Tegakkan Toleransi di UNAIR, AYMF Gelar Sekolah Moderasi Beragama

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Direktur Kemahasiswaan UNAIR Dr. Hadi Subhan saat memberikan sambutan pada Sekolah Moderasi Beragama. (Foto: Istimewa)

UNAIR NEWS – Setara Institute menyebut 10 perguruan tinggi di Indonesia terpapar paham radikalisme, salah satunya ialah Universitas Airlangga. Menanggapi hal tersebut, Kementerian Agama dan Yayasan Puspa Sada Setara bergandengan dengan Airlangga Youth Moslem Forum (AYMF) mengadakan Sekolah Moderasi Beragama.

Sekolah Moderasi Beragama merupakan agenda tahunan dari Kementerian Agama Republik Indonesia yang digelar sebagai upaya meredam dan melawan intoleransi di PTN-BH di Indonesia.

Dalam acara yang mengambil tema “Peningkatan Kapasitas Moderasi Beragama” itu digelar secara offline di Aula Lengkuas Lantai 2 Surabaya Suites Hotel. Adib selaku ketua acara menuturkan bahwasanya acara ini digelar untuk menggiatkan perilaku moderat di lingkungan Universitas Airlangga.

“Universitas Airlangga sebagai 10 PTN yang terindikasi terpapar radikalisme perlu kiranya kita redam dengan mengadakan Sekolah Moderasi Beragama,” ujar Adib, Sabtu (27/11).

Acara yang diikuti oleh 40 peserta yang terdiri dari mahasiswa berbagai prodi dibuka langsung oleh Direktur Kemahasiswaan Universitas Airlangga, Dr. Hadi Subhan, M. H., C.N. Dalam sambutannya, ia menuturkan jika terdapat tiga dosa kampus yakni, intoleransi, peredaran narkoba dan minuman keras, dan perundungan dan kekerasan seksual.

“Jadi kegiatan ini menyasar dosa yang pertama yaitu intoleransi,” tandasnya.

Tak hanya itu saja, Hadi menekankan gerakan moderasi harus dimotori di kampus supaya Universitas Airlangga tidak menjadi kampus intoleran. Intoleran merupakan bibit radikalisme yang merupakan bibit terorisme.

“Jadi kan tahapnya dari intoleransi, radikalisme, dan terorisme,” tukasnya.

Dalam kesempatan itu juga, Hadi menuturkan jika Universitas Airlangga saat ini sudah perlahan mulai mengikis stigma kampus radikal. Ia mengatakan jika toleransi bukan sesuatu yang wacana tetapi memang nyatanya ada di banyak kampus .

“Dahulu saya ingat dua mahasiswa di UNAIR dikuasai oleh orang-orang yang intoleran. Alhamdulillah sekarang dibawah kepemimpinan Prof. Nasih sudah bisa ditepis,” selorohnya.

Sekolah Moderasi Beragama digelar selama tiga hari dengan mendatangkan 4 keynote speaker di masing-masing bagian. Keempat keynote speaker diantaranya Prof. Kacung Marijan, Sunan Fanani S.Ag., M.Pd. I, Haidar Adam, S.H., L,LM., dan Nusron Wachid. (*)

Penulis : Dimas Bagus Aditya

Editor: Nuri Hermawan

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp