Pencegahan Dermatitis Kontak karena Kebersihan Tangan di Era COVID-19

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto oleh todayheadline.co

Kasus pneumonia yang tidak diketahui pertama kali ditemukan pada akhir tahun 2019 di Wuhan, China. Virus sindrom pernapasan akut coronavirus 2 (SARS-CoV-2) telah diidentifikasi dari pemeriksaan saluran pernapasan individu yang terinfeksi. Penyakit ini dikenal sebagai Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) dan menyebar dengan cepat ke seluruh dunia. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan COVID-19 sebagai pandemi global pada 11 Maret 2020, dan upaya telah dilakukan untuk mengurangi penularannya.1,2

Virus COVID-19 menyebar melalui tetesan pernapasan, yang dapat menyebar ketika individu yang terinfeksi berbicara, batuk, atau bersin. Penularan juga dapat terjadi melalui kontak langsung dengan selaput lendir pasien atau kontak tidak langsung dengan permukaan atau benda yang terkontaminasi virus.

Untuk mengurangi risiko penularan COVID-19, Centers for Disease Control and Prevention (CDC) merekomendasikan untuk menerapkan kebersihan tangan sebagai salah satu gaya hidup sehat yang penting. Kebersihan tangan dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu dengan mencuci tangan dengan sabun dan air atau menggunakan hand sanitizer yang mengandung alkohol minimal 60%. Kebersihan tangan yang tepat diharapkan dapat mengurangi risiko penularan COVID-19.

The American Contact Dermatitis Society (ACDS) mengantisipasi dermatitis kontak akibat penerapan praktik kebersihan tangan karena banyak petugas kesehatan dan masyarakat yang fokus pada kebersihan tangan. Selama pandemi COVID-19 di China, 66,1% petugas kesehatan mencuci tangan lebih dari 10 kali per hari, tetapi hanya 22,1% yang menggunakan pelembab setelah mencuci tangan. Lebih banyak mencuci tangan tanpa perawatan kulit yang tepat dapat menyebabkan gangguan penghalang kulit. Ini akan meningkatkan risiko dermatitis tangan kontak, dan dapat berdampak negatif pada kualitas hidup individu selama aktivitas.

Tingginya angka kejadian dermatitis kontak pada masa pandemi COVID-19 merupakan salah satu risiko praktik kebersihan tangan. Namun, hal ini dapat dicegah jika kebersihan tangan dilakukan dengan benar sambil mempertahankan fungsi pelindung kulit yang tepat. Pemberian edukasi tentang praktik kebersihan tangan yang benar, perawatan kulit yang tepat, dan pencegahan dermatitis kontak diharapkan dapat mengurangi risiko dermatitis kontak selama pandemi COVID-19.

Upaya pencegahan dermatitis kontak dapat dilakukan melalui presentasi pendidikan kesehatan, video edukasi, dan buku. Pendidikan kesehatan akan melibatkan orang tua karena ibu memiliki peran mendasar dalam membentuk praktik keluarga.

Menurut WHO, ada tiga strategi pencegahan dermatitis kontak karena kebersihan tangan: memilih produk kebersihan tangan yang tidak terlalu mengiritasi, menghindari aktivitas yang berisiko iritasi kulit, dan menggunakan pelembab yang sesuai setelah mempraktikkan kebersihan tangan.

Kulit yang sehat dapat melindungi jaringan di bawahnya dari lingkungan, termasuk pencegahan kehilangan air yang berlebihan. Kulit sehat dapat dicapai dengan perawatan kulit dasar rutin yang terdiri dari pembersihan, menjaga hidrasi kulit, kelembaban kulit, dan perlindungan kulit. Kulit dapat dibersihkan dengan sabun dan air, dilanjutkan dengan mengeringkan kulit segera dengan handuk lembut. Iodofor, sabun antiseptik (klorheksidin, kloroksilenol, triclosan), deterjen, produk berbasis alkohol, dan aditif lain dalam produk kebersihan tangan semuanya telah dilaporkan sebagai iritan. Sabun tersebut biasanya memiliki tingkat pH tinggi (basa) dan mengandung surfaktan, yang dapat menyebabkan hilangnya minyak alami dan menghasilkan dermatitis kontak iritan. Penggunaan produk berbasis deterjen meningkatkan risiko dermatitis dengan mengeringkan stratum korneum dan menghilangkan lipid pelindung, membuat kulit lebih rentan terhadap iritasi. Karena efek pelarutannya yang lebih rendah, pembersih tangan berbasis alkohol diyakini lebih aman daripada deterjen.

Tangan sebagai bagian tubuh yang paling sering kontak dengan pembersih (air, sabun, atau hand sanitizer), memiliki risiko tinggi terkena dermatitis kontak, terutama di era pandemi. Kondisi ini dapat dicegah dengan secara teratur memilih sabun dengan tingkat pH normal dan menggunakan pelembab yang sesuai, terutama setelah prosedur kebersihan tangan. Kulit yang sehat tercermin dari sawar kulit yang utuh (stratum korneum), normal, tingkat faktor pelembab alami (NMF), ekspresi aquaporin (AQP3) normal, dan sekresi sebum yang seimbang. Menggunakan produk pelembab yang tepat merupakan prosedur penting dalam mencegah dermatitis kontak di era pandemi. Penggunaan pelembab harian yang disarankan bervariasi antara 1 hingga 3 kali karena hanya sekitar 50% yang tersisa di permukaan kulit setelah aplikasi.

Ada beberapa jenis pelembab untuk mencegah dermatitis kontak: oklusif, humektan, dan emolien. Oklusif moisturizer adalah oil-based agent yang dapat mencegah TEWL dengan membuat lapisan film pada kulit, seperti mineral oil, lanolin, squalene, paraffin, beeswax, propylene glycol. Pelembab humektan memiliki daya serap air yang tinggi dari atmosfer dan lapisan kulit yang lebih dalam, seperti urea, gliserin, sorbitol, asam hialuronat, propilen glikol, asam alfa hidroksi. Pelembab yang baik menggabungkan agen humektan dan oklusif untuk mencegah TEWL dan penyerapan air dari lapisan kulit yang lebih dalam pada tingkat kelembaban atmosfer yang rendah. Sedangkan emolien mengisi lapisan lipid antar sel di kulit dan melembutkan kulit, seperti lanolin, minyak mineral, petrolatum.

Menghindari aktivitas dengan risiko iritasi kulit juga penting untuk pencegahan dermatitis kontak, seperti mengurangi paparan iritan di tempat kerja dan dalam aktivitas sehari-hari. Jika perlu, kenakan alat pelindung diri untuk menghindari kontak dengan iritasi.

Penulis: Dr.Damayanti,dr.Sp.KK(K)

Informasi detail dari artikel ini dapat dilihat pada tulisan kami di: https://e-journal.unair.ac.id/BIKK/article/view/30214

PREVENTION OF CONTACT DERMATITIS DUE TO HAND HYGIENE IN THE ERA OF COVID-19

Damayanti Damayanti, Cita Rosita Sigit Prakoeswa, Sylvia Anggraeni, Menul Ayu Umborowati

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp