Pengabdian Masyarakat sebagai Upaya Pendidikan Karakter Mahasiswa

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Penyampaian materi oleh Prof. Dr. H. Budi Santosa, dr., Sp.OG(K) pada Minggu (21/11/21) melalui Zoom meeting.

UNAIR NEWS – Memperingati Dies Natalis Universitas Airlangga (UNAIR) ke-67 dan Dies Natalis Fakultas Kedokteran (FK) UNAIR ke-108, FK UNAIR mengadakan Airlangga Webinar Conference Series (AWCS) pada Minggu (21/11/21). AWCS kali ini mengangkat tema “Upaya Peningkatan Pelayanan Kesehatan Berbasis Maritim: Refleksi Eskpedisi MARCO-19 RSTKA”. Pada sesi satu AWCS ini menghadirkan Prof. Dr. H. Budi Santosa, dr., Sp.OG(K) dan Prof. Dr. Ni Nyoman Tri Puspaningsih, M.Si.

Pada awal Prof Nyoman menjelaskan peran universitas dalam pengabdian masyarakat (pengmas) dan riset. Pengmas dan riset tidak lepas dari bagian edukasi, pendidikan dilakukan bersama masyarakat atau pengabdian masyarakat. Prof. Nyoman menyebut bahwa kasus yang ada di masyarakat merupakan tantangan sekaligus peluang. Universitas terjun ke masyarakat menyelesaikan kasus dengan riset dan kemudian ada project-project peningkatan/pengembangan dalam masyarakat.

“Tentu oleh UNAIR sudah dikemas dalam Smart University yaitu riset yang punya outcome dan impact bagi masyarakat. Jadi tidak hanya riset untuk publikasi ilmiah saja tapi ber-impact bagi masyarakat. Impact-nya itu dilakukan dalam pengabdian masyarakat sehingga dampak ini dirasakan termasuk dalam layanan kesehatan dan berkolaborasi dengan industri dan praktisi di bidang kewirausahaan,” jelasnya.

Selanjutnya Prof. Budi menjelaskan bahwa pengabdian masyarakat sebagai upaya pendidikan karakter mahasiswa. Prof. Budi menyebut bahwa mahasiswa khususnya mahasiswa kedokteran harus memiliki skill yang berkaitan dengan pengabdian masyarakat. Skill yang harus dimiliki di antara adalah culture and civic literacy, critical thinking/problem solving, collaboration, initiative, leadership, dan social and culture awareness.

“Dari lulusan atau pembekalan terhadap mahasiswa di abad 21 ini skill yang harus harus dimiliki adalah sejumlah 16. Dari 16 itu yang berkaitan dengan masalah jiwa pengabdian kepada masyarakat itu adalah culture and civic literacy, critical thinking atau problem solving, collaboration, initiative, leadership, dan social and culture awareness,” ucap Prof Budi.

“Ini yang harus menjadi catatan bahwa selama kita mendidik mahasiswa nantinya diharapkan dokter-dokter memiliki kompetensi yang berkaitan dengan pengabdian masyarakat tersebut,” tambahnya.

Skill dalam Pengabdian masyarakat

1. Culture and civic literacy: kemampun untuk memahami, menghargai, menganalisis dan menerapkan pengetahuan humaniora.

2. Critical thinking/problem solving: kemampuan mengidentifikasi, menganalisis dan mengevaluasi situasi, ide dan informasi untuk merumuskan tanggapan dan solusi.

3. Collaboration: menunjang adanya IPE, IPC, kemitraan lintas sektor, pasien dan keluraga, serta masyarakat.

4. Initiative: melakukan sesutau sebelum orang lain atau sebagai inisiator/pelopor.

5. Leadership: proses pengaruh sosial, memaksimalkan upaya bersama, menuju pencapaian tujuan.

6. Social and culture awareness: kemampuan untuk berempati dengan orang lain, menghargai latar belakang dan budaya yang berbeda. (*)

Penulis: Wiji Astutik

Editor: Binti Q. Masruroh

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp