Taiwan-Indonesia Forum 2021 Jadi Platform Dialog Akademik Kedua Negara

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
ACARA The Sixth Taiwan-Indonesia Higher Education Virtual Forum 2021 yang diselenggarakan pada Rabu-Kamis (25-26/11/2021). (Foto: istimewa)

UNAIR NEWS – Sebanyak 54 perguruan tinggi di Indonesia dan 58 universitas dari Taiwan tergabung dalam The Sixth Taiwan-Indonesia Higher Education Virtual Forum 2021. Pertemuan internasional yang berlangsung selama dua hari (25-26/11/2021) itu adalah bentuk komitmen untuk mengembangkan kerja sama di bidang pendidikan dan penelitian.

Kali ini, tema yang diusung mengenai tantangan dan peluang pendidikan tinggi di era globalisasi, teknologi digital, dan normal baru. Sedikitnya, 200 pimpinan perguruan tinggi dan CEO Perusahaan dari kedua negara menghadiri forum tersebut. 

Pihak penyelenggara, Prof. Jeffrey J. P. Tsai selaku Presiden Asia University dalam sambutannya menuturkan, gelaran Forum Taiwan-Indonesia ke-6 itu adalah bentuk komitmen untuk mengembangkan kerja sama bertujuan untuk membahas isu-isu penting. Meliputi inovasi pendidikan, tanggungjawab sosial, teknologi, dan isu-isu lainnya.  

“Pandemi Covid-19 telah menimbulkan kesempatan serta tantangan tersendiri bagi perguruan tinggi di era globalisasi teknologi dan new normal. Oleh karena itu, kita menginisiasi pertemuan antar pakar Indonesia dan Taiwan dalam forum virtual ini,” tuturnya.

Di sisi lain, Prof. Mon-chi Lio selaku Wakil Menteri Kementerian Pendidikan Taiwan juga turut hadir dan memberikan sambutan. Dia memandang pertemuan itu adalah jalan yang tepat untuk meningkatkan edukasi dan riset untuk kedua negara.

“Ini adalah kesempatan kita untuk bekerja sama bagi kehidupan yang lebih baik. Apalagi, karena pandemi Covid-19 pemikiran, inovasi, dan kontribusi kita sebagai akademisi perguruan tinggi sangat diperlukan,” ucapnya.

Sementara itu, hadir pula Prof. Ir. Nizam, Ph.D. selaku Dirjen Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Indonesia. Dalam pidatonya, Prof Nizam menuturkan dampak revolusi industri 4.0 dalam dunia pendidikan dan industri. Yang mana mengakibatkan tak sedikit pekerjaan hilang dan tergantikan oleh robot atau machine learning.

Di Indonesia sendiri, sambungnya, 23 juta pekerjaan akan diambil alih oleh robot. Di sisi lain, jenis pekerjaan baru yang memerlukan kemampuan literasi digital mulai bermunculan.

“Menciptakan bidang pekerjaan baru adalah PR yang lebih besar. karena banyak pekerjaan yang belum ada saat ini. Ini adalah tantangan bagi perguruan tinggi untuk memberikan keterampilan bagi lulusannya,” tekan Prof Nizam.

Dalam kesempatan itu, Prof Nizam juga memaparkan Program Kampus Merdeka yang kini tengah berjalan di Indonesia. “Kampus Merdeka menjadi pendekatan yang sangat efektif bagi perguruan tinggi dan mahasiswa, serta bermanfaat bagi industri,” pungkasnya.

Termasuk Mr. John C. Chen, perwakilan TETO, Jakarta dan Budi Santoso, Perwakilan Indonesian Economic and Trade Office untuk Taipei.

Selanjutnya, forum itu diharapkan dapat mewadahi dialog akademik dan menjadi penghubung antara Taiwan dan Indonesia. Khususnya dalam mempromosikan kolaborasi dan peluang pertukaran pelajar bagi kedua negara. (*)

Penulis: Erika Eight Novanty

Editor: Khefti Al Mawalia

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp