Hubungan antara Kadar Interleukin-6 dengan Skor PSI pada Pasien Pneumonia Komunitas

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto oleh kirani.id

Pneumonia sampai saat ini masih menjadi masalah kesehatan global dan dilaporkan memiliki angka morbiditas dan mortalitas yang tinggi di seluruh dunia. Pneumonia komunitas (Community Acquired Pneumonia) adalah pneumonia yang didapat di masyarakat. Penyakit ini menyebabkan angka rawat inap sebanyak 1,3 juta orang per tahun dan tercatat sebagai penyebab komplikasi sepsis berat terbanyak akibat infeksi. Pneumonia komunitas termasuk penyakit yang memerlukan penanganan serius, karena dapat berakibat fatal dengan angka kejadian yang tinggi, insiden mulai dari 2 sampai 12 kasus per 1.000 penduduk per tahun dan merupakan penyebab utama mortalitas dari penyakit akibat infeksi. Akurasi skor PSI maupun skor penilaian lain dalam memprediksi luaran penyakit pneumonia masih banyak diragukan, sehingga belakangan ini beberapa biomarker seperti sitokin proinflamasi dan hormon adrenokortikal banyak diteliti manfaatnya sebagai penilaian luaran dan keparahan penyakit.

Hubungan Interleukin-6 dan skor PSI (Pneumonia Severity Index)

Penilaian keparahan pneumonia merupakan komponen penting dalam tatalaksana pneumonia komunitas. Sistem skor ini dapat mengidentifikasi apakah pasien dapat berobat jalan atau rawat inap, dirawat di ruangan biasa atau intensif. Pneumonia Severity Index (PSI) diperkenalkan pada tahun 1997, skor ini terdiri atas beberapa variabel klinik yang membagi pasien menjadi 5 tingkatan berdasarkan risiko mortalitas dalam 30 hari, sehingga dapat membantu menentukan perawatan terhadap penderita pneumonia. Skor PSI menggunakan dua langkah algoritma dengan membagi pasien dalam 5 kelas berdasarkan risiko mortalitas dalam 30 hari. Risiko rendah (kelas I-III), risiko sedang (kelas IV), dan risiko tinggi (kelas V). Skor ini mewakili prediksi yang baik dan direkomendasikan untuk digunakan pemakaiannya oleh American Thoracic Society (ATS) dan Infectious Disease Society of America (IDSA). Penatalaksanaan pneumonia diharapkan dapat lebih baik, membantu klinisi untuk menentukan keparahan penyakit, kebutuhan pasien akan rawat inap atau perawatan ICU, evaluasi diagnostik, pengobatan yang memadai, dan penilaian untuk menentukan lama rawat inap. Namun, pemeriksaan ini tidak dapat mencerminkan respon inflamasi secara langsung.

Interleukin 6 adalah sitokin dengan multi fungsi yang mempunyai peran utama dalam sistem pertahanan tubuh manusia oleh karena memiliki aktivitas yang luas terhadap sistem imun dan hematopoetik, serta kemampuan yang poten dalam menginduksi respons fase akut inflamasi. IL-6 yang dikeluarkan oleh makrofag dan sel limfosit T memiliki berbagai aktivitas, beberapa penelitian in vivo membuktikan bahwa IL-6 memiliki peran sebagai aktivator dari sistem imun, inflamasi, dan kontrol metabolisme . Interleukin-6 dengan fungsi pleiotropiknya berkaitan dengan patofisiologi berbagai penyakit, sehingga peneliti berasumsi akan erat kaitannya dengan pengukuran derajat keparahan pneumonia (skor PSI) berdasarkan faktor demografi, faktor komorbiditas dan pemeriksaan laboratorium.

Metode dan Hasil

Rancangan penelitian yang digunakan adalah analitik observasional dengan studi cross sectional. Total sebanyak 26 pasien yang dirawat inap di ruang perawatan paru RSUD Dr. Soetomo Surabaya yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi diikutkan dalam penelitian ini. Hasil yang diukur adalah skor PSI, dan kadar interleukin 6 yang diambil pada hari pertama pasien dirawat.

Hasil penelitian didapatkan rata-rata ± Standar deviasi (SD) dari skor PSI dan kadar interleukin 6 adalah 88,58 ± 25.511 dan 161,860 ± 75,0042. Titik potong dari IL-6 adalah 184,182 dengan AUC 28% (95% Interval kepercayaan 10,4% – 45,6%) dengan nilai p >0,05. Adanya korelasi positif yang kuat dan bermakna antara kadar interleukin 6 dan skor PSI dengan r = 0,673 (p value <0.05),

Kesimpulan dari  penelitian ini kadar Interleukin 6 dan skor PSI memiliki korelasi positif yang kuat dan bermakna, sehingga bila skor PSI penderita meragukan dapat dilengkapi dengan pemeriksaan interleukin 6 sebagai pemeriksaan penunjang.

Penulis: Resti Yudhawati, dr., Sp.P(K) dan Evi Yuniawati, dr., Sp.P

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di:

https://japer.in/article/correlation-of-serum-interleukin-6-level-and-pneumonia-severity-index-score-in-patient-with-communit-wjvilndiunarjrf

Resti Yudhawati and Evi Yuniawati (2021). Correlation of serum interleukin-6 level and pneumonia severity index score in patient with community-acquired pneumonia. Journal of Advanced Pharmacy Education & Research, 11(3):58–62 https://doi.org/10.51847/9Vb1tFdXHU

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp