Kandungan Kimia Sargassum Sp. Dari Yogyakarta dan Nusa Tenggara Timur

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto by Revista Panaroma

Indonesia terdiri dari kepulauan dengan jumlah 17 ribu lebih pulau dan terletak di katulistiwa yang kaya akan matahari. Kondisi geografis ini sangat menguntungkan untuk tumbuhnya rumput laut di sepanjang pesisir pantai. Rumput laut (makroalga) disebut algae adalah ganggang yang berbentuk oliseluler dan hidup di laut. Di dunia ada 8.000 spesies rumput laut dan di Indonesia ditemukan 782 jenis rumput laut dengan rincian: 134 alga coklat, 196 alga hijau dan 452 alga merah.

Rumput laut (seaweed) merupakan salah satu komoditas ekspor yang potensial untuk dikembangkan. Komoditas ekspor rumput laut karena nilai ekonomis tinggi terutama dari genus Euchema, Gelidium, Glacillaria, Hypnea dari kelas alga merah dan Sargassum dari alga coklat. Alga coklat yang banyak diekspor adalah genus Sargassum sp. Jumlah Sargassum sp di dunia ada sekitar 400 spesies dan 50 spesies ada di Indonesia, namun yang berhasil diidentifikasi baru 15 saja Sargassum yang berhasil diidentifikasi yaitu S. aquafolium, S. binderi, S. crassifolium, S. duplicatum, S. echinocarpum, S. gracilimum, S. hidrix, S. microphyllum, S. obstusifolium, S. plagicifolium, S. polyceratium, S. polycystum dan S. vulgare Sampai saat ini belum ada budidaya Sargassum dan belum dimanfaatkan  dengan maksimal.

Di Indonesia, Sargassum sp. memiliki sebaran yang luas dan bervariasi. Jenis rumput laut tersebut termasuk tumbuhan yang dominan dan terdistribusi di seluruh perairan Indonesia, antara lain di Selat Sunda, Perairan Bangka Belitung, Karimunjawa, Pantai Selatan Pulau Jawa, Pantai Bali, Pantai Lombok, Kupang, Kalimantan Timur, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, Ternate, Ambon, Teluk Lampung, dan Perairan Natuna.

Sargassum sp. mempunyai banyak senyawa yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Kandungan senyawa kimia utama Sargassum sp. antara lain, alginat, fukoidan, protein, vitamin C, tanin, yodium, dan fenol. Kandungan koloid alginat dari Sargassum sp. sangat penting, karena digunakan cukup luas dalam industri, yaitu sebagai bahan pengental, pensuspensi, penstabil, pembentuk film, gel, disintegrating agent, dan bahan pengemulsi. Sehubungan dengan fungsi tersebut, maka alginat banyak dibutuhkan untuk industri, seperti farmasi (5%), tekstil (50%), makanan dan minuman (30%), kertas (6%), dan industri lainnya (9%). Sargassum sp. juga mengandung pigmen fotosintetik. Sebagian besar komosisi Sargassum sp adalah karbohidrat 47,65%, serat kasar 28,59%, protein 5,53, lipid 0,74%. Hasil penelitian menunjukkan  kandungan  dan  komposisi pigmen Sargassum sp., yaitu klorofil a (52,82%); fukoksantin (20,95%); turunan klorofil a (14,88%); total ksantofil (8,46%); β-karoten (1,49%); klorofil c (1,05%); serta turunan klorofil c (0,35%).

Pada penelitian sebelumnya telah dilaporkan bahwa alginat dari S. duplicatum yang dikombinasi dengan ekstrak okra dan S. ilicifolium ektrak kulit manggis menunjukkan bahwa hasil kedua kombinasi tersebut dapat menyembuhkan luka terbuka pada mencit yang menderita diabetes. Dalam penelitian ini akan dilakukan  skrining fitokimia untuk mengetahui kandungan kimia dengan pelarut yang berbeda dari Sargassum sp yang berasal dari Yogyakarta dan Nusa Tenggara Timur. Pelarut yang digunakaan yaitu n-heksana (non polar), etil asetat (semi polar) dan etanol (polar). Hasilnya menunjukkan bahwa Sargassum sp yang berasal dari Yogyakarta dan Nusa Tenggara Timur mengandung senyawa-senyawa flavonoid, tannin, terpenoid dan steroid dalam ketiga pelarut yang telah disebutkan dan saponin dalan pelarut etanol.

Dari penelitian ini diharapkan dapat dilanjutkan untuk mengisolasi senyawa murni dari kedua Sargassum sp tersebut dan dilakukan uji aktivitasnya.

Penulis: Dheasy Herawati, Pratiwi Pudjiastuti

Judul dari prosiding: Effect of Different Solvents On The Phytochemical Compounds of Sargassum sp. From Yogyakarta and East Nusa Tenggara

Annual Conference on Science and Technology Research (ACOSTER) 2020

Journal of Physics: Conference Series 1783 (2021) 012001

IOP Publishing, doi:10.1088/1742-6596/1783/1/012001

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp