Faktor Penumbuh Sperma Sapi Simental Mempertahankan Kualitas Sperma Kambing Kacang Selama Lima Hari pada Simpan Dingin

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto by Agronet

Kambing merupakan salah satu komoditas untuk memenuhi kebutuhan protein hewani. Konsumsi protein hewani penting bagi tubuh manusia sebagai sumber energi, membangun dan memperbaiki jaringan tubuh, membentuk antibodi, Protein juga merupakan pembentuk enzim dan hormon, menyeimbangkan pH dan jumlah cairan dalam darah, menyimpan cadangan nutrisi tubuh, dan menjadi alat transportasi bagi senyawa-senyawa kimia untuk melewati aliran darah serta masuk atau keluar sel tubuh. Protein tersusun atas asam amino. Terdapat 20 macam asam amino  pembentuk protein, yang terbagi menjadi dua kelompok, yaitu sembilan asam amino esensial dan sebelas asam amino nonesensial. Apabila tubuh kekurangan asam amino nonesensial, maka tubuh akan mensintesis sendiri asam amino nonesensial tersebut. Sedangkan asam amino esensial tidak bisa diproduksi sendiri oleh tubuh sehingga harus didapatkan dari makanan. Sembilan asam amino esensial tersebut adalah Isoleusin, Lisin, Leusin, Valin, Treonin, Histidin, Metionin, Fenilalanin, dan Triptofan.  Oleh karena itu, makanan sumber asam amino esensial perlu dikonsumsi secara rutin dalam jumlah yang cukup, agar kebutuhan nutrisi tubuh bisa terpenuhi.

Daging kambing merupakan salah satu sumber asam amino esensial. Berdasarkan Direktori Perkembangan Konsumsi Pangan Tahun 2021 Badan Ketahanan Pangan kementerian Pertanian konsumsi daging kambing mencapai 0.52 kg/kap/tahun. Namun, rata-rata ketersediaan daging kambing untuk konsumsi tahun 2020 adalah 0,1791 kg/kapita/tahun dan pada tahun 2021  sebesar 0,1815 kg/kapita/tahun, atau mengalami pertumbuhan 4,08%. Oleh karena itu, masih perlu peningkatan produktivitas kambing untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Peternakan kambing perlu terus ditingkatkan bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, tetapi juga untuk memenuhi permintaan dari luar negeri. Peluang ekspor kambing terbuka ke beberapa negara Asia, Asia-Pasifik, dan, Afrika. Permintaan ternak/daging kambing dari manca negara tersebut belum dipenuhi karena keterbatasan produksi.

Kambing kacang merupakan ternak lokal yang banyak dipelihara masyarakat di pedesaan, karena mudah diternakkan, dapat diberi makan hijauan yang tersedia di sekitar pekarangan di pedsaan, dan tahan penyakit.  Jumlah kambing Kacang di Indonesia mencapai 41,9% dari seluruh  populasi kambing yang ada di Indonesia. Sentra produksi daging kambing di Indonesia berdasarkan adalah Provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat.

Upaya untuk meningkatkan produktivitas kambing Kacang dapat dilakukan dengan teknik inseminasi buatan. Namun, semen beku kambing Kacang sampai saat ini belum tersedia, sehingga inseminasi buatan menggunakan semen beku belum dapat dilaksanakan secara masif. Senyampang penelitian-penelitian untuk menemukan protokol yang paling efektif dan efisien untuk membuat semen beku kambing Kacang sedang dilakukan, maka inseminasi buatan dapat dilakukan menggunakan semen cair, yaitu semen segar.  Maslahnya adalah, semen segar kambing Kacang sangat cepat menurun kualitasnya apabila tidak ditambah bahan pengencer. Tanpa tambahan bahan pengencer semen segar kambing Kacang hanya dapat dipergunakan untuk inseminasi buatan kurang dari 15 jam, karena lebih dari 60% populasi spermatozoa dalam semen tersebut telah mati.  Tujuan pengenceran semen adalah untuk meningkatkan volume semen dan mempermudah membagi dosis sehingga dari satu kali ejakulasi dari seekor pejantan dapat dimungkinkan untuk kawin suntik beberapa puluh ekor betina. Selain itu pengenceran bertujuan untuk  meminimalkan penurunan kualitas spermatozoa selama penyimpanan.  Upaya untuk memperpanjang masa hidup spermatozoa dapat dilakukan dengan penambahan bahan pengencer dan penyimpanan pada suhu dingin dalam lemari pendingin (suhu 5° C). Penambahan antioksidan atau bahan lain dapat pula memepertahankan kualitas spermatozoa kambing selama dalam penyimpanan. Hal tersebut telah dibuktikan pada penelitian sebelumnya, yaitu menggunakan penambahan senyawa L-arginin (tahun 2019), dan ekstrak teh hijau (tahun 2020) kedalam bahan pengencer. Dalam rangka untuk menemukan berbagai alternatif bahan bioaktif yang dapat memperpanjang masa hidup spermatozoa kambing Kacang pada penyimpanan dalam suhu dingin, maka pada tahun 2021 dilakukan penelitian lagi menggunakan protein yang berasal dari semen pejantan unggul sapi Simmental.  Penelitian ini didasari oleh tiga hasil penelitian sebelumnya yang telah terbit sebagai artikel pada jurnal internasional bereputasi.  Penelitian pada tahun 2018 dan awal tahun 2020 menunjukkan bahwa seminal plasma pejantan sapi Simmental dapat meningkakan kualitas sperma beku kambing Kacang.  Penelitian selanjutnya (masih di tahun 2020) menemukan bahwa pada plasma semen pejantan sapi Simmental terdapat zat penumbuh berupa protein dengan berat molekul 150 kilo Dalton (kDa). Zat penumbuh tersebut sangat berperan pada kesuburan spermatozoa sehingga semen beku sapi Simmental produksi Balai Inseminasi Daerah  (BIBD) Universitas Airlangga sangat digemari oleh peternak di sejumlah kabupaten di Jawa Timur, antara lain Lamongan, Situbondo, dan Bondowoso.

Penelitian dilakukan oleh Prof. Dr. Suherni Susilowati, drh., M.Kes., sebagai ketua, danggota terdiri atas Prof. Dr. Imam Mustofa drh., M.Kes., Prof. Dr. Wurlina drh., MS., Indah Norma Triana,   drh., M.Si., Suzanita Utama, drh., M.Phil., Ph.D. dan Dr. Budi Utomo, drh., M.Si. dari Divisi Reproduksi Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga. Penelitian dilakukan di Balai Inseminasi Daerah  (BIBD) Universitas Airlangga yang terletak di desa Desa Tanjung, Kecamatan Kedamean, Kabupaten Gresik. Penelitian ini didanai oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (RISTEK-DIKTI), Republik Indonesia (Hibah No. 4/AMD/E1/KP.PTNBH/2020 dan 765/UN3.14/PT2020). Oleh karena itu para peneliti mengucapkan terimakasih kepada Menteri RISTEK-DIKTI dan Rektor Universitas airlangga. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Dr. Trilas Sardjito, drh., M.Kes, Ketua Balai Inseminasi Daerah  Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga, serta Subchan Aziz dan Agus Purwanto atas dukungan teknisnya. Tidak lupa para penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Pusat Pengembangan Jurnal dan Publikasi Ilmiah Universitas Airlangga dan Enago English Editing yang telah mengoreksi naskah, sehingga hasil penelitian ini berhasil terbit di jurnal internasional bereputasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa protein faktor penumbuh yang berasal dari seminal plasma semen sapi Simental dapat memperpanjang masa hidup spermatozoa kambing Kacang pada penyimpanan dalam lemari es. Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa semen kambing Kacang tanpa penambahan bahan pengencer hanya bertahan 15 jam pada suhu ruang. Penyimpanan semen kambing Kacang dalam pengencer susu skim-kuning telur tanpa tambahan antioksidan pada penyimpanan dalam suhu ruang hanya bertahan 24 jam, dan pada penyimpanan suhu dingin hanya bertahan tiga hari. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dosis 12 mikro gram protein/100 mL bahan pengencer susu skim-kuning telur adalah dosis optimum dan dapat mempertahankan kualitas semen dan tetap layak dipakai untuk inseminasi buatan selama lima hari. Dosis yang lebih tinggi justru menurunkan kualitas semen, disebabkan oleh adanya paradoks antioksidan. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa penggunaan 60 juta spermazoa motil per dosis untuk inseminasi buatan intra servikal menghasilkan tingkat kebuntingan 95%.  Berdasarkan dosis tersebut ternyata pada hari kelima penyimpanan satu ejakulat dari seekor pejantan kambing Kacang dapat dipergunakan untuk inseminasi pada 57 ekor kambing betina birahi dengan volume semen hanya 0.38 ml/dosis).

Artikel ilmiah hasil penelitian ini sudah terbit pada Veterinary Medicine International, (https://www.hindawi.com/journals/vmi/) suatu jurnal bereputasi terindeks Scopus Q1, H-index=30, Skor SJR= 0.62 (pada Scimago Journal & Country Rank: https://www.scimagojr.com/journalsearch.php?q=21100205737&tip=sid). Artikel dapat di akses melalui tautan. Artikel dapat di akses melalui tautan: https://www.hindawi.com/journals/vmi/2021/1470209/

Penulis: Prof. Dr. Imam Mustofa, drh., M.Kes. (Corresponding author)

Disarikan dari artikel: Suherni Susilowati, Imam Mustofa, Wurlina Wurlina, Indah Norma Triana, Suzanita Utama, and Budi Utomo. 2021.  A 150 kDa Protein Derived from Bull Seminal Plasma Extended the Survival Time of Kacang Goat Sperm Stored at 5°C. Vet Med Int. 2021 Nov 18;2021:1470209. doi: https://doi.org/10.1155/2021/1470209. PMID: 34840715; PMCID: PMC8616707.

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp