Lakukan Riset Sejarah Prabu Airlangga, UNAIR-UNHI Jalin Kerja Sama

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
FOTO bersama Prof. Dr. Ni Nyoman Tri Puspaningsih, M.Si dengan BKMP dan perwakilan UNHI. (Foto: Dokumentasi Pribadi)

UNAIR NEWS – Dalam rangka meningkatkan tridharma perguruan tinggi, Universitas Airlangga (UNAIR) kembali menjajaki kerja sama dengan Universitas Hindu Indonesia (UNHI). Kerja sama tersebut ditandai dengan penandatanganan Memorandum of Agreement (MoA) pada hari Selasa (23/11).

Selaku Wakil Rektor Bidang Riset, Inovasi dan Community Development Universitas Airlangga, Prof. Dr. Ni Nyoman Tri Puspaningsih, M.Si menyebutkan bahwa kolaborasi tersebut merupakan upaya kerja sama riset sejarah mengenai Prabu Airlangga. “Setelah sebelumnya UNHI mengadakan penelitian sejarah kebudayaan Udayana, kini UNHI memfokuskan riset kepada sejarah Prabu Airlangga yang dekat dengan sejarah dari agama Hindu,” jelasnya.

Maka program studi Ilmu Sejarah yang bernaung dibawah Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UNAIR menjadi mitra yang tepat  bila disandingkan dengan tujuan riset sejarah. “Kebetulan di prodi Sejarah FIB, sedang meneliti Prabu Airlangga dengan situs-situsnya,” tukasnya.

Prabu Airlangga sebagai tokoh Hindu yang memiliki kerajaan besar di Indonesia menjadi salah satu tonggak pengembangan agama Hindu. “Selain itu, saya sampaikan bahwa sejarah punya nilai scientific yang penting, karena sejarah merupakan perjalanan keilmuan yang dalam,” sebut wakil rektor asal departemen fakultas sains dan teknologi tersebut.

Tepat setahun setelah adanya rancangan kerja sama pengembangan Program Studi Vokasi Kesehatan Tradisional di tahun 2020, pertemuan ini juga menjadi kelanjutan dari langkah kerja sama antara program studi Pengobatan Tradisional (Battra) Fakultas Vokasi (FV) UNAIR dengan UNHI. Kedepannya, selain program studi Ilmu Sejarah dan Pengobatan Tradisional, UNHI dan UNAIR juga tengah membicarakan kerja sama di bidang lain seperti ekonomi, kesehatan, perikanan, kedokteran hewan, dan lain-lain.

“Perubahan ekonomi di Bali sejak pandemi Covid sangat terasa karena tergantung pada satu bidang yaitu pariwisata, sehingga harus mengembangkan ekonomi diluar pariwisata, jadi diharapkan adanya riset pengembangan terpadu yang bukan hanya pariwisata, namun juga di bidang pertanian, kelautan, perikanan, untuk mengoptimalkan potensi yang ada,” tuturnya. 

Prof Nyoman berharap nantinya kerja sama akan terus digaungkan demi kemajuan bersama, utamanya dalam mewujudkan tridharma perguruan tinggi. (*)

Penulis : Stefanny Elly

Editor : Khefti Al Mawalia

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp