengan mekanisme yang belum jelas, kortisol yang tinggi juga merangsang  produksi homosistein. Konsentrasi homosistein yang berlebihan dapat menyebabkan kadar NO menurun dan mencetuskan keadaan stres oksidatif. Stres Oksidatif dapat menyebabkan produksi Interleukin 6 (IL-6) yang merupakan sitokin pro inflamasi meningkat baik dalam sirkulasi maternal maupun plasenta.

Stres pada kehamilan berkaitan dengan peningkatan kadar IL-6, baik pada awal maupun akhir kehamilan. Sistem imunitas maternal sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan janin serta keberhasilan dari kehamilan itu sendiri. Peningkatan kadar IL-6 dapat mempengaruhi angiogenesis, transfer sitokin pro inflamasi dari ibu ke janin, dan penurunan aliran darah intrauterin. Hal ini menyebabkan iritabilitas pada miometrium dan terganggunya sistem imun janin yang dapat menyebabkan meningkatnya resiko keguguran, memperpendek masa kehamilan, penurunan berat badan janin.

Di Indonesia, suplemen asam folat diberikan selama kehamilan, baik berupa asam folat saja ataupun asam folat yang diberikan bersama dengan zat besi (Fe). Pemberian asam folat bersama zat besi, diberikan sebanyak 90 tablet selama masa kehamilan. Selama ini pemberian asam folat bertujuan untuk menurunkan risiko neural tube defect (NTD) pada bayi dan juga pada pemberian bersama Fe bertujuan untuk meningkatkan kadar haemoglobin pada ibu hamil.

Asam folat merupakan salah satu jenis vitamin B yang larut dalam air yang berperan dalam transfer 1-carbon units. Pemberian asam folat dapat mengurangi konsentrasi homosistein dan meningkatkan kadar NO. Selain itu asam folat juga mempunyai efek antioksidan secara langsung yaitu dapat menurunkan konsentrasi superoxide. Dua mekanisme ini dapat menurunkan ROS  sehingga reaksi inflamasi juga menurun yang ditandai dengan menurunnya ekspresi IL-6 pada plasenta. Penurunan reaksi inflamasi ini dapat mencegah terganggunya fungsi plasenta akibat stres sehingga mengurangi pengaruh buruk stres terhadap hasil kehamilan termasuk berat badan janin.

Dalam penelitian ekperimental yang dilakukan oleh Rize dkk pada mencit putih (Mus musculus)bunting yang diberi perlakuan stress dan asam folat menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan antara ekspresi IL-6 plasenta pada mencit bunting stres yang mendapat dan tidak mendapat asam folat (p=0,077). Hasil lainnya adalah terdapat perbedaan yang signifikan pada berat badan janin,  berat badan janin pada induk mencit stres yang mendapat asam folat lebih tinggi dibanding pada mencit stres yang tidak mendapat asam folat namun lebih rendah dibanding kelompok kontrol (p= 0,0001). Terdapat hubungan negatif antara ekspresi IL-6 plasenta dengan berat badan janin (p=0,021), semakin tinggi ekspresi IL-6 maka berat badan janin semakin rendah. Dapat disimpulkan bahwa pemberian asam folat dapat meningkatkan berat badan janin pada mencit bunting stres namun tidak setara dibanding kebuntingan normal. Dalam penelitian ini, dilaporkan bahwa asam folat mempunyai pengaruh dalam meningkatkan berat badan janin pada mencit bunting yang stress. Asam folat mempunyai peran potensial untuk mencegah dampak buruk pada imflamasi dengan cara menurunkan sitokin pro inflamasi, namun penelitian lebih lanjut perlu dikembangkan untuk menjelaskan lebih lanjut mekanismenya.

Penulis: Rize Budi Amalia

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di: RJPT – Folic acid Supplementation on placental Interleukin-6 and offspring growth in prenatal stress mice model (rjptonline.org)

Author(s): Rize Budi Amalia, Budi Prasetyo, Ratna Dwi Jayanti, Ivon Diah Wittiarika, Widjiati, Agus Sulistyono DOI: 10.52711/0974-360X.2021.00759

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp