Kuliah Tamu Akuntansi Series 4 Adakan Bahasan Tentang Pergantian Profesi Akuntan dan AI

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Kuliah Tamu Akuntansi Series 4 Adakan Bahasan Tentang Pergantian Profesi Akuntan dan AI. (Foto: SS Zoom)

UNAIR NEWS – PSDKU Universitas Airlangga Banyuwangi melalui Himpunan Mahasiswa Akuntansi, Academic Development Department mengadakan Kuliah Tamu 4 sebagai pemahaman secara mendalam mengenai pentingnya Artificial Intelligence (AI) dan Business Intelligence di masa revolusi industri 4.0. Dalam hal ini sekaligus membahas mengenai kontribusi akuntan milenial dalam pengembangan kebijakan ekonomi digital di era Gig Economy.

Kuliah Tamu 4 ini mengusung tema “Membangun Akuntan Millenial yang Berkompeten dalam Digital Era”. Mendatangkan Resha Dwi Ayu Pangesti Mulyono, S.E., M.A., Ak. selaku Dosen Akuntansi FEB Universitas Jember dan Dr.rer.pol. Hamzah Ritchi, CA. selaku Dosen FEB Universitas Padjadjaran sebagai pemateri. Pasalnya, kedua pemateri diberikan subtema yang berbeda namun masih dalam satu cakupan materi yang sama.

Resha membahas mengenai “Peran Artificial Intelligence dan Business Intelligence bagi Akuntan Millennial”. Sedangkan Dr. Hamzah membahas mengenai “Kontribusi Akuntan Millenial dalam Pengembangan Kebijakan Ekonomi Digital di Era Gig Economy”

Dalam materinya, Resha menjelaskan bahwa pada era digital seperti saat ini tidak dapat dipungkiri bahwa manusia akan terganti dengan mesin, karena keseluruhan pekerjaan sepenuhnya akan digantikan oleh teknologi canggih yang diciptakan. Namun, hal ini tidak dapat dijadikan alasan untuk berhenti produktif atas seluruh keterampilan yang dimiliki.

“Memang betul, manusia lebih baik daripada robot. Akan tetapi, hal tersebut bukan kepastian yang selalu sama. Jika manusia tidak mau mengasah kemampuan mereka, mereka harus dengan ikhlas digantikan pekerjaannya dengan sebuah robot,” ujarnya.

Mengenai hal tersebut, Resha berpesan untuk terus mengasah kemampuan, keterampilan, serta kreatifitasnya. “Artinya, dalam hal ini kita harus lebih baik dari sebuah robot, agar kita tidak tergantikan oleh robot itu sendiri,” lanjutnya.

Perkembangan zaman yang maju hingga berevolusi menjadi 4.0 menuntut kita untuk terus survive dalam segala keadaan. Dr. Hamzah juga memaparkan bahwa manusia tidak harus bersaing dengan teknologi canggih seperti robot. Melainkan kita harus hidup berdampingan dan saling melengkapi setiap permasalahan atau pekerjaan yang tersedia.

“jika ditelaah lebih dalam, apabila salah satunya dihilangkan, tidak akan bisa menjadikan dunia lebih baik. Nah, solusinya adalah dengan bekerjasama dan saling membantu perihal problematika yang tengah terjadi dikalangan masyarakat, misal seperti pekerjaan dal lain sebagainya,” ungkapnya.

Akuntansi merupakan salah satu profesi yang dapat dengan cepat tergantikan oleh AI. Oleh karena itu, seorang akuntan harus mau menjadi bagian yang akan melakukan sistem digitalisasi dalam memberikan jasa profesional. “Hal ini merupakan tantangan sekaligus peluang bagi profesi keuangan untuk beradaptasi, atau malah kehilangan daya saing apabila tidak merespon perubahan-perubahan tersebut,” tandasnya.

Penulis : Azka Fauziya

Editor : Nuri Hermawan

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp