Dry eye disease (DED) adalah kondisi okular kronis yang secara signifikan mempengaruhi fungsi visual. Dalam beberapa tahun terakhir terjadi peningkatan epidemiologi DED. Di Indonesia, mayoritas DED adalah 37,6% pada kelompok usia 40-49 tahun dan 1,4 kali lebih tinggi pada pria dari pada wanita. Penyebab utama terjadinya DED adalah adanya defek pada epitel permukaan okuli yang memicu terjadinya reaksi inflamasi. Saat ini terapi utama untuk DED adalah bersifat suportif namun belum memberikan hasil yang optimal. Beberapa studi meneliti potensi dari sekretom sel punca mesenkimal limbul sebagai terapi DED karena memiliki potensi regenerasi pada sel epitel kornea. Sekretom berasal dari sel punca mesenkim yang mengandung berbagai macam zat bioaktif, faktor larut, faktor pertumbuhan, dan antiinflamasi.
Pada penelitian ini, sebanyak 30 ekor kelinci New Zealand dibagi secara acak menjadi tiga kelompok. Sepuluh ekor kelinci diinduksi menjadi DED model dengan pemberian tetes sekretom sel punca mesenkimal limbus, 10 kelinci lainnya diberikan tetes balance salt solution , dan 10 kelinci sebagai kontrol normal tanpa perlakuan tanpa terapi. Selanjutnya, diakukan pemeriksaan test fluoerescein dan pemeriksaan densitas sel goblet. Didapatkan hasil, pada kelompok dengan tetes sekretome sel punca mesenkimal limbus didapatkan regenerasi sel epitel kornea dibandingkan kelompok BSS dan kelompok kontrol normal. Pada kelompok dengan tetes sekretome sel punca mesenkimal limbus didapatkan densitas sel goblet lebih tinggi dibandingkan kelompok BSS.
Penulis: Ni Made Inten Lestari, Evelyn Komaratih, Fedik A. Rantam, Yuyun Rindiastuti, Cita R.S Prakoeswa
Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di: https://ijrp.org/paper-detail/2169
Judul Jurnal: Therapeutic Potential of Limbal Mesenchymal Stem Cell Secretome for Repair Ocular Surface in Experimental of Dry Eye Disease https://doi.org/10.47119/IJRP100831820212187
