Bersama Mitra, PSGIS UNAIR Dorong Peran Kesehatan Perempuan untuk Modal Sosial dan Ketahanan Selama Pandemi Covid-19

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Pembukaan Konferensi tema Kesehatan Perempuan, Modal Sosial dan Ketahanan Selama Pandemi Covid-19. (Foto: Nuri Hermawan)

UNAIR NEWS – Aliansi Pita Putih Indonesia (PPI) mendapat kehormatan untuk menyelenggarakan dan menjadi tuan rumah konferensi internasional. Dalam hal ini Pusat Studi Gender dan Inklusi Sosial (PSGIS) Universitas Airlangga  menjadi salah satu bagiannya.

Topik utama konferensi yang berlangsung pada Kamis (2/12), mengusung tema Kesehatan Perempuan, Modal Sosial dan Ketahanan Selama Pandemi Covid-19. Dilakukan secara hybrid, konferensi tersebut merupakan salah satu kegiatan dalam rangka memperingati 20 tahun White Ribbon’s Alliance (WRA).

“Topik ini mendapat perhatian dari WRA karena kesehatan perempuan terabaikan selama pandemi karena kebijakan PPKM masih berorientasi pelayanan pada area formal. Dampaknya, persoalan kehamilan tidak dikehendaki, pernikahan usia anak, gizi buruk, stunting, lansia, dan anak terlantar meningkat,” ujar Ketua PSGIS UNAIR  Prof. Dr. Hj. Emy Susanti, Dra., MA., kepada tim UNAIR NEWS.

Pada sisi yang lain, sambung Prof. Emy, tidak adanya peluang kerja, tingginya PHK yang berdampak pada pengangguran, mendorong kondisi ekonomi semakin memburuk dan meningkatkan angka kekerasan dalam Rumah Tangga serta angka kriminal dalam masyarakat. WRA berkomitmen terus mempromosikan pentingnya kesehatan Perempuan dan Anak.

“WRA juga mendorong perempuan untuk menyuarakan pendapat, masalah, dan isu mereka melalui gerakan yang dipimpin oleh komunitas. Untuk menyuarakan isu ini di publik maka perlu dilakukan advokasi melalui konferensi internasional,” ujarnya.

Selanjutnya, Prof. Emy juga menjelaskan bahwa WRA mengundang beberapa pembicara yang kredibel untuk konferensi tersebut. Para ilmuwan akan berbagi pengetahuan tentang isu-isu terkini dengan harapan para peserta akan berpartisipasi dan berbagi pengetahuan dan pengalaman untuk melakukan hal yang tepat bagi diri mereka sendiri, lembaga, dan masyarakat.

“Untuk mendapatkan gambaran pentingnya isu di daerah, nasional, dan global beberapa memberikan pengantar dalam sambutan pembukaan, WRA (White Ribbon Alliance) mengundang Perwakilan PPI Jawa Timur Ketua Aliansi Pita Putih, Kristy Kade, Ketua Aliansi Pita Putih Indonesia (PPI), Giwo Rubianto, Perwakilan PBB Dana Kependudukan (UNFPA), dan Anjali Sen,” paparnya.

Pada akhir, Prof. Emy juga mengatakan bahwa sebagai keynote speaker, WRA mengundang Menteri Kesehatan Republik Indonesia, menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Indonesia, Ketua Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Indonesia, dan Regional Adviser UNFPA APRO.

“Sedangkan sesi paralel, WRA akan membagi konferensi menjadi dua sesi dan 6 Klaster dengan 90 pemateri. Setiap cluster memiliki presenter dan topik yang berbeda,” pungkasnya.

Tercatat enam klaster tersebut dibagi dalam beberapa topic. Klaster 1, membahas strategi penghapusan segala bentuk kekerasan terhadap perempuan dan kondisi kesehatan. Klaster 2, membahas strategi penurunan angka kematian ibu (AKI). Topik ini penting karena AKI pada masa pandemi Covid-19 relatif tinggi. Klaster 3, WRA memberikan informasi tentang pencapaian, kebijakan, dan program kesehatan perempuan. Klaster 4, membahas strategi implementasi capaian kesehatan perempuan berbasis komunitas. Klaster 5, membahas bagaimana cara mempromosikan kesehatan remaja dan anak-anak. Klaster 6 pertemuan antara WRA dengan PPI.

Penulis: Nuri Hermawan

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp