Perilaku Menjaga Kesehatan Mulut pada Anak dengan Gangguan Penglihatan terhadap Kejadian Gigi Berlubang

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto oleh i4m.net

Kehilangan penglihatan, juga dikenal sebagai gangguan penglihatan, adalah keterbatasan fungsional yang membuat individu tidak dapat memperoleh informasi dari sekitarnya melalui penglihatan mereka. Menurut WHO pada tahun 2010, terdapat sekitar 285 juta orang menderita kondisi dengan gangguan penglihatan. Gangguan penglihatan ini dapat terjadi pada individu berusia berapa pun , termasuk anak – anak. Dimana masih menurut WHO sendiri di tahun 2010, terdapat 19 juta anak mengalami gangguan penglihatan. 

Anak-anak dengan gangguan penglihatan  menunjukkan kemampuan yang terbatas untuk melakukan aktivitas sehari-hari, salah satunya adalah menjaga kebersihan mulut pribadi. Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa lebih sulit bagi anak- anak dengan gangguan penglihatan untuk mendapatkan akses ke perawatan gigi. Karena berbagai macam hal, antara lain secara jauhnya fasilitas kesehatan mulut atau dokter gigi umum yang ada, merasa tidak memiliki kemampuan untuk merawat anak dengan kebutuhan khusus. Akibatnya, anak-anak dengan disabilitas ini berisiko lebih besar terkena permasalahan gigi berlubang/ karies gigi karena kesulitan yang mereka alami dalam membersihkan plak dan mengenali gejala awal kerusakan gigi seperti perubahan warna (bintik putih). Menurut penelitian yang telah dilakukan, Kesehatan gigi dan mulut anak dapat menjadi tolak ukur dari pengetahuan, sikap, dan praktik mereka dalam menjaga kebersihan mulut. Penelitian pada riset ini dilakukan di Sekolah dasar luar biasa di Surabaya, dengan melibatkan anak usia antara 6-16 tahun dan pengasuh/ orang yang merawat mereka sehari – hari. Dalam hal ini melibatkan orang tua maupun pengasuh.  Data ataupun informasi diperoleh dari kuisioner tersebar dan dengan melihat keadaan rongga  mulut. Seluruh data dikumpulkan  setelah inform consent diisi . Pada kuisioner ditanyakan pengetahuan, sikap dan tindakan dalam menjaga rongga mulut. Selain itu data didapat dengan melakukan pemeriksaan di dalam mulut.

Dari hasil penelitian yang dilakukan didapatkan bahwa angka kejadian gigi berlubang pada anak dengan gangguan penglihatan rendah. Hal ini berhubungan dengan anak – anak dari sekolah luar biasa yang menjadi responden dalam penelitian ini, memiliki kebersihan rongga mulut yang tinggi. Hal ini didukung dengan adanya orang tua atau pengasuh keseharian dari anak – anak di responden dalam penelitian yang dilakukan memiliki tingkat pengetahuan terhadap pentingnya menjaga kesehatan rongga mulut dan gigi. Pengetahuan yang ada didukung dengan sikap yang baik atau supportif, dimana para orang tua atau pengasuh melakukan tindakan membantu membersikan rongga mulut anak dengan gangguan pendengaran. Sehingga kedepannya untuk meningkatkan Kesehatan rongga mulut dan mengurangi kejadian gigi berlubang diharapkan adanya komunitas bagi anak – anak dengan gangguan penglihatan untuk saling berbagi informasi dalam menajga Kesehatan rongga mulut dan giginya. 

Penulis: Mega Moeharyono Puteri,drg.,Ph.D.,Sp.KGA(K)-AIBK

Link Jurnal: https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/31808184/

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp