Membangun Desa Binaan Ekonomi Syariah, Lewat Pengabdian Masyarakat.

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Sesi foto bersama Hima Ekis UNAIR bersama adik-adik SD di Desa Binaan. (Foto: Tim Pengmas)

UNAIR NEWS – Ekis Go To Desa (EGD) tahun ke 3 di selenggarakan pada 26 – 30 November 2021. EGD sendiri merupakan program jangkan panjang Himpunan Mahasiswa (HIMA) Ekonomi Islam (EKIS) UNAIR.  Tahun ini merupakan tahun ke-3 dari total 5 tahun target membina desa.

Mengusung konsep desa binaan, Mahasiswa prodi Ekonomi Islam UNAIR mengajak warga untuk menerapkan prinsip  Islam atau syariah dalam mengelola potensi sumber daya alam di dusun Mangirejo desa wonosalam kabupaten Jombang, Jawa timur.

“Kita memiliki target bahwa adanya penerapan ekonomi islam setidaknya dalam hal pertanian. contohnya di dusun tersebut masih ada praktek ijon, sedangkan kami mau menghilangkan praktik ijon supaya (desa tersebut) lebih baik lagi. Meskipun (dalam praktiknya) kita tidak melabelkan Islam, karena mayoritas disana beragama non muslim,” kata Ketua divisi Hubungan masyarakat Hima Ekis UNAIR, Azmi kamil.

Dikutip dari dari buku panduan Bank Indonesia tentang nilai dan prinsip dasar ekonomi syariah, terdapat beberapa larangan dalam prinsip jual-beli diantaranya Maysir, Ghahrar, Riba dll. Berdasarkan definisi Kamus Besar Bahasa Indonesia, Ijon merupakan Pembelian padi dan sebagainya sebelum masak dan di ambil oleh pembeli sesudah masak. praktik ijon sama dengan Ghahrar atau ketidakjelasan dalam transaksi sehingga berpotensi merugikan salah satu pihak.

“Disana (Dusun Mangirejo) ada pengepul, mayoritas petani kopi disana menjual (hasil perkebunan) kepada pengepul tersebut. Pengepul  bebas mau membelinya kapan saja, bahkan sebelum ditanam sudah dibeli duluan, (sehingga) dampak ekonomi (di dusun Mangirejo) tidak ada peningkatan dibandingkan dengan dusun lain yang mereka punya produk sendiri, Brand sendiri,” ujar  Azmi.

Sebagai informasi, bahwa EGD berkolaborasi dengan Asosiasi Petani Kopi (APK) Wonosalam. APK sendiri merupakan gabungan dari petani kopi setiap dusun, namuan desa wangerejo belum masuk ke dalam organisasi tersebut sehingga APK  wonosalam dipandang sebagai mitra tepat untuk mengedukasi warga dusun mangirejo.

Azmi berharap dengan diadakannya EGD, dusun tersebut dapat mandiri dalam mengelola hasil pertanian kopi sehingga dapat terhindar dari praktik-praktik yang merugikan dan dapat  meningkatkan taraf kehidupan warga dusun mangirejo, desa Wonosalam kabupaten Jombang .

“harapannya EGD bisa memberikan value lebih dan nyata khususnya bagi petani kopi dan (umumnya) kepada seluruh warga dusun mangirejo,” tutup Azmi.

Penulis: Haryansyah Setiawan

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp