Disparitas Kepemilikan Asuransi Kesehatan pada Persalinan di Rumah Sakit

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto oleh qoala.app

Jumlah kasus kematian ibu di Indinesia masih cukup tinggi. WHO bahkan mencatat setiap hari 38 ibu di Indonesia meninggal karena penyakit/komplikasi yang berhubungan dengan kehamila. Jika dilihat dari karakteristik penyebab kematian Sebagian besar terkategori preventable death, Artinya kita bisa saja mencegah sebagian besar kematian ini karena jika ibu selama hamil mendapatkan pelayananan dan penjagaan kesehatan yang memadai, maka munculnya penyakit atau komplikasi kehamilan dapat dicegah. Dengan demikiam kita bisa menghindari terjadinya angka kematian ibu (AKI) yang tinggi. 

Sebuah studi menemukan sekitar 15% kehamilan/persalinan mengalami kesulitan; mereka membutuhkan kesiapan layanan yang berkualitas setiap saat. Akses cepat ke layanan darurat yang berkualitas diperlukan, karena beberapa komplikasi memerlukan perawatan darurat dalam hitungan jam. Keterlambatan dalam mendapatkan pelayanan kesehatan dapat meningkatkan peluang terjadinya kematian ibu. Penelitian sebelumnya menemukan setidaknya terdapat tiga penundaan yang menyebabkan kematian ibu,yaitu terlambat dalam membuat keputusan, terlambat tiba di tempat rujukan, dan terlambat mendapatkan bantuan di tempat rujukan.

Penelitian oleh Pardosi et al (2017) menemukan beberapa variabel penyebab keterlambatan pertolongan persalinan di Indonesia bagian timur, diantaranya akses ke fasilitas kesehatan dan biaya yang dikeluarkan selama persalinan. Adanya disparitas ketersediaan rumah sakit mengakibatkan penduduk di sebagian wilayah di Indoensia lebih sulit mengakses layanan Kesehatan rujukan. Selain itu biaya yang cukup mahal mempengaruhi para ibu dalam memanfaatkan pelayanan rumah sakit khususnya di Indonesia Timur. Mahalnya biaya ini bukan hanya berkaitan dengan tarif layanan, tetapi juga biaya lain yang menyertai proses layanan, seperti biaya perjalanan, keperluan sehari-hari bagi penunggu pasien, dan sebagainya.

Untuk menekan tingginya pengeluaran masyarakat dalam mendapatkan layanan kesehatan, pemerintah Indonesia adalah bertekat untuk mewujudkan universal health coverage. Pemerintah melakukannya melalui Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). JKN merupakan bentuk jaminan finansial ketika ibu ingin melahirkan di rumah sakit.  Beberapa penelitian telah melaporkan bahwa JKN terbukti dapat meningkatkan akses perempuan untuk melahirkan di rumah sakit. Tetapi sayangnya sampai saat ini, cakupan universal health coverage di Indonesia masih rendah, utamanya di wilayah Indonesia bagian timur. Oleh karena itu menjadi penting bagi pemerintah untuk mengetahui disparitas kepemilikan jaminan kesehatan pada persalinan di rumah sakit di Indonesia Timur, agar dapat disusun rancangan kebijakan yang tepat untuk menekan terjadinya hambatan biaya pada persalinan di rumah sakit. Hal inilah yang mendorong dilakukannya penelitian ini.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa wanita yang diasuransikan lebih mungkin untuk menjalani persalinan di rumah sakit dibandingkan wanita yang tidak diasuransikan. Analisis ini menunjukkan bahwa memiliki asuransi kesehatan merupakan faktor protektif bagi perempuan di Indonesia Timur untuk melahirkan di rumah sakit. Masih terdapat disparitas antara ibu berasuransi dan tidak berasuransi dalam persalinan berbasis rumah sakit di Indonesia bagian timur. Wanita yang diasuransikan hampir satu setengah kali lebih mungkin daripada wanita yang tidak diasuransikan untuk melahirkan di rumah sakit.

Selain kepemilikan asuransi kesehatan, semua variabel independen lainnya yang dianalisis (jenis tempat tinggal, kelompok umur, status perkawinan, tingkat pendidikan, status pekerjaan, paritas, dan status kekayaan ) merupakan determinan signifikan dari persalinan di rumah sakit di Indonesia Timur. Menurut provinsi, perempuan di Maluku dan Maluku Utara lebih kecil kemungkinannya untuk melakukan persalinan di rumah sakit dibandingkan dengan perempuan di Nusa Tenggara Timur. Sementara itu, wanita Papua Barat dan Papua memiliki kemungkinan lebih tinggi dibandingkan wanita di Nusa Tenggara Timur untuk melahirkan di rumah sakit.

Hasil penelitian ini memberikan arah kebijakan yang jelas. Pemerintah Indonesia dapat mendorong kebijakan yang fokus pada peningkatan partisipasi masyarakat dalam Jaminan Kesehatan Nasional untuk meningkatkan angka persalinan aman di Indonesia bagian timur. Pemerintah Indonesia juga dapat mengoptimalkan peran pemerintah daerah, misalnya dengan melakukan bantuan cost sharing untuk iuran Jaminan Kesehatan Nasional bagi masyarakat miskin. Hal ini perlu dilakukan karena untuk Indonesia bagian timur, memiliki asuransi kesehatan saja tidak cukup. Biaya dari asuransi hanya akan menutupi biaya pelayanan. Sementara itu, Indonesia bagian timur memiliki karakteristik geografis yang ekstrim, termasuk topografi kepulauan, membuat biaya transportasi menjadi mahal. Oleh karena itu intervensi kebijakan lain masih diperlukan untuk melengkapi kebijakan Jaminan Kesehatan Nasional.

Penulis: Ratna Dwi Wulandari

Link artikel:  https://doi.org/10.1186/s12913-021-07246-x

Sumber: Laksono, A. D., Wulandari, R. D., Zuardin, Z., & Nopianto, N. (2021). The disparities in health insurance ownership of hospital-based birth deliveries in eastern IndonesiaBMC health services research21(1), 1261

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp