Kandungan Logam dalam Jaringan Kerang Hijau

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto oleh Berita

Kerang hijau (Perna viridis), bivalvia dari famili Mytilidae, memiliki nilai ekonomi penting (Kamaruzzaman et al., 2011). Kerang hijau memiliki kandungan protein yang tinggi, rata-rata 67 persen dari bobot tubuhnya, dan merupakan sumber protein hewani yang murah bagi nelayan dan masyarakat pesisir (Prudente et al., 1999; Tanabe et al., 2000).

Spesies ini dapat ditemukan di Indo-Pasifik dan Kepulauan Asia-Pasifik (Benson et al., 2001). Perna viridis ditemukan di habitat intertidal, subtidal, dan estuari hingga kedalaman 20 m, dengan salinitas berkisar antara 18 hingga 33 ppt dan suhu berkisar antara 11 hingga 32 °C (Segnini de Bravo et al., 1998; Cheung et al., 2013). Di teluk dan muara yang terlindung, kerang ini biasanya ditemukan menempel pada berbagai benda keras atau substrat. Dalam keadaan suhu dan salinitas yang ideal, koloni padat dapat terbentuk, dengan ribuan individu per meter persegi (Sotto dan Cosel, 1982). Spesies ini memakan plankton kecil dan bahan organik kecil tersuspensi lainnya, dan merupakan filter feeder yang efektif. Mereka dapat menahan fluktuasi lingkungan alami serta polutan (Shi dan Wang, 2004; Koropitan dan Cordova 2017). Kerang hijau (Perna viridis) telah digunakan sebagai indikator biologis kontaminasi logam di berbagai lingkungan pesisir tropis dan subtropis (Phillips dan Rainbow, 1988; Chong dan Wang, 2001; Shi et al., 2003; Koropitan dan Cordova, 2017).

Jawa Timur merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang mengalami pertumbuhan ekonomi yang relatif pesat selama satu dekade terakhir. Sebagai hasil dari pertumbuhan ekonomi ini, wilayah tersebut telah dipengaruhi oleh polutan organik dan anorganik dari limbah perumahan dan industri (Roosmini et al. 2018). Jumlah limbah yang mengandung logam berat yang masuk ke lingkungan muara dan pesisir melalui sungai akan meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah industri. Akibatnya, kerang hijau di habitat pesisir yang terkontaminasi ini dapat mengakumulasi logam beracun, yang menghasilkan konsekuensi kesehatan yang serius jika dikonsumsi. Logam berat merupakan polutan beracun yang tidak dapat terurai secara hayati dan dapat mengganggu kesehatan manusia (Raknuzzaman et al., 2016; Liu et al., 2018). Penelitian ini bertujuan untuk menilai kadar Hg, Cu, Cr, Cd, Pb, dan Zn dalam jaringan kerang hijau (P. viridis) dari EJC dan memprediksi kemungkinan ancaman yang signifikan terhadap kesehatan masyarakat.

Hasil studi menunjukkan bahwa Cu>Zn>Pb>Cr>Cd>Hg adalah urutan konsentrasi logam dalam seluruh jaringan kerang hijau. Jaringan kerang hijau di beberapa lokasi pantai Jawa Timur mengakumulasi kadar Cd dan Pb yang melebihi tingkat yang direkomendasikan untuk konsumen. Untuk menghindari resiko Kesehatan akibat mengkonsumsi kerang ini dianjurkan tidak mengkonsumsi kerang ini setiap hari serta mengurangi jumlah kerang yang dikonsumsi.

Ditulis oleh: Agoes Soegianto dkk.

Telah terbit di jurnal: REGIONAL STUDIES IN MARINE SCIENCE, Volume 48, November 2021, 102045

Website: https://doi.org/10.1016/j.rsma.2021.102045

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp