Depresi pada Ibu Berhubungan dengan Penurunan Kecerdasan dan Kemampuan Sosial Emosional Anak sejak Balita hingga Pra-Remaja

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto oleh Herald Sun

Tinggi badan, status anemia, depresi pada ibu dan kualitas lingkungan rumah anak telah diketahui merupakan faktor risiko dari penurunan perkembangan kecerdasan dan perilaku anak.  Namun demikian, bagaimana mekanisme terjadinya dampak tersebut dan kapan waktu yang penting pada masa kanak-kanak di mana faktor risiko tersebut dapat dicegah, belum banyak dipelajari.

Summit Institute for Development (SID) melakukan penelitian acak terkontrol dengan memberikan suplemen multimikronutrien atau suplemen zat besi dan folat pada 31.290 ibu hamil di Lombok pada tahun 2001-2004.  Studi lanjutan dilakukan pada tahun 2006 ketika anak dari ibu hamil tersebut berusia 3.5 tahun dan pada tahun 2012 – 2014 ketika anak tersebut berusia 9 – 12 tahun.  Data dari studi awal dan lanjutan tersebut memungkinkan penelitian yang mendalam mengenai dampak jangka panjang dari kondisi sejak hamil dan balita.  Oleh karena itu, Elizabeth Prado, seorang peneliti  dari University of California Davis, bekerjasama dengan Susy K. Sebayang dari Universitas Airlangga, peneliti dari SID, Lancaster University, Georgetown University, Universitas Mataram dan Oxford University melakukan penelitian untuk mencari jawaban atas pertanyaan tersebut. 

Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa status hemoglobin balita, kondisi depresi masa balita dan lingkungan rumah berhubungan dengan kecerdasan balita dan kecerdasan saat balita berhubungan dengan kecerdasan saat pra-remaja.  Kondisi ibu yang mengalami depresi saat anak berusia balita dan perubahan kondisi depresi ibu saat pra-remaja berhubungan dengan permasalahan sosial emosional pada anak saat balita dan saat pra-remaja.  Sementara itu, berbeda dari yang diperkirakan, ternyata tidak ditemukan hubungan antara tinggi badan saat balita dengan kecerdasan saat masa pra remaja.  Namun, tinggi badan saat balita tampak berhubungan dengan permasalahan sosial emosional pada saat pra-remaja.  Penelitian ini juga menunjukkan bahwa faktor lingkungan sosial yaitu kualitas lingkungan rumah dan kondisi mental ibu lebih besar hubungannya dengan kecerdasan dan kemampuan sosial emosional pra-remaja dibandingkan dengan faktor biomedis seperti tinggi badan dan anemia. 

Pemerintah Indonesia perlu berinvestasi dengan program yang komprehensif bagi balita untuk menjamin perkembangan kecerdasan dan kemampuan sosial emosional generasi muda Indonesia.  Program yang dibutuhkan terutama pencegahan anemia pada balita, pencegahan dan penanganan depresi pada ibu, dan program peningkatan kapasitas pengasuhan anak di dalam rumah, tidak hanya dalam hal gizi anak tetapi juga stimulasi kecerdasan anak.  Selain itu, untuk mendukung perkembangan kecerdasan dan kemampuan sosial emosional anak pasca balita, program pencegahan anemia dan kekurangan gizi serta pencegahan dan penanganan depresi pada ibu perlu dilanjutkan hingga masa remaja.  

Agar program komprehensif bagi balita untuk mendukung pertumbuhan, perkembangan kognitif serta pencapaian kesehatan optimalnya dapat terlaksana, tentunya diperlukan kolaborasi dengan berbagai pihak. SID sebagai salah satu organisasi sosial masyarakat (Civil Society Organization) yang telah hampir 2 dekade ini bekerja dekat dengan pemerintah dan masyarakat setempat telah aktif melaksanakan dan menguji program serupa. Dengan mengusung standar global dan memberikan dampak lokal, SID mengintegrasikan tiap aktivitas dengan program pemerintah sehingga tercipta kolaborasi yang berkelanjutan. Hal ini dilakukan guna mendukung kesehatan ibu dan balita di Indonesia.

Saat ini SID sedang melaksanakan penelitian mengenai stress maternal di masa pandemi COVID-19 dalam kaitannya dengan kecerdasan anak. Pandemi COVID-19 telah banyak diketahui berdampak pada kesehatan fisik maupun psikologis seseorang, tidak terkecuali pada ibu dan keluarganya. Pembatasan aktivitas di luar rumah, masalah sosial ekonomi akibat pandemi, dan kecemasan dapat meningkatkan stress pada ibu. Sementara, peran ibu dalam pertumbuhan dan perkembangan anak sangatlah sentral namun dampak dari stress maternal akibat pandemi terhadap kecerdasan anak masih belum dapat dievaluasi. Oleh karena itu, SID melaksanakan penelitian berbasis komunitas di Lombok yang sekaligus terintegrasi dengan program THRIVE-GEN (Thriving Generation). Program THRIVE GEN sendiri (2019-2021) merupakan proyek yang terintegrasi dengan program Generasi Emas NTB (GEN NTB 2025). Tujuan utama kedua program ini adalah mewujudkan generasi penerus berkualitas dengan memberikan intervensi sistematis dengan meningkatkan pelayanan selama kehamilan (antenatal care), persalinan (postnatal care/PNC) dan memberikan stimulasi dan pendidikan pada masa usia dini yang didukung pula oleh sumber daya manusia berkualitas. Seluruh intervensi ini merupakan upaya menjawab faktor sosial yang berkaitan dengan pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini, dimana hal ini sejalan dengan program GEN NTB 2025. Program GEN NTB 2025 sendiri tercetus setelah studi lanjutan SUMMIT 10-year follow up pada tahun 2006 terlaksana, sebagaimana telah dijelaskan di atas.

Program yang sedang dijalankan SID ini juga didukung oleh mitra lokal yang bekerja dekat dengan masyarakat. Muhtasar Ayubi, kepala desa Aikmel Utara, Lombok Timur mengungkapkan dukungan dan harapannya terhadap keberlanjutan program SID khususnya pada kegiatan kelas parenting dan pengukuran kognitif pada anak yang dilakukan di wilayah desa Aikmel Utara. Menurut beliau, program SID ini  merupakan kegiatan positif yang sangat perlu di dukung dan ditindaklanjuti.

“…… Harapannya mudah-mudahan kedepannya dari apa yang sudah diberikan (SID) pemahaman ke masyarakat ada tindak lanjut dari kegiatan ini artinya tidak lepas begitu saja, setelah berakhir kegiatannya mungkin ada bimbingan kepada ibu-ibu kader atau kepala dusun untuk tetap mengedukasi masyarakat terkait dengan apa yang telah disampaikan di tengah-tengah masyarakat (materi KARANA)….”

Selain itu, pak Muhtasar juga berharap agar SID dapat melanjutkan kegiatan-kegiatan serupa di wilayah desa Aikmel utara  yang dapat meningkatkan pemahaman masyarakat sehubungan dengan pola asuh anak di masa pandemi.

Sejalan dengan pak Muhtasar, HJ. Nurhidayati, SST, MPH Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Lombok timur menyampaikan apresiasinya kepada SID yang terus berkontribusi untuk kemajuan Lombok Timur dengan program-programnya

“….. Ya menyambut baik dengan senang hati lah kalau seperti itu (Kegiatan kelas parenting dan tes kognitif anak)…….. (Kami Dinkes Lotim) syukur banget setelah penelitian ini ada suatu interpretasi dan suatu solusi, artinya kami berharap untuk bersama-sama bisa memberikan solusi yang bisa diberikan SID, mungkin kedepannya setelah SID memberikan rekomendasi seperti ini apalagi ditunjukkan dengan hasil intervensi ternyata dampaknya lebih seperti itu…….. syukur kalau ternyata ada jaringan lain yang bisa di combine untuk melakukan intervensi terhadap masalah stress ini, ternyata ada penguatan untuk skill mereka untuk mendongkrak ekonomi, misalnya ada pelatihan ibu bagian dari kelas parenting yang bisa membuat kelas ini menjadi lebih menarik”

Khaerul Anwar, S.KM, M.Kes selaku koordinator dari Sekretariat Generasi Emas NTB (GEN NTB 2025) juga mengapresiasi SID karena telah melaksanakan kegiatan Parenting bagi keluarga-keluarga di Lombok Timur dengan menggunakan modul KARANA.

“…..Antusiasme masyarakat sangat baik sekali untuk kegiatan parenting ini sehingga kami dari sekretariat Generasi Emas NTB berterimakasih dan kegiatan ini juga sesuai dengan program-program yang telah kita laksanakan selama ini. Demikian juga dengan kegiatan untuk meningkatkan kognitif anak balita dan penilaian stress maternal dalam pengasuhan anak di masa pandemi Covid-19 sebagai upaya untuk pembangunan sumber daya manusia dalam jangka panjang di Provinsi NTB. Semoga kerjasama ini dapat dilanjutkan oleh masing-masing pemerintah daerah dalam hal ini Pemerintah Kabupaten Lombok Timur”

Penulis: Susy Katikana Sebayang, SP., MSc.PHD

Artikel lengkap mengenai penelitian ini dapat dibaca pada link berikut: https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0277953621007280

Artikel ini didedikasikan kepada Dr. Husni Mu’adz, yang tutup usia pada tanggal 24 Juli 2021.  Dr. Husni Mu’adz adalah anggota dari tim peneliti yang selama hidupnya sangat berdedikasi dalam upaya meningkatkan kesehatan, pendidikan dan kesejahteraan masyarakat Nusa Tenggara Barat pada khususnya dan bangsa Indonesia pada umumnya.  Semoga karya beliau selalu memberi manfaat di tingkat lokal, nasional dan juga global hingga ke generasi mendatang.

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp