Karakterisasi Sekretom Skleraksis dan SRY-Box9 dari Sel Punca Adiposa untuk Terapi Tanpa Sel pada Cidera Jaringan antara Tendon-Tulang

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh clinicaledge.co

Robekan pada tendon Rotator cuff (tendon pada sendi bahu) adalah cidera pada jaringan antara tendon-tulang yang paling sering terjadi. Hampir semua cidera pada tendon Rotator cuff  dapat diperbaiki melalui artroskopi (operasi melalui irisan kecil dengan menggunakan teropong) dengan material implant terbaru, namun angka kegagalan pada area ini masih cukup tinggi pada follow up jangka panjang yang dapat mengurangi kekuatan dari otot tersebut. Robekan total dari tendon Rotator cuff paling banyak ditemui pada pasien berusia tua, terutama di atas 60 tahun. Penyebab robekan tersebut terdiri dari beberapa faktor, seperti perubahan degeneratif dan adanya mikro/makro trauma. Lokasi anatomi dari tendon tersebut yang juga berada di dalam synovial juga menjadi faktor penyebab susahnya proses penyembuhan dari tendon.

Terdapat dua standard pilihan terapi untuk menangani cidera tendon tersebut, yaitu nonoperatif (farmakologis) dan operatif. Sebagai tambahan pada intervensi farmakologis dan operasi, penggunaan terapi dengan sel punca saat ini sedang populer dan menjadi terapi yang menjanjikan untuk penyembuhan dan regenerasi pada cidera tendon. Sel punca mesenkimal dari jaringan adiposa (lemak) menjadi salah satu bahan terapi yang dapat meningkatkan potensi penyembuhan dan memicu regenerasi pada tendon dan otot karena merupakan sel-sel progenitor yang dapat berproliferasi dan berdiferensiasi menjadi beberapa tipe dari sel mesenkimal, seperti tenosit (sel tendon), miosit (sel otot), kondrosit (sel tulang rawan), dan juga dapat mempengaruhi produksi faktor pertumbuhan dan sitokin. Kemampuan ini menguntungkan karena dapat mempercepat proses penyembuhan pada area jaringan antara tendon-tulang.

Sebagai tambahan dari kemampuan multidiferensiasi dari sel punca, dikatakan dari banyak penelitian bahwa efek terapi yang didapatkan dari sel punca mesenkimal berasal dari aktivitas sekresi faktor pertumbuhan, sitokin, dan vesikel, yang secara kolektif disebut sebagai sekretom. Sekretom sel punca mesenkimal mengandung banyak molekul sinyal, termasuk faktor pertumbuhan dan sitokin yang memodulasi perilaku sel, seperti proliferasi, diferensiasi dan produksi matriks ekstraseluler yang menyediakan efek pro dan antiinflamasi. Baru-baru ini terdapat penelitian yang menyatakan jaringan antara tendon-tulang dari tikus berasal dari sekretom SRY-box9 (Sox9) yang penting untuk pembentukan sel tulang rawan dan Skleraksis (Scx) yang penting untuk pembentukan sel tendon. Walaupun peran Sox9 dan Scx pada perkembangan jaringan antara tendon-tulang masih belum jelas, penelitian pada meniskus (bantalan sendi lutut) orang dewasa menunjukkan bahwa Sox9 penting untuk menjaga integritas jaringan fibrokondrosit dari meniskus. Oleh karena itu, maka penting untuk saat ini dilakukan penelitian mengenai karakteristik dari jaringan antara tendon-tulang untuk dapat mengarahkan penggunaan terapi tanpa sel, yaitu dengan menggunakan sekretom.

Penelitian untuk mengetahui karakterisasi sekretom Sox9 dan Scx ini dilakukan pada kondisi oksigen normal (normoksia) dan oksigen rendah (hipoksia) karena dari beberapa penelitian sebelumnya mendapatkan hasil bahwa kondisi oksigen rendah dapat meningkatkan sekretom dari sel punca. Untuk mendapatkan karakter sekretom yang diinginkan, penelitian ini juga membagi populasi sel punca menjadi 2, yaitu yang ditanami dengan jaringan antara tendon-tulang dan yang tidak ditanami jaringan. Hal ini untuk membuktikan apakah penanaman jaringan pada sel punca dapat mengarahkan karakter dari sekretom yang disekresi.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa jaringan antara tendon-tulang yang ditanamkan pada sel punca mesenkimal adiposa pada kondisi oksigen rendah menunjukkan tren positif dalam usaha regenerasi pada cidera jaringan antara tendon-tulang melalui induksi sekretom Sox9 dan Scx. Dari hasil ini, maka kita dapat mengetahui formulasi cara membuat lingkungan yang tepat pada saat mengkultur sel punca untuk mendapatkan karakter sekretom yang optimal untuk regenerasi jaringan yang diinginkan, dalam hal ini sel tendon dan tulang rawan. Jika kita sudah dapat memproduksi sekretom ini dengan optimal, maka arah terapi kita di masa depan bukan lagi terapi berbasis sel, seperti pada penggunaan sel punca, tetapi beralih ke terapi tanpa sel. Terapi tanpa sel ini lebih menguntungkan karena dapat mengurangi resiko terjadinya penolakan sel yang ditransplantasikan dan lebih baik dalam integrasi dengan lingkungan sekitarnya.

Penulis: Dr. Heri Suroto, dr., Sp.OT(K)

Link: https://www.scientific.net/JBBBE.52.76

Judul Jurnal: Characterization of Scleraxis and SRY-Box 9 from Adipose-Derived Stem Cells Culture Seeded with Enthesis Scaffold in Hypoxic Condition

Dipublikasikan di: Journal of Biomimetics, Biomaterials and Biomedical Engineering

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp